02

16.8K 1.8K 111
                                    

Jaemin membuka pintu rumahnya. Ia menyalakan lampu, lalu berjalan kearah dapur dan meletakan belanjaannya di atas meja makan. Ia mengamati sekitar mencari keberadaan seseorang, lalu berjalan ke arah kamar di lantai dua yang lampunya telah menyala.

Jaemin membuka pintunya dan melihat Jeno sedang tidur di atas ranjang king size mereka. Mengabaikan Jeno, ia pun berjalan ke lemari pakaiannya, memilih baju dan langsung ke kamar mandi.

Jeno terbangun saat mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Dan hanya terdiam sambil menunggu seseorang yang sedang mandi itu keluar.

Tak lama Jaemin keluar dari kamar mandi, dan menengok ke Jeno yang sudah terbangun.

"Kenapa gak langsung bangun? Udah makan belum? Aku beli makanan tadi" Tanya Jaemin sambil berjalan ke arah Jeno yang sudah duduk di atas kasurnya.

"Males berdiri ah Na"

"Terus mau makan di kasur gitu? Buruan berdiri Jen. Makan ayok!" Kata Jaemin sambil menarik tangan Jeno. Jeno hanya menurut, ia langsung berdiri dan mengikuti Jaemin.

"Beli apa Na?" Tanya Jeno saat mereka sudah berada di meja makan.

"Bakso!"

"Lagi? Kan tadi pagi di kampus lo udah makan itu, ngga bosen apa?"

"Kalo lo ngga mau, ya buat gue lah! gue juga beli ayam tadi, lo makan itu aja. Baksonya buat gue"

Jaemin membuka bungkusan plastik bakso dan menuangkannya ke dalam mangkok. Matanya berbinar, dan langsung menyantapnya dengan lahap tanpa memperdulikan Jeno yang menatapnya heran.

"Lo beneran lagi hamil ya Na?"

Jaemin langsung terbatuk, sontak jeno memberikan air putih, yang berada di dalam teko air.

Tanpa memberinya gelas:)

"Ambil-uhuk-in gelas goblok!"

Jeno pun langsung mengambil gelas, menuangkan air dan memberikannya ke Jaemin. Setelah batuknya mereda, Jaemin langsung menatap tajam Jeno.

"Apa?"

"YA KALI ANJIR JEN NGGA USAH NGADI-NGADI!"

Jeno hanya mengendikkan bahunya. "Ya siapa tau aja Na"

"Dih! Kita kan cuman sekali ngelakuinnya! Pas mabuk itu aja! Ngga mungkin langsung jadi!"

"Ya mungkin aja kali Na, sperma gue kan kualitasnya bagus! Ya kali ngga langsung jadi!"

"Ya semoga aja sperma lo kualitasnya lagi jelek!"

"Dih apaan! sperma gue tuh bagus anjir!"

"Ya tapi tuh ngga mau jen! Gue belom mau!"

"Ya kan ngga tau Na! Lo hamil apa engga juga belom pasti!"

Dan perdebatan tersebut baru terhenti ketika bel rumah mereka berbunyi. Tidak,  mereka tidak langsung membukanya. Karna perdebatan kembali di lanjut dengan perihal siapa yang akan membukakan pintu.

"Lo aja sih jen gue masih makan" Dan Jaemin langsung memfokuskan dirinya untuk menyantap baksonya.

Jeno mau tak mau langsung ke depan, heran dia tuh yang bertamu di jam 8 malem kayak gini tuh siapa??

Pas dia buka pintunya, dia kaget, kok kakak sama kakak iparnya ada disini?

"Loh Kak Tae? Kak Jaehyun? Masuk dulu sini"

Jeno heran ini kok dua kakaknya pake baju rapi, jangan lupain baby David, keponakannya yang di gendong sama Taeyong.

"Ngga usah Jen, ini kakak lagi buru-buru, takut ketinggalan pesawat"

"Emang kakak mau kemana?"

"Ada pertemuan bisnis gitu, lima hari, kakak mau titipin David ke kamu sama Nana. Ini perlengkapannya udah di tas baby semua" Jaehyun ngasih adek iparnya itu tas bayi yang dari tadi dia bawa.

"Kok tumben David ngga di bawa?"

"Soalnya ini pertemuan bukan perjalanan bisnis kayak biasa, kalo David dibawa takut pas banyak orang nanti dia ngga nyaman, kamu jagain ya Jen?" Jawab Taeyong sambil memindahkan baby David yang sedang tidur ke gendongan Jeno.

"Kenapa ngga ke kak Mark aja?"

"Kalo David dititipin di apartnya Mark, yang ada dia repot nanti, kalo kamu kan bisa sama Nana" Jeno hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Jaehyun pun mengecek jam di pergelangan tangannya.

"Dah jam setengah sembilan, berangkat sekarang aja ayok ke bandaranya"

"Oh oke, titip David ya Jen! Kakak pergi dulu"

Pasangan Jaeyong pun lalu pergi. Jeno juga memilih untuk langsung masuk rumah. Setelah mengunci pintu, dan meletakan tas baby David ke atas sofa. Ia pun menghampiri Jaemin yang sudah di ronde kedua acara makan baksonya.

"Na"

"Hm, siapa Jen?" Jaemin mendongak dan mendapati Jeno yang sedang mengendong buntalan uwu.

"David!" Jaemin reflek berteriak. Baby David pun terbangun karna terkejut, bayi satu tahun itu pun menangis.

"Eh eh, sama kak Nana yuk!" Jaemin langsung mengambil alih untuk mengendong David.

"Kak Taeyong sama Kak Jae mana Jen?"

"Pergi pertemuan bisnis, David dititipin ke kita lima hari" Jaemin pun hanya menganggukkan kepalanya, masih mencoba menenangkan David.

"Ada tas babynya David ngga Jen?"

"Ada, di sofa depan"

"Cari susu sama botolnya sana Jen"

"Gue baru buka ayam Na!"

"Tunda dulu ih, ambilin cepet"

Jeno mendengus, tapi tetap pergi untuk mengambilkan David susu.

"Nih" Jeno datang dengan tas baby David dan hanya menaruhnya di depan kaki Jaemin. Tidak mencari botol susu seperti yang disuruh jaemin.

"Jenn, lu tega banget ih, masa cuman ambil tas doang! Cari botol susunya Jen, buatin sekalian" Jaemin merengek, baby David yang di gendongannya masih menangis.

"Bikin sendiri lah Na, kan lo yang bikin nangis" Jeno pun melanjutkan acara makannya yang tertunda, mengabaikan Jaemin dan sibuk dengan ayamnya.

"Dih! Kalo gitu gimana kalo lo jadi bapak besok? Lo biarin gue ngurus anak kita sendiri gitu? Enak banget!"

Duh anak kita ngga tuh

"Crewet" walau begitu, Jeno lalu mencuci tangannya dan membuatkan susu untuk David.

"Gitu kek dari tadi"

Jaemin langsung mengambil botol susu yang sudah Jeno buat, dan berjalan ke arah kamar. Berniat untuk menidurkan David lagi. Sedangkan Jeno, dia melanjutkan acara makannya.

Selesai makan Jeno langsung memberesi piring dan sekalian mencucinya. Setelah selesai Jeno langsung menuju kamar tidur, berniat untuk mengecek keadaan David.

Saat dia membuka pintu kamar, dilihatnya pemandangan David yang sudah kembali tertidur dengan Jaemin yang memeluknya dengan mata yang juga sudah terpejam.

Jeno tersenyum kecil, menuju sisi kasur yang masih kosong dan ikut merebahkan diri. Menarik selimut, dan ikut tidur dengan posisi berhadapan dengan Jaemin yang memeluk David.






Tbc
Pendek ngga sih? Yodahlah

Yan

Secret About Us (Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang