Sea.

13 0 0
                                    

"Abang!!!!!"

Gelak tawa memenuhi bangunan mewah itu diiringi sosok jangkung yang berlari senang menghindari amukan kemarahan dari sosok lainnya.

"Apa lagi?" seseorang dengan tubuh tak kalah jangkung keluar dari sebuah ruangan berpintu hitam itu sambil mengusak helai hitam surai halusnya dengan kasar.

"Abang ambil ciki adek mas..." adu sosok itu manja membuat lelaki di hadapannya menghela napasnya berat, "kenapa sih itu aja harus ribut?" keluh sosok itu malas, terlalu malas untuk mengikuti pertengkaran dua saudaranya tiap hari, benar benar setiap hari.

"Kan itu punya adek!!", "yaudah nanti mas beliin lagi" "bener ya?" "hmm" saut sosok itu sambil kembali ke ruangan yang bisa disebut sebagai kamarnya.

"Dek mau bareng ga?" gadis yang baru duduk di meja makan melirik ke sosok yang lebih tua itu sinis.

"Enggak!" tolaknya sinis, membuat sosok itu tertawa lepas tangannya terjulur mengusak helaian gelap itu gemas yang malah menghasilkan geraman tidak suka dari sang empunya.

"Kaaakk, anterin yaaa" gadis itu merengek pada lelaki yang baru tiba di meja makan, lelaki berkulit pucat sama sepertinya itu tersenyum, mengusak sayang kepala adik satu satunya itu, "iya" jawabnya tenang dan duduk disampingnya.

"Yeyyyy" gumam gadis itu semangat disambut cibiran dari sosok dihadapannya, "giliran sm kakaknya sok imut giliran sama abangnya jadi singa" cibir lelaki itu membuat gadis itu memincingkan matanya.

"Abang diem ya makanya jangan jadi abang durhaka", "mana ada sejarahnya abang durhaka yang ada adek durhaka-"

"Shon, Sea ini masih pagi kenapa berantem terus sih" keluh sosok tertua disana yang baru datang sambil menggulung lengan jaket jeansnya, "abang tuh mas! gak jelas!" ketus gadis yang dipanggil Sea tadi berapi api.

Sementara sosok yang dipanggil abang tadi hanya mencebikkan bibirnya mencemooh adiknya sendiri. "Shon" tegur lelaki dewasa itu masih melihat pertengkaran antar saudaranya itu, "iya mas iya" jawabnya lebih kalem.

"OI CHOI!!!" Jeritan pagi pagi itu bak absen yang selalu diterimanya jadi sahabatnya satu itu,

"MASIH PAGI JUNG JAEHYUN!!"

"Hehehe gitu aja ngamuk" yang dipanggil Jung Jaehyun tadi tertawa memamerkan deretan gigi rapihnya sambil merangkul gadis itu, "awas cepet tua" Sea berdecih kecil mendengarnya mengindahkan ucapan lelaki itu.

"Sea, anak bisnis ngadain bazar ya?" seorang lelaki dengan kulit tan manis nya memasuki ruang kelas bersama lelaki lain disebelahnya.

Sea yang sejak tadi masih sibuk mengobrol dengan Jaehyun menoleh, menaikan sebelah alisnya bingung, "hah? Mas Sen belom bilang apa-apa" jawabnya polos, seingatnya kakak tertuanya itu belum memberi informasi apapun tentang bazar.

"Sibuk kali" sahut sosok disebelah lelaki tan tadi, Sea mengendikkan bahunya "iya lagi sibuk banget ngurus skripsi, emang kapan beritanya?", "lusa sih katanya, mungkin juga mas udah ga ngurus gitu gituan" "paling enggak pasti taulah agenda taunan gitu" cibir gadis itu merasa kesal tidak diberi tau.

"Dasar kalo jajanan aja gercep" "tau lo gendut" "berisik, gua gebuk ya".

Sea mengikat rambut hitam tebal yang di ombre dengan warna pink miliknya, mengaduk ramen di hadapannya semangat.

Perutnya sudah berbunyi sejak tadi meronta minta diisi, "pelan pelan gak ada yang mau minta juga" cibir lelaki tan yang duduk dihadapannya, "berisik gua laper banget parah" keluhnya yang langsung menyeruput ramen kenyal itu semangat.

Tubuh mungil itu bergoyang kecil menikmati sensasi asin pedas yang menghantam indra pengecapnya, menggumam girang membuat ketiga lelaki yang mengelilinginya tertawa kecil melihat kebiasaan temannya satu itu. Sumpitnya meraih kimchi dan lobak dihadapannya lalu melahapnya semangat.

Jatuh Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang