•Shadow 002•

7 3 1
                                    

Note : Sebelum baca jangan lupa tinggalkan jejak ya dengan memberikan vomen kalian tetap dengan sopan dan santun terimakasih😍🙏 -•ЯΛⱽΞ ᴸΛᴮΞᴸˢ•

Peringatan-! 18+,, jika sadar masih dibawah umur maka jangan dibaca.. Namun jika masih tetap mau membaca kami tidak bertanggung jawab atas sesuatu yang tidak diinginkan, terimaksih.. -•ЯΛⱽΞ ᴸΛᴮΞᴸˢ•

Setelah beberapa lama kemudian, jemputan pun datang. Mobil mewah dengan warna hitam yang elegan pun terlihat sangat memukau dari redupnya pencahayaan jalanan malam. Mobil itu berhenti tepat didepan sang duke, Xavier.

"bawa dia masuk dan berikan selimut itu untuk menutupi tubuhnya, jika dia sadar sebelum pertengahan jalan buka tasnya untuk mencari alamat, jika sadar arahkan dia dan antarkan dia pulang" -ucapnya dengan nada dingin.

"Lalu mengapa anda tidak ikut saja dengan kami tuan?" -kata supir yang cukup kenal baik oleh tuannya itu.

"Aku ada urusan.." -jawabnya singkat lalu mengambil kembali jaketnya yang berada pada gadis itu, menggunakannya kembali dan menaikkan tudungnya sambil beranjak pergi.

Sepertinya dia cukup paham dengan tuannya tersebut dan akhirnya memutuskan untuk mengantarkan wanita yg tidak lain adalah jelliona itu menuju rumahnya dan mengikuti seluruh perintah dari tuannya tersebut.
Setelah sampai diperempatan jalan, tepatnya dilampu merah ia pun melirik kearah ke jelliona melalui kaca depannya dan memutuskan untuk membuka tas miliknya. Namun belum sempat meraihnya sang pemilik terlebih dulu bangun dan sadar dan...

Skip...

#Xavier_pov

Aku terus berjalan menyusuri redupnya jalanan yang begitu dingin dan semakin mencekam dimakan waktu. Namun bagiku tak ada yang lebih menyeramkan dari apa yang oranglain tatap pada diriku, jadi aku terus menyusuri jalanan ini dengan begitu cepat dan tak terasa aku telah sampai pada tempat tujuanku, Alliona.

Alliona?
Ya, dia adalah sahabat masa kecilku. Wanita yang selalu mendukung apapun tentangku. Tak banyak yang dia tahu dariku selain hubungan kami yang dekat sejak dulu namun dia juga cukup mengerti dengan sifatku yang cukup mengerikan. Dia adalah sahabatku.
Akupun melihat sekelilingnya dengan jeli dengan mata elangku yang cukup arogan, aku lalu langsung membuka pintu kayu itu dan menutupnya dengan erat.

"Aku lelah dengan penyamaran bodoh ini" -sambil membuka tudungnya dengan kasar.

Dia tersenyum tipis, lalu menuangkan secangkir teh hijau favoritku kedalam secangkir mungil yang membuat aromanya melekat kuat dipenciumanku. Dengan bahasa tubuhnya yang sedikit menggodaku dia pun menuangkannya dengan menaikkan sedikit kain penutup pada dalaman kain gaunnya dan menyibakkannya tepat diatas selangkangannya dengan sedikit menggigit bibir bawahnya.
Aku hanya menatapnya angkuh tanpa ekspresi.
Dia masih terus melanjutkan aktifitasnya. Setelah itu berjalan secara perlahan kearahku dan memberikan teh buatannya padaku. Aku langsung mengambilnya dan meneguknya dalam sekali tegukan. Lalu kutarik pinggangnya agar dia duduk dalam pangkuanku.
Dia hanya tersenyum.

"Tuanku, kau hanya perlu bersabar" -ucapnya sambil melingkarkan tangannya dileherku.

Aku hanya diam dan terus menatapnya.

Lalu dia pun mendekatkan pandangan kami dan jarak antara wajahku dengannya hanyalah beberapa senti dan dia mulai memiringkan kepalanya dengan menahan daguku menggunakan telunjuknya. Dia mulai memejamkan matanya begitupun denganku. Aku sudah mengerti atmosfer apa yang dia inginkan. Aku pun menurutinya dan bibir kami pun saling bertautan. ciuman demi ciuman kami lakukan yang akhirnya berubah menjadi sebuah lumatan yang menggairahkan. Kami saling berperang lidah didalam sana dengan suara kecapan yang kami timbulkan karena kegiatan kami membuatnya semakin terangsang dan terus menelusuriku dengan gencar.
Aku tersenyum tipis dalam selingan ciuman itu, aku tau dan akhirnya memutuskan untuk menyudahi kegiatan kami dengan kugigit pelan bibirnya.
Kami saling tersenyum.

"kau... adalah keberuntungan kecilku" -ucapku sambil mencubit pelan hidungnya.

"dan kau adalah kebahagiaan terbesarku" -ucapnya sambil mengecup singkat kembali bibirku.

Aku tersenyum.
"Jangan terlalu berharap padaku, karna aku menyayangimu" -ucapku dengan pelan karna tak ingin melukai perasaannya.

"Aku tau xavier.." -ucapnya pelan, menunduk dengan mengelus dada bidangku.

Dia pun beranjak berdiri dan membenahi pakaiannya lalu mengambil kembali gelas tadi dan menaruhnya didekat wastapel.

"Apa rencanamu selanjutnya?" -lanjutnya.

"Entahlah, manusia bodoh itu membuatku semakin muak" -ucapku sambil memghela napas kasar.

Ya, aku memang adalah seorang pembunuh berdarah dingin yang sangat tampan. Namun kuakui aku masih tidak dapat memastikan bagaimana caranya melumpuhkan musuhku yang saat ini karna aku harus meng-enyahkan pamanku sendiri yang menjadi tokoh utama dalam perusakan bisnis ilegal senjataku yang berada di new york.
Dia adalah manusia paling bejat yang pernah kukenal. Dia adalah dalang dari kasus pencurian bank negara dikota seoul, pelaku pembunuhan berencana dari kasus kematian sang anak presdir bahkan pelaku dari pembunuhan kedua orangtuaku dengan sangat keji.
Maka dia adalah manusia paling menjijikkan yang pernah kukenal.

Meninggalkan hal itu, aku tiba tiba memikirkan soal gadis dijalanan tadi. Apa dia sudah pulang? Jiwanya sangat lemah, tubuh mungil yang sangat malang. Dan akupun segera merogoh jaketku dan mengambil handphone ku dalam saku untuk menelpon supirku tentang keadaan gadis itu.

Skip...

#Jelliona_pov

Aku mulai mengerjapkan mataku secara perlahan dan mulai tersadar karena suara bising kendaraan dan juga badanku yang terasa hangat karna sebuah selimut yang membalut tubuhku. Aku mulai mengumpulkan ingatan demi ingatan yang aku lalui diwaktu sebelumnya dan mulai tersadar sepenuhnya. Mataku melotot saat melihat sekilas laki laki muda yang gagah sedang mengendarai mobil yang kunaiki. Aku langsung menutup seluruh wajah dan tubuhku dengan gemetar rasa takut yang sangat besar. Aku sangat takut jika apa yg aku alami tadi masih belum berakhir. Aku sangat takut.

Namun sepertinya laki laki tadi menotice pergerakanku dia pun sedikit tersentak dan menoleh kearahku aku hanya diam dan meremas selimut itu sekuat mungkin. Bibirku gemetar dan kaku, badanku lemas dan sangat tidak berdaya.. Oh tuhan apalagi ini, cukupkan aku takut.. Aku mohon..
Aku terus mengucap doa dalam benakku dengan sangat ketakutan.

"A.. Aku mohon tuan tolong jangan lakukan apapun aku tidak pernah mengusikmu tolong jangan lakukan apapun aku hiks.. Aku mohon aku mohon.. Hiks.." -aku terus menangis ketakutan dengan posisi terduduk sambil menutupi seluruh wajahku.

"Tenanglah noona aku tidak akan..." -blm selesai dia bicara aku menyelanya,

"Aku mohon jika kau ingin mengambil barang berharga mikikku silahkan saja aku hanya memiliki sebuah handphone aku tidak memiliki apapun yang berharga yang lebih dari 100 dolar jadi aku mohon tolong jangan apa apa kan aku hiks..." -badanku terus bergetar dan ketakutan tanpa henti bahkan menatap orang didepanku ini saja aku tidak berani, sampai aku mendengar suara nada dering handphone miliknya berbunyi...

#Xavier_pov

"Bagaimana dengan wanita tadi?" -tanyaku singkat.

"Dia baik baik saja tuan, dan baru saja sadar.."

Aku menutup telponnya sepihak dan membuka maps dimana letak mereka saat ini dan langsung saat itu aku segera pergi kesana.

"Aku pergi, jaga dirimu" -langsung membuka pintu dengan segera dan keluar dari rumah itu.
Dia hanya menatapmu bingung.

Sesampainya disana...

#Jaehyun_pov

Aku melihat seperti bayangan didepan jalanan sana.. Aku hapal benar bagaimana postur tubuh milik tuanku itu walau sedang menggunakan jaket tebal mirip jas hujan itu.
Aku hanya diam dan kembali melirik gadis dibelakangku.

Dan...

•ЯΛⱽΞ ᴸΛᴮΞᴸˢ•

•SHADOW•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang