Breaking news:
Seorang pria ditemukan tewas dengan kedua telapak tangan terputus dan satu kaki dibelah menjadi dua. Kejadian tepat berada di klub malam ***** lantai VVIP. Sayangnya, wajah korban tidak diketahui sebab sudah terbakar oleh larutan asam kloridaㅡ
Layar tv tepat kumatikan ketika berita aneh itu muncul di depan seorang anak laki-laki yang masih berusia 12 tahun. Ya, adikku, Kim Youzan. Ia sontak menatapku dengan tatapan bingungnya.
"Kakak," katanya yang kusahuti dengan gumaman sambil menyendokkan makanan ke dalam mulutnya. Ia segera menghabiskannya dan kembali bersuara, "Dunia itu tidak kejam kan, kak?"
Sebelah alisku menukik satu dan menatapnya bingung. "Kenapa kau bertanya seperti itu?" tanyaku balik, dengan kalem. Kendati begitu penasaran kenapa Youzan jadi tertarik dengan pertanyaan itu.
"Jawab saja, kakak."
"Hm," aku menggumam sejenak sembari meletakkan piring yang makanannya sudah habis ke atas nakas dan memandangnya teduh, "Tidak, Youzan. Dunia tidak kejam seperti berita aneh yang sering ditayangkan itu."
Keningnya terlihat mengerut tipis. "Tapi kenapa berita akhir-akhir ini selalu tentang bagian tubuh yang selalu terpisah? Bukannya itu artinya dunia kejam?"
"Youzan, dengarin kakak." Tanganku menangkup pipinya dan sedikit merunduk untuk menatapku lekat. Ia mengerjap pelan dan mengangguk kecil. Duh, rasanya ingin aku mencubit pipinya begitu gemas. "Yang kau lihat itu, jangan dipercaya sama sekali, oke? Masih ada sebagian dunia yang tentram dan begitu indah. Dan suatu hari nanti, kita akan tinggal dengan tenang di sana. Youzan percaya itu, 'kan?"
Tidak berpikir lama lagi, Youzan mengangguk cepat. Segaris senyuman itu muncul di bibirnya dan sepasang netranya bersinar cerah. Ah, Kim Yara. Mau sampai kapan kau terus membohongi adikmu ini? Bukankah kau sendiri yang bilang dunia itu kejam? Kenapa kau mengatakan pada adikmu dunia itu tentram dan indah? Lucu sekali dirimu.
"Apa setelah aku sembuh total, kita akan pindah?"
"Ya. Kita akan tinggal di belahan dunia yang tentram. Minim penduduk dan kau akan mempunyai teman-teman yang baik di sana." Aku mengulas senyum yang membuatnya tersenyum lebar. Mataku perlahan mulai memanas melihat betapa senangnya Youzan.
Youzan mengacungkan jari kelingkingnya padaku. "Pinky promise?"
Pun aku langsung mengaitkan jari padanya dan mengangguk. "Pinky promise," balasku pelan.
Suasana tentram di kamar ini mendadak sirna tatkala seorang pria datang dengan satu kotak mainan robot di tangannya. Menyapa begitu keras dengan senyum kotak lebarnya itu. Berdiri di sebelah kiri Youzan sembari meletakkan kotak itu di meja nakas sana.
"Kabarmu baik, Youzan?" tanyanya sembari duduk di seberang sana. Menopang dagu dengan kedua tangan dan mata mengerjap cepat.
"Baik, Kak Taehyung!" Youzan menyahut senang. Mengangguk begitu cepat dan begitu senang melihat kedatangan si Kim idiot Taehyung itu.
"Senang mendengarnya. Oh ya, aku bawakan kau robot edisi terbaru, nih! Kau pasti suka itu kan?" Taehyung membongkar isi kotak dan menyerahkan satu robot sepanjang tangan dewasa ke tangan Youzan. "Aku sudah mengaturnya untukmu. Jadi, kalau kakakmu itu pulang telat, kau tidak perlu kesepian lagi, Youzan. Dia bisa menjadi temanmu."
"Benarkah?!" Youzan mengerjap cepat. Senyuman lebar kembali terulas dengan deretan gigi rapinya itu. Kemudian menatapku berbinar. "Kakak, bolehkan robot ini buatku?"
Aku mendesah pelan. Sejenak melirik Taehyung yang tersenyum miring tanpa sepengtahuan Youzan, aku menatap adikku. "Boleh. Tapi hadiah dari Taehyung itu jangan sampai membuat Youzan lupa minum obat, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] Play Date
Fanfiction"I catch you, baby girl." - Jeon Jungkook. Semuanya berjalan sesuai dengan rencana. Namun menemukan dia yang mulai mengawasiku, membuat semua itu gagal dan berakhir dia yang terobsesi padaku. Jeon Jungkook. ⚠️Warning mature content: gore, mental ill...