Bagian 5.

1.7K 168 55
                                    

"Aku mengenal Jennie dengan baik." Hwang Jisoo menuang wine pada dua gelas kecil seukuran lima senti. Diletakkannya salah satu gelas tersebut ke depan Lisa yang duduk di atas sofa beludru. "Dia gadis ramah, cerdas, juga pekerja keras," tambahnya lagi sembari mendudukan dirinya di seberang meja.

"Bagaimana dengan keluarganya?" tanya Lisa sambil meraih gelas tersebut.

"Keluarganya harmonis." Jisoo melenggut-lenggut dengan tangan yang menggoyang-goyangkan gelas, membuat isinya berputar pelan. "Dia hidup dari keluarga berada."

Hwang Jisoo adalah teman Jennie sejak mereka berada di bangku kelas lima sekolah dasar. Lisa mendapat kontak gadis itu dari Bora--psikeater Jungkook.

"Tapi ditahun-tahun setelahnya kehidupan keluarga Jennie berubah."

Lisa menghentikan minumnya, ia menatap Jisoo dengan alis berpaut. "Mengapa?"

"Ibunya berselingkuh. Seringkali beliau membawa pria berbeda-beda ke rumah." Jisoo meletakkan gelasnya kemudian menyangga dagu menggunakan kepalan tangan. "Bukannya kau kekasihnya, ya?"

"Ah." Lisa memalingkan wajah sambil tertawa. "Ya," jawabnya dengan anggukan berkali-kali. "Kami menjalin hubungan itu sejak masa SMA."

"Benarkah?" Jisoo bertanya antusias. "Temanku juga banyak yang memiliki hubungan seperti kalian."

"Omong-omong." Lisa memotong dengan cepat--menghentikan obrolan lain topik. "Seberapa jauh kau mengenal Jennie?"

"Sangat jauh." Jisoo menggertak. "Aku mengenalnya bertahun-tahun. Kami bersahabat, dulu kami juga bertetangga, tapi semenjak aku pindah ke luar negeri, kami hilang kontak."

"O ya?"

"Ya. Tidak ada yang kami tutupi, semua masalah baik itu tentang perasaan, kebahagiaan, hingga material kami ungkapkan secara gamang."

"Termasuk Jungkook?" pertanyaan Lisa membuat senyum Jisoo mengendur. "Kau juga mengenal Jungkook?"

"Pemuda itu," tatapannya melemah terpusat pada bibir gelas wine. "Dia adik tunggal Jennie."

"Aku tahu, bisa kau ceritakan sedikit?"

"Kau orang paling dekat setelah aku. Kenapa kau tidak tahu asal-usul mereka?"

"Dalam hubungan kami," pandangan Lisa menyayu. "Jennie seperti menutupi sesuatu. Aku hanya tahu soal sebab Ayahnya dipenjara karena ketahuan merampok bank, tapi tidak dengan gangguan kecemasan Jungkook dan rasa penyesalan Jennie."

Jemari Lisa bermain di badan gelas. "Jungkook merasa tertekan karena kepergian Ibunya yang mendadak, sedangkan Jennie, ia menyesal sebab jika bukan karena dirinya yang tertabrak mobil, Ayahnya tidak akan merampok bank untuk membiayai operasinya." Lisa menatap Jisoo lamat-lamat. "Tapi aku pikir itu tidak cukup klimaks, ada hal lain yang mengganjal. Cerita dari mulut Jennie itu seperti--" Jisoo mengangkat sebelah alisnya saat Lisa menggantungkan kalimat. "Seperti dibuat-buat."

"Kau yakin Jennie tertabrak mobil?"

"Sedikit yakin, buktinya hanya bekas jahitan di pelipis. Hanya itu."

Jisoo menghembuskan napas panjang. "Maaf Lisa, aku juga kurang tahu sampai itu. Yang aku tahu hanya sebatas."

"Contohnya?"

"Kurun penjara Ayahnya selama dua puluh tahun."

"Tapi merampok bank tidak selama itu 'kan?" dahi Lisa berkerut nimbul beberapa lipatan. "Kecuali dilandasi undang-undang berlapis."

"Juga tindak asusila dan penggunaan obat terlarang."

"Asusila bagaimana?" tanya Lisa bingung.

"Pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, pencabulan, pelecehan seksual."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pretty Boy || Lizkook ft. JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang