Part 2: Kumulai hari ku dengan...

17 2 2
                                    


Part 2: Kumulai hari ku dengan...

            Pagi itu, aku bangun seperti biasa. Aku bangun diiringi lagu milik penyanyi Shuka Saito, penyanyi jepang favoritku yang lagunya sudah kusetel pada alarm ponselku. Kini aku sudah bersiap untuk pergi kekamar mandi. Lalu, aku mandi dengan diiringi lagu dari anime “WotaKoi”. Kini, aku sudah berada diatas sepeda motorku. Bersiap-bersiap untuk berangkat ke sekolahku. Sekolahku merupakan satu-satunya MTs yang ada di desaku. Menjadi satu-satunya bukan berarti membuatku bangga, justru menjadi sedikit minder dengan teman-teman seangkatanku yang kebanyakan masuk ke SMP yang bisa dibilang merupakan sekolah favorit ditempatku tinggal. Tapi, bukan berarti aku satu-satunya angkatan SD ku yang masuk MTs, ada beberapa teman seangkatanku juga yang masuk kesana. Hari itu layaknya hari-hari biasa yang kujalani setiap harinya. Semua tampak normal, sampai mata pelajaran Bahasa Indonesia pun dimulai.

            “Angga, hari ini kamu bawa laptop gak?” tanya Anjar kepadaku. Anjar Anggraini adalah ketua kelas yang paling perfeksionis, rajin serta pintar. Namun dibalik itu semua, terdapat “Kebucinan” yang bisa dibilang melebihi kawan-kawan seusianya. “iya aku bawa nih. Emang ada apa?”

“Kamu lupa kalo hari ini kita ada pelajaran membuat makalah?” ujar Anjar sedikit marah. “yah gak lupa, tapi ada apa kamu menanyakan hal itu?” kataku sembari bertanya. “Aku mau minta tolong sama kamu, tolong kasih tau teman-teman yang membawa laptop untuk membawa laptop mereka ke Lab Komputer sekalian catatin siapa aja yang membawa laptop hari ini.” “Lah kok aku? Kan kamu bisa sendiri. Kenapa harus menyuruhku?” tanyaku sambil menahan rasa kesal. “Aku ada urusan OSIS bentar. Kamu bisa bantu kan?” “ Bisa sih, tapi...” belum selesai kalimatku, dia sudah hilang dari pandanganku. Walaupun dengan rasa kesal, aku tetap melakukan apa yang disuruh olehnya. Setelah mengumpulkan semua orang ke Lab Komputer, pelajaran pun dimulai. Setelah pelajaran selesai, semua orang mendapat waktu selama 1 jam pelajaran untuk bermain dengan laptop mereka maupun bukan dengan laptop mereka. “Weh, ada laptop nganggur nih. Mau lihat apa isinya gak?” kata temanku, Ryan. Ryan Kumara adalah teman “sejenis”ku yang bisa dibilang halusinasinya melebihi diriku. Dia sering sekali bermimpi tentang dia dan “Waifu”nya berciuman. “Weh, iya nih. Tapi, aku gak berani, ntar ketahuan. Emang itu laptop siapa?” kataku bertanya-tanya siapa pemilik laptop tersebut. “Bukannya semua laptop kita sudah dikasih nama sama dinomorin biar gak ketuker pas ntar ujian komputer?”  kata Ryan. Sekolah ku bisa dibilang tidak terlalu mumpuni untuk urusan komputer. Tapi, bukan berarti sekolah ku tidak memiliki komputer sama sekali.

“Coba lihat bagian bawah laptopnya!” suruh Ryan. Tanpa basa-basi, aku pun memeriksa bagian bawah laptop tersebut dan terdapat kertas yang direkatkan dengan lakban transparan bertuliskan sebuah nama, Amy Rinjani. “Waduh, punya si Amy. Aku gak berani kalo buka kalo buka laptop dia.” Kataku kepada Ryan. “Kenapa? Apa karena ehem mimpi yang pernah kau bilang itu?” ujar Ryan sambil mengejekku. Dari sini sudah jelas siapa orang yang kumaksud tadi. “gak!! Gak sama sekali! Kenapa mimpi itu harus dibahas sih?” kataku mengalihkan pembicaraan, walaupun aku tidak bisa menyembunyikan wajah cemasku. Pada akhirnya, Ryan pun membongkar isi dari laptopnya si Amy. Aku hanya melihat Ryan yang daritadi menekan tombol yang ada di laptop Amy tanpa memperdulikan siswa lain yang juga lagi sibuk sendiri. “Eh Ngga, sini deh. Aku menemukan sesuatu yang mungkin akan menggetarkan pankreasmu.” “Kau kira kita lagi ada di acara jam 10 malam itu? Emang apa sih yang kau temukan?” kataku penasaran. “Liat nih, kau takkan percaya apa yang telah aku temukan.” Kata Ryan. “Udah cepetan, gak usah basa basi!” kataku semakin penasaran. Lalu, Ryan menunjukkan kepadaku apa yang telah dia temukan. Aku benar-benar tidak percaya apa yang telah dia temukan, didalam laptop Amy terdapat sebuah folder yang bertuliskan ‘ANIME.’ Lalu aku menyuruh Ryan untuk membuka isi folder tersebut dan aku melhat beberapa judul anime terkenal seperti ‘Gintama’,’Shingeki no Kyojin’,dan ‘Eromaga-sensei’. Aku tidak percaya apa yang aku lihat ini, bahwa cewek tercantik dan terpopuler disekolah ternyata adalah seorang WIBU. Aku ingin sekali menonton anime yang ada dilaptop tersebut, tapi bel tanda istirahat pun berbunyi dan akupun mengurungkan niatku saat itu dan segera berkemas lalu kembali ke kelas. Sesampainya dikelas, aku dan Ryan membicarakan apa yang kami lihat saat jam pelajaran tadi. “Wah, aku bener-bener gak nyangka cewek populer kek dia ternyata seorang wibu.” Kata Ryan terkejut. “Jangan sembarangan menyimpulkan dong bisa jadi itu punya kakaknya” “Emang dia punya kakak?” Tanya Ryan. “Yah mana kutahu dia punya kakak atau gak. Yang jelas sekarang kita harus minta maaf sama Amy”

“Hah? Minta maaf? Buat apa? ‘Kan kita gak melakukan kesalahan.” Ujar Ryan. “ Ya jelas salah lah, kan kau... kita membuka laptop Amy tanpa seizinnya, yah jelas lah kita harus minta maaf sama dia!” Kataku marah kepada Ryan karena tidak mau minta maaf kepada Amy. “Kamu aja sendiri. Aku gak mau ikut-ikutan, ntar reputasiku sebagai cowok terganteng dan baik disekolah ini malah tercoreng gara-gara hal ini” tegas Ryan tak mau kalah. “Baik, aku pergi sendiri. Jangan harap jika kau perlu bantuanku aku akan ada untukmu!”

“Baik, pergi aja sana.” Kata Ryan seraya memalingkan wajahnya. Aku pun pergi keluar kelas dengan perasaan kesal seraya berjalan mencari keberadaan Amy.

            Waktu istirahat hampir berakhir, aku akhirnya menemukan Amy sedang duduk sambil menangis di bangku yang ada disamping kantin yang saat itu dalam keadaan sepi. “Eh, Amy? Kamu ngapain disini? Ada masalah apa sampai-sampai kamu nangis gitu?” Tanyaku kepada Amy, dia langsung mengusap air matanya. “Eh ada Angga, ada apa?” tanya Amy sambil mengatur nada bicaranya agar tidak terdengar sedih. “Ada masalah apa sampai-sampai kamu menangis?” “Ah, bukan apa-apa kok. Gak usah peduliin yang tadi. Ada urusan apa kau menemuiku?” Tanya Amy. “Udah gak apa-apa, cerita aja.” Kataku sembari penasaran. “Bener gak apa-apa nih? takutnya ada yang marah gitu.” Tanya Amy ragu. “Gak ada kok, udah cerita aja.” Ucapku meyakinkannya. “Baiklah.” Katanya, Amy pun mulai bercerita. “Jadi gini, aku baru aja putus sama pacarku, makanya aku nangis. Aku memang udah gak suka lagi sama dia, tapi yang bikin aku sedih itu... YANG MUTUSIN ITU DIA BUKAN AKU!!!! Hiks..Hiks” Katanya sambil terisak-isak. “Lah cuma itu doang? Kirain karena apa gitu.” Ujarku. “Bukan cuma karena itu! Ada hal yang lain lagi.”

“Hal yang lain? Apa itu?” Tanyaku penasaran. “Tadi pas pelajaran Bahasa Indonesia...” dari sini, keringat dinginku mulai keluar membasahi wajahku. “...aku mau beres beres, terus balik ke kelas. Nah, awalnya aku gak ngecekin laptopku karena buru-buru. Terus begitu sampai kelas kucek lagi laptopnya, terus... laptopku ada yang mainin dong!!!!” Ucapnya sambil marah. Mukaku mulai memucat. “Terus aku kesel dan pergi ke kantin karena kantin lagi kosong. Terus aku keinget mantanku dan akhirnya nangis lagi” Ucap Amy. “Wah, be-begitu ya. Ce-cerita yang sangat me-menarik.” Kataku tergagap-gagap. “Ada apa? Apa terjadi sesuatu padamu?” Tanya Amy penasaran. “Apa yang harus aku lakukan? Kalo dia tau kalo aku yang mainin laptop dia, dia pasti marah besar.” Ucapku dalam hati. “Ada apa sih? Cepat ceritain!” Suruh Amy. “Apa yang harus aku lakukan? Heeeeeh, baiklah akan aku katakan! Apapun resikonya, akan aku hadapi!” Ujarku yakin dalam hati. Aku berdiri didepannya dengan yakin dan percaya diri lalu mulai berbicara. “Sebenarnya Amy, ada yang ingin aku katakan padamu” “Ada apa? Kok ngomongnya kayak mau ngungkapin...” “Aku menyukaimu, Amy.” Kataku. Seharusnya aku tak mengatakannya hari itu (Goblok banget sih gua).

Wibu Bisa Jatuh Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang