Jodoh-1

3 3 0
                                    

Aku terlelap bersama tumpukan pertanyaan di otakku. Sepertinya aku akan tidur sampai siang mengingat besok adalah hari Sabtu. Akhirnya aku bisa istirahat.

_________________________________________

Malam harinya ayah ku mengajakku makan malam bersama keluarga Jimin. Sungguh, aku sangat gugup saat ini. Akankah keluarganya menerima ku? Aku bukan seorang gadis yang cantik dan pandai memakai riasan wajah. Bahkan aku hanya memakai pelembab dan bedak saat keluar.

Yah, kecuali hari ini. Aku memakai sedikit polesan lipstick. Aku juga memakai baju yang kasual dengan rok selutut. Kali ini aku tak ingin mempermalukan keluarga ku.

Kami memasuki rumah yang cukup besar itu dan di sambut oleh beberapa penjaga. Mereka menambah rasa gugup ku saja! Aku melihat banyak makanan yang tersaji di atas meja makan.

'Apa mereka sungguh akan menghabiskan semuanya?' monolog ku dalam hati.

Tuan dan nyonya Park cukup ramah ternyata. Tapi tunggu, aku melihat laki-laki itu. Laki-laki yang mabuk di bis saat aku akan berangkat sekolah. Dia yang membuat kakiku pegal karena harus berdiri di bus. Apa dia Park Jimin??! Tidak, tidak, aku tak akan setuju menikah dengan seorang pemabuk sepertinya!

Aku bernapas lega setelah Nyonya Park mengenalkannya sebagai Park Yoongi, bukan Jimin. Dia kakak Jimin. Huh, kakak ipar ku seorang pemabuk.

Terdengar suara seseorang yang menuruni tangga. Ku lihat wajahnya masih seperti anak-anak. Bahkan lemak bayi masih ada di wajahnya. Dia sangat manis, apa dia Jimin? Ya, aku sedikit berharap. Setidaknya dia tidak terlihat menyeramkan bukan?

Harapanku pupus begitu saja saat Nyonya Park mengenalkannya sebagai Park Jungkook, Adik Jimin. Lalu dimana Jimin?

"Kookie, dimana kakakmu?" Tanya Tuan Park.

"Kak Jimin masih di kamar yah, sepertinya sedang bersiap." Jawab Jungkook dengan senyum manisnya.

Tak lama setelah itu, terdengar lagi suara kaki yang menuruni tangga. Kali ini benar-benar Jimin kan? Sepertinya, sejak tadi keadaan terus mempermainkan ku.

Ya, dia benar Jimin. Tatapan matanya terlihat seperti kak Yoongi. Tapi sedikit lebih besar. Kulit nya seputih susu, bibirnya seperti ceri. Dia bahkan terlihat lebih cantik dari ku. Dunia memang tidak adil! Bagaimana seorang pria bisa terlihat lebih cantik?!

Dia tak terlalu tinggi, tapi lebih tinggi dari ku. Tangannya sangat mungil, dan dia terlihat sangat imut. Benarkah dia yang akan menikah dengan ku?

Jimin duduk di bangkunya yang berhadapan langsung denganku. Dia hanya tersenyum sekilas kemudian melanjutkan makannya.

Setelah makan malam usai, orang tuaku dan orang tua Jimin mulai membicarakan tentang pernikahan. Aku pasrah saja dan kulihat Jimin pun tak menolak.

'Ini akan berjalan baik bukan?' batinku.

Nyonya Park mengajakku berkeliling di rumahnya. Rumahnya lumayan besar. Ada dua tingkat, lantai bawah digunakan untuk ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dan ada satu ruangan yang cukup menarik perhatianku. Di pintunya tertulis Genius lab, saat ku tanya Nyonya Park ternyata itu ruang studio milik kak Yoongi. Dia bahkan tak mengijinkan keluarganya untuk masuk. Semua orang pasti butuh privasi, tapi apa keluarga juga tak boleh masuk? Dasar aneh.

Aku dan Nyonya Park menuju lantai dua, di sana terdapat beberapa kamar. Ada kamar utama untuk Tuan dan Nyonya Park. Tiga kamar berderet yang dapat ku tebak itu kamar siapa. Juga, ada dua kamar tamu.

Aku dan Nyonya Park masuk ke dalam kamar Jimin. Kamarnya cukup rapi ternyata, didominasi warna biru muda. Nuansa yang menenangkan dan segar. Terdapat banyak koleksi robot di dalam lemarinya. Dan ada treadmil di dalam kamar? Apa dia hobi olahraga? Sangat tidak sinkron dengan wajahnya.

"Jimin kadang melarang kami masuk saat dia di dalam, kami juga tidak tau apa yang dia lakukan. Tapi tenang saja, tadi aku sudah bilang padanya." Begitu jelas Nyonya Park.

"Apa Jimin penyuka olahraga?" Tanyaku.

"Benar, selain berolahraga di dalam kamar, dia juga selalu lari pagi setiap hari Sabtu dan Minggu." Jawab Nyonya Park sembari tersenyum.

Kami kembali ke bawah setelah puas melihat-lihat. Sepertinya Ayah dan Ibu sudah bersiap-siap untuk pulang. Kami pun pamit dan segera pulang. Kata Ayahku, dia punya pekerjaan yang harus segera di selesaikan.
Sebenarnya aku tidak membenci hal-hal seperti ini. Aku pun tak masalah dijodohkan asal dengan laki-laki baik. Hanya saja, aku bingung harus bersikap seperti apa. Aku jarang sekali berkomunikasi dengan laki-laki.

Sesampainya di rumah aku langsung masuk ke kamarku dan merebahkan diriku. Sungguh, hari ini sangat melelahkan. Aku membuka ponselku dan menemukan satu pesan dari orang tak di kenal.

From*************
Hai, Pinky Girl

Siapa ini? Dan, Pinky girl? Sepertinya aku pernah mendengarnya.

To***************

Siapa ini?

Apa kau mengenalku?


From*************
Kau melupakanku ya....

To***************

Tunggu!

Apa maksudmu?

Kau siapa?


Sungguh aku benar-benar kesal sekarang. Mengapa ada orang tidak jelas seperti ini?! Membuat mood ku hancur saja!

Aku mencoba mengingat-ingat tentang pinky girl. Sepertinya aku pernah mendengarnya. Tapi dimana ya? Itu terdengar akrab di telingaku.
Sudahlah, lebih baik aku tidur........

Bersambung........

Jangan lupa Vote & Komen nya ya....😊

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang