"ky, gue mohon, tolong selamatkan adik gue ky" ucap david pada dr. RickyDavid sempat terkejut saat tau bahwa dokter yang menangani adiknya adalah ricky, teman seperkuliahannya yang bekerja ditempat berbeda dengannya
"kemungkinannya kecil vid, gua gak bisa ngelakuin apa-apa, sekarang aja tangan adik lo lumpuh, sel kankernya udh menyebar kemana-mana" ucap ricky
"dunia sempit ya, kalo aja gue tau itu adik lo vid, mungkin udah dari lama gue kasih tau berita ini ke lo" ucap ricky
"gak usah disesali ky, ini salah gue juga yang terlalu sibuk jadi gak pernah perhatiin dia" ucap david seraya meninggalkan ricky
Langkah david membawanya ke taman, saat ditaman ia termenung memikirkan adiknya yang tengah berjuang antara hidup dan mati
"ternyata sakit ya, jadi dokter tapi disaat seperti ini gak ada yang bisa gue lakukan, bahkan untuk adik gue sendiri" lirih david
Jadinya menari dengan lincah dilayar handponenya, mencari nama yang selama ini amira rindukan
"halo ma"
"yaa kenapa vid, kok tumben nelpon mama"
"....."
"halo! David kamu masih disana?"
"iya kok ma, maa amira.."
"kamu telpon mama cuma buat bicarain dia, kamu buang waktu mama vid"
Tut
Sambungan terputus, ya david ingin membujuk orang tuanya agar mau menerima amira
David berdiri dan meninggalkan taman menuju kamar rawat amira, ia tak peduli sepupunya itu akan marah jika ia masuk, ia ingin bicara dengan adik semata wayangnya itu
Ceklek
Amira tampak terkejut melihat kehadiran david "ba..ng david? Kok ada disini?"
"abang tau semua, semua tentang penyakit kamu"
Deg!
"enggak seharusnya kamu sembunyiin ini dari abang" ucap david sedangkan amira, mulutnya masih tertutup
"abang denger tangan dan kaki kamu gak bisa digerakin, kamu jangan sedih ada tangan abang yang siap kamu gunain kapanpun, begitupun kaki abang" ucap david membuat setetes air mata amira jatuh
"tangan aku udah lumpuh, gak bisa digerakin, aku udah gak bisa peluk orang orang yang aku sayangi" ucap amira seraya menangis tersedu-sedu
"kamu emang gak bisa peluk abang, tapi abang bisa peluk kamu, maaf sempet marah sama kamu, maafin abang dek, kamu harus sembuh" ucap david yang juga ikut menitikan air mata seraya memeluk amira
***
"pa, aku sayang papa"
"pa, aku mau peluk papa, tapi aku gak bisa"
Angga a.k.a papa amira sedang terheran-heran mengapa ia ada di tempat yang tak ia kenali, tempat yang tak pernah ia kunjungi sebelumnya
Netranya melihat ke sekitarnya, hamparan padi mengelilinginya, namun yang mengganggu matanya adalah ada seorang perempuan sedang duduk dibangku taman memakai baju dress berwarna putih, rambut panjangnya yang terurai dan memakai mahkota yang terbuatdari bunga mawar putih
Perlahan angga mendekatinya "nak sedang apa kamu disini? Kamu tau tempat ini?"
Wajah angga tampak terkejut saat perempuan didepannya menoleh

KAMU SEDANG MEMBACA
i am fine
Teen FictionTak perlu jadi orang lain untuk membuat seseorang bahagia sedangkan dirimu sendiri tersiksa, cukup jadi diri sendiri asal bahagia-arkana pradipta Aku ini hanyalah gadis yang rela menjadi orang lain demi membuat mereka tertawa lepas, tanpa memikirkan...