Prolog

6 2 0
                                    

Di sebuah dunia yang mirip dengan keadaan bumi pada masa abad pertengahan. Dimana pedang, tombak, panah, sihir dan peperangan. Semua itu wajar di temui di dunia ini.

Di saat kebanyakan remaja di dunia ini di berkati kekuatan sihir sejak lahir, ada seorang remaja yang begitu sial. Dia tidak memiliki kekuatan sihir, bahkan dia harus menjalani hidup tanpa sanak saudara.

Hanya dengan mengandalkan pedang tua peninggalan Ayahnya, remaja itu mencoba bertahan hidup di dunia yang begitu keras.

°°

°°

Pov Akira

"Roti kering yang terasa begitu hambar, apa cuma makanan ini yang bisa mengisi perutku?...." mengeluh dan terus mengeluh, inilah yang bisa aku lakukan.

Dengan penghasilan yang begitu kecil, jangankan untuk makan tiga kali sehari. Untuk membeli sepotong roti kering pengganjal perut saja, kadang aku tidak memiliki uang yang cukup untuk membelinya.

Tapi hari ini aku akan bekerja lebih keras lagi. Jika biasanya aku berburu di dungeon, hari ini aku akan berburu di hutan. Meskipun monster di hutan levelnya rendah, setidaknya aku bisa mendapat banyak uang dari jumlah moster yang aku dapatkan.

Namaku Kenzo Akira, tahun ini usiaku menginjak 15 tahun. Meski berumur 15 tahun, tapi aku sangatlah lemah, anak usia 10 tahun dengan kekuatan sihirnya bisa dengan mudah membuatku babak belur.

Setelah menutup pintu rumahku, aku segera memulai petualangan di hari ini.

"Hei Akira, kamu mau pergi ke dungeon atau berburu ke hutan?...." Paman Kenji, seorang pedagang daging yang tinggal tidak begitu jauh dari rumahku, menyapaku saat aku lewat di depan kedainya.

"Hari ini aku akan pergi berburu ke hutan...."

"Kebetulan, stok daging white rabbit di kedaiku sudah habis. Apa kamu bisa mencarikannya?...."

"Dengan senang hati aku akan mencarikan sebanyak mungkin untuk Paman...." jawabku penuh semangat.

"Semangat boleh saja, tapi ingat jangan terlalu dalam masuk ke hutan!...."

"Beres Paman, aku mengerti dengan batasan kemampuan diriku...."

Dengan misi mendapatkan daging white rabbit, aku berjalan menuju gerbang keluar kota. Hutan di dekat kota tempat tinggalku, kini menjadi tujuanku.

"Pagi Paman Leon!...." aku menyapa prajurit kerajaan yang bertugas menjaga pintu kota.

"Oh Akira, apa ini tidak terlalu pagi untuk berburu?...."

"Hari ini aku terlalu bersemangat, karena itu aku akan berburu seharian...."

"Baiklah, berhati-hatilah dan ingat jangan terlalu dalam masuk ke hutan!...."

"Siap Paman...."

Senang rasanya banyak yang memberikan aku perhatian, tapi sejujurnya aku merasa sedikit terhina dengan perhatian orang-orang padaku. Seandainya aku lebih kuat, mungkin aku bisa bebas menjelajahi hutan dan memburu monster yang lebih berharga.

Tiba di pinggiran hutan, aku melihat sekawanan white rabbit. Kalau aku total, ada sekitar sepuluh ekor white rabbit.

White rabbit sebenarnya termasuk jenis monster, tapi karena levelnya yang rendah jadi tidak terlalu berbahaya bagiku memburu mereka.

White rabbit memang tidak berbahaya, tapi gerakannya yang lincah membuatku kesulitan untuk menangkapnya.

Hampir tiga jam aku berlarian kesana kemari, hanya dua ekor white rabbit yang aku dapatkan, sisanya kabur masuk ke bagian dalam hutan.

Mungkin jika saat ini ada remaja seumuran denganku melihat aku kerepotan menangani white rabbit, aku yakin dia akan menertawakanku.

Satu white rabbit dihargai satu keping perunggu, dan untuk membeli sebuah roti kering aku butuh dua keping perunggu. Dua ekor white rabbit yang saat ini aku pegang, cuma setara dengan sebuah roti kering.

Tentu itu sangat kurang untuk mengisi perutku selama satu hari. Karena itu aku putuskan masuk lebih dalam ke hutan, untuk mengejar kawanan white rabbit yang tadi kabur.

"Boomm...." suara ledakan dari dalam hutan mengejutkanku, apalagi aku merasa sumber ledakan itu tidak begitu jauh dariku.

Aku yang penasaran dengan berhati-hati mulai berjalan menuju sumber suara. Saat aku berada di sumber suara yang tadi terdengar, aku melihat beberapa prajurit kerajaan sudah tumbang menyisakan seorang prajurit dengan baju zirah lengkap. Aku yakin orang itu adalah pemimpin prajurit yang sudah tumbang.

Di depan prajurit yang begitu gagah dengan baju zirah lengkapnya, terdapat monster yang hanya dengan melihatnya saja sudah membuat tubuhku bergetar.

"Gold lion king, bagaimana mungkin monster berlevel 100 muncul di tempat ini?...."

Tubuhku semakin gemetaran saat monster itu berteriak. Aura yang keluar dari moneter itu benar-benar mengerikan. Aku yang hanya manusia biasa dengan level 4, merasa seperti tercekik saat monster itu berteriak.

Pertarungan yang sengit kini tersaji di depan mataku, tapi aku merasa ini adalah puncak pertarungan mereka.

Gold lion king itu mengalami luka yang cukup parah di sekujur tubuhnya. Begitupun dengan prajurit yang menggunakan zirah, dia seperti sudah berada di ujung kematian.

Tidak butuh waktu lama, pertarungan itu berakhir. Gold lion king masih berdiri dengan luka di sekujur tubuhnya, tepat di depannya ada prajurit berzirah yang tubuhnya sudah terhempas ke tanah.

Melihat hasil pertarungan mereka, saat ini cuma ada satu hal yang aku pikirkan. Aku harus pergi menjauh dari tempat ini.

"Krek...." bunyi ranting kering yang baru aku injak.

"Sial, dia melihatku...." gumamku lirih saat aku melihat gold lion king berjalan mendekatiku.

Monster itu semakin mendekatiku. Tubuhku semakin gemetar, bahkan kakiku tidak bisa aku gerakkan karena rasa takut yang aku alami.

Aku hanya bisa mengeluarkan pedang tuaku dan memegangnya dengan begitu erat dengan kedua tanganku.

Saat gold lion king semakin mendekatiku, aku menggerakkan pedangku secara random sambil memejamkan mata. Aku tidak berharap melukai monster itu, aku cuma berharap dia pergi dan tidak membunuhku.

"Cress...." pedangku yang aku pegang begitu kuat, tiba-tiba terlepas dari genggaman tanganku.

Saat aku membuka mata, aku melihat pedangku menancap di leher gold lion king, dan dalam hitungan detik tubuh gold kion king roboh terhempas ke tanah.

"Apa aku membunuhnya?...." dengan penuh keterkejutan aku melihat tubuh gold lion king yang sudah tidak bergerak. Belum hilang keterkejutanku, aku kembali dibuat terkejut saat melihat tubuh gold lion king berubah menjadi butiran cahaya.

The Legend Of SwordmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang