- Peace?

962 83 37
                                    

🌻🌻🌻


Icasia Griselda Lareina's POV

Sejak tadi pagi, Mazaya sudah menghujani ponselku dengan telepon dari dia. Dia memintaku untuk menginap dirumahnya. Karena ia sedang sendiri dirumah. Orang tuanya sedang ada tugas ke luar kota.

'Dretttt.... Dretttt'

Melihat ID Callernya adalah Mazaya, gue 'pun segera mengangkatnya.

"Halo Ya." Sapaku dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka.

"Gel, nanti malam nginap di rumah gue ya. Please. Gue sendirian. Bokap - Nyokap gue ke luar kota." Pinta Mazaya.

"Emangnya Bi Sarni kemana?" Tanyaku pada Mazaya.

"Pulang kampung. Ayolah Gel, temanin gue." Ujar Mazaya.

"Iya, nanti gue kerumah lo." Ujarku.

"Siang ya Gel." Ujar Mazaya.

"Iya."

Telepon 'pun gue matikan. Rasa kantukku sudah hilang seketika. Aku 'pun bergegas menuju ruang makan. Untuk mengisi perutku.

Saat menuruni tangga, Mamah melihatku yang masih berantakan.

"Anak perawan, bangunnya siang terus. Rambut udah kayak singa. Gimana mau dapat pacar." Protes Mamah yang sedang mengoleskan selai kacang pada roti miliknya.

"Ceramahnya nanti aja Mah. Aku laper." Ujarku dengan nada kesal.

Aku 'pun mendudukkan diri disebelah papah yang sedang menyantap makanannya.

Aku 'pun mulai menyantap makananku.

"Mah, nanti Igel nginap dirumah Mazaya ya." Izinku pada Mamah.

"Iya." Ujar Mamah. Mamah memang mengenal dekat Mazaya dan kedua orang tuanya.

"Kamu akhir tahun ikut ke Jogja ya Gel." Ujar Papah.

"Emangnya ada apa?" Tanyaku.

"Geng arisan mamahmu ngadain acara kumpul - kumpul." Jawab Papah.

'Arisan berarti Tante Nia ikut. Kevin juga ikut.' Batinku.

"Tante Nia ikut Mah?" Tanyaku pada Mamah.

"Ikut. Bilang aja, biar ketemu Kevin kan?" Selidik Mamah memicingkan matanya.

"Nggak, maksudnya biar aku ada temannya. Kan nggak lucu Mamah ngobrol sama teman Mamah aku diam doang." Alibiku.

"Kan ada Aurel. Bohongmu nggak bagus Gel." Ledek Mamah.

"Terserah Mamah lah." Pasrahku.

"Aku ajak Mazaya boleh kan Pa? Papah nggak kasihan, ngelihat aku diam doang pas papah dan mamah ngobrol? Biar aku ada temannya pah." Ujarku.

"Iya, ajak aja."

Sarapan pun usai gue memutuskan untuk membersihkan diri dan setelahnya gue kembali merebahkan diriku di tempat tidur.

Jam satu siang, gue memutuskan untuk datang kerumah Mazaya. Karena gue sudah kepalang bosan.

Setelah pamit pada Mamah dan Papah, gue segera keluar rumah dan berjalan kaki menuju rumah Mazaya.

Rumah gue dan rumah Mazaya hanya berjarak lima rumah. Jadi dengan berjalan kaki sudah cukup.

Sesampainya dirumah Mazaya. Aku 'pun langsung menekan bell rumahnya. Tak lama datanglah Mazaya yang masih terbalut dengan piyama.

"Gila lo. Udah jam satu belum mandi juga." Ujarku pada Mazaya yang sedang mengisi gelas dengan air.

"Telat mandi nggak bikin gue mati Gel." Ujar Mazaya.

Dear Heart, Why Him?  || KSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang