MPD - 3 - Dunia Lain

1.4K 132 95
                                    

Alfian akan bertahan meski susah payah. Ia tak akan terbunuh! Dia akan melindungi Neysha, sekarang ... juga selamanya. Alfian akan melakukan apa pun untuk melindungi adik perempuannya.

Ya ... apa pun!

Kadang, luka bisa terbasuh bersama hilangnya kenangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kadang, luka bisa terbasuh bersama hilangnya kenangan.

Sudah nyaris pukul sebelas malam kala pemuda itu hampir tiba ke tujuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah nyaris pukul sebelas malam kala pemuda itu hampir tiba ke tujuan. Pikirannya kadang mengembara entah ke mana hingga berulang kali Alfian terantuk tonjolan bebatuan yang menghalangi jalan. Peristiwa hidup-mati selalu membawa kengerian tersendiri baginya.

"Neysha?" Alfian berbisik di luar reruntuhan rumah. Ia berharap tidak ada orang jahat yang tiba-tiba datang menyergap karena mendengar suaranya.

Tidak ada jawaban.

Sekali lagi Alfian memanggil nama adiknya. Kali ini sedikit lebih keras. Masih tidak ada jawaban. Berbagai kekhawatiran bermunculan tanpa ampun di benaknya. Keringat dingin mengalir di pelipis. Dengan mengendap, pemuda itu bergerak ke arah ruangan tempat Neysha seharusnya bersembunyi.

Di sudut ruangan yang remang-remang, dilihatnya Neysha tengah tertidur dengan dengkuran halus. Kantong air putih yang tadi ia berikan masih utuh dalam dekapan. Ada embusan kelegaan melihat bocah mungil itu begitu lelap tertidur.

Alfian perlahan bergerak mendekat. Sayang beberapa kerikil yang terjatuh saat kakinya terangkat menimbulkan bunyi gemerisik. Neysha terjaga penuh keterkejutan. Matanya membeliak dengan tubuh gemetar penuh ketakutan.

"Sssst ... ini Kakak." Alfian langsung membekap mulut adiknya yang hampir saja berteriak. Menimbulkan suara gaduh hanya akan memancing banyak orang untuk menyergap. Merampas makanan, minuman, bahkan pakaian. Bajingan yang tanpa segan akan membunuh meski tidak diperlukan.

Neysha masih gemetar dalam dekapan kakaknya. Namun, ia mengangguk sebagai tanda bahwa ia tak akan berteriak.

"Ma-maaf," bisiknya. "Maaf Neysha ketiduran."

Bocah itu sadar sifat paranoidnya terbentuk sejak peristiwa berdarah itu. Sesuatu yang selalu membuatnya ketakutan saat didatangi seseorang secara mendadak. Kejadian itu telah meninggalkan trauma mendalam.

TERBIT  Deliverance x Dimensional FugitiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang