Prolog

42 10 2
                                    

"Kennnnnn, awwwhh" seorang gadis kecil baru saja terjatuh saat berlari mengejar temannya yang sedang marah.

Anak laki-laki yang usianya lebih tua 2 tahun dari gadis kecil itu tadinya tidak peduli dengan suara gadis kecil yang terus memanggilnya akhirnya menoleh dan dengan cepat menghampirinya.

"aduh Anyaaaa, makanya jangan lari-larian, kalo nanti Kenn pergi siapa yang mau gendong Anya pulang pas Anya lututnya berdarah kayak gini?!" Anak laki-laki itu tentu saja khawatir namun nada bicaranya membuat gadis kecil yang lututnya terluka itu menunduk.

"Ken mau pergi? Tinggalin Anya? Ken mau kemana? Ken jangan marah, Anya takut" lirih gadis itu yang baru saja menjatuhkan air matanya.

"udah , Anya cepet naik" anak laki-laki itu membungkukkan badan nya di depan gadis kecil yang masih kebingungan.

Di perjalanan pulang ke rumah Anya, gadis itu hanya diam dan terus memikirkan temannya akan pergi kemana sampai memarahinya.

"Anya, maafin Ken ya, gara-gara Ken, lutut Anya berdarah"

"Gamau, ken jahat" Anya menekuk wajah nya agar terlihat seolah-olah ia marah pada temannya.

"Anya mau es krim rasa coklat?" Ken selalu tau apa yang harus dilakukannya ketika Anya marah. Dan cara ini adalah cara yang selalu berhasil. Mudah sekali.

"dua yaaa??"

"iya Anya, dua, satu buat kamu satu lagi buat aku"

"Kennnn"

"hahahahaha. Iya dua duanya buat Anya" menjahili Anya adalah kesenangan tersendiri untuk Ken. Tapi Anya yang memang ceria, mudah untuknya lupa dan memaafkan Ken begitu saja.

***

Di dalam rumah Anya, Ken hanya diam melihat lutut Anya yang lukanya masih berbekas meski darahnya sudah hilang karena baru saja diobati bundanya.

"Anya, lututnya masih sakit ya?" tanyanya khawatir

"enggak kok. Kan udah sembuh sama es krim" Anya memberi senyuman manisnya pada Ken. Padahal mungkin lukanya memang masih terasa sakit.

"Yaudah kalo gitu Ken pulang dulu ya. Cepet sembuh, jangan nangis lagi. Dadah Anya" Ken berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan menuju pintu Tapi ia terhenti saat Anya kembali memanggilnya.

"Kennn"

"iyaaa?"

"jangan pergi ya.." ucap gadis kecil itu sambil menatap mata Ken yang hanya bisa tersenyum kecil lalu berlari meninggalkan rumah Anya.

***

"maa.. Ken tetep harus pergi?" Tanya si anak laki-laki yang melihat ibunya sedang mengemasi barang-barang.

"iya sayang... kita pindah ikut papa. Nanti kalau Ken udah besar, Ken bisa pindah kesini lagi"

"hemm oke" jujur saja Ken sedih harus meninggalkan Anya. Apalagi Ken belum bilang apapun kalau ia dan mamanya akan pindah menyusul papanya. Ken tidak akan tega jika melihat Anya menangis.

"Ken udah pamit sama Anya kan?"

"emm iya ma" ia tidak mau Anya tau dia akan pergi dan membuat Anya sedih.

"oke.. besok pagi kita harus udah berangkat. Sekarang kamu tidur ya" mama nya mengusap rambut Ken dan keluar dari kamarnya.

Sebelum terlelap Ken mengucap sesuatu yang hampir tidak bisa didengar.

"Anya jangan marah ya"



jangan lupa voment ya hehe
Ditunggu lanjutannya!!🖤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AloraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang