Café

2 0 0
                                    

"Mas kan udah bilang pulangnya sama abang, untung ada Bright tadi" "kan udah adek bilang adek masih ngambek sama abang, mas yang ga dengerin"

"kakakmu mana?" "gabisa lagi rapat organisasi dia" "ya mas juga lagi rapat" "mas kan udah anggota pasif fokus skripsi sana, kakak kan masih di butuhin banget" lelaki itu menghela napasnya lelah.

"Awas aja kalo mas udah lulus udah sibuk kerja gak ada waktu lagi jangan protes" Sea memeluk lengan kakaknya itu erat, "gak bolehhh tetep harus waktunya 3/4 buat adek" "gak" "ih maaaas" Sen menggerutu pelan.

Sea memajukan bibirnya merajuk, "maass ihh" tangannya menggoyangkan lengan itu kesana kemari memancing reaksi empunya.

"Udah dek ah mas lagi nyetir nanti nabrak" keluh Sen seraya mencoba melepaskan dirinya, gadis itu melepas pelukannya lalu beralih duduk sambil bersedekap menunjukkan aksi merajuknya.

Sen melirik adiknya lalu tertawa kecil merangkul gadis itu lalu mengusap kepalanya sayang, "ya mana bisalah mas sibuk kerja kalo adeknya begini" satu kecupan mendarat di pucuk kepalanya membuat gadis itu melunak, tangannya langsung beralih memeluk pinggang Sen.

"Mau makan dulu?" "nanti di rumah aja sekalian sama abang" "gitu dong akur sekali kali" "yeee abangnya resek" Sen tertawa mendengarnya, membiarkan gadis itu masih menempel padanya.

"Assalamualaikum" sapa Sea dan Sen berbarengan, "kumsalam" saut seseorang dari dalam.

setelah melepas sepatu dan meletakannya di rak sepatunya Sen berjalan memukul pelan kepala adiknya yang sedang asik menonton tv di ruang tengah dengan setelan santai kaos hitam dan celana pendeknya. "Jawab salam yang bener" "aduh" sosok itu berjengit terkejut detik berikutnya mengusap kepalanya, "iya mas iya" sautnya kesal.

Sea dengan usil menepuk pipi kakak keduanya itu pelan, "jawab salam yang bener" ucapnya menirukan Sen, "heh adek!" Shon berseru kesal melihat siapa yang melakukan, bangkit dari duduk duduk malasnya untuk mengejar gadis yang kini sudah berlari terlebih dulu,

"aaaa mas!!!!"

Jeritan keras itu terdengar seantero rumah setelahnya gadis itu langsung masuk ke kamarnya dan menguncinya sebelum lelaki jangkung itu berhasil menangkapnya.

Sen hanya menggeleng melihat tingkah dua orang paling berisik di rumah mereka, sementara adik yang satu lagi, Sehun sedikit banyak lebih mirip dirinya, lebih tenang namun tegas, mengingatkan Sen pada sosok ayah mereka.

Berbanding terbalik dengan Shon, lelaki itu lebih berisik, ceria, usil, terkadang terlihat urakan, tipe penampilan yang disukai gadis jaman sekarang namun lelaki itu yang paling marah saat ada yang mengusik salah satu adiknya terutama si bungsu.

Si bungsu sendiri perpaduan dari seluruh anggota keluarganya, dia berisik, ceria, menyenangkan namun di satu sisi adalah sosok yang menenangkan disaat semua orang kacau lalu orang yang paling mengerikan saat sudah marah.

Sea sebenarnya sangat jarang marah, merajuk setiap hari tapi marah bisa dihitung dengan jari, namun sekali saja gadis itu marah bahkan ketiga lelaki di rumah itu tidak ada yang berani membantahnya.

Selesai mandi dan membersihkan dirinya, menukar pakaiannya dengan sesuatu yang lebih nyaman yaitu kaos polos kebesaran kesayangannya Sea menuruni tangga menuju ruang tengah.

Mendapati dua kakaknya yang sudah duduk tenang menonton tv, kaki jenjangnya beralih mendekat, mendudukan dirinya diantara kedua lelaki itu, "makan yuk" ajaknya yang langsung disetujui keduanya.

"Mau makan apa?" tanya Sea seraya melihat-lihat menu yang ada di aplikasi ojek online, Shon berpikir seraya memakan keripik kemasan di tangannya, "hmm sushi?" "bosen kemaren udah" saut Sen,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jatuh Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang