1

99 14 13
                                    

"MA! KAOS KAKI AKU MANA YA?" Sera berteriak kencang, sedangkan tangannya sibuk mengacak isi lemari nya untuk mencari kaos kaki yang hilang sebelah itu.

"Udah dibilangin siapin dari semalem masih aja ngeyel!" Minyoung, mama Sera balik menjerit dari lantai bawah. "Bantuin adek Jisung dulu. Nanti minta bantuin abang nyariin."

Sera mencibir, menuruni tangga dengan kaki menghentak.

"Lo ngapain dah pake kaos kaki sebiji gitu." Mark yang sedang mengoles selai ke atas rotinya terbahak.

"Kaos kaki gue ilang njir."

"Oohh, kaos kaki putih ya?" tanya Mark yang dijawab anggukan dari Sera. "Ini." lanjut Mark lagi seraya mengangkat kaki kirinya tinggi.

"SYALAN KAU MARKONAH!"

BUAGH

Dan terjadilah rebutan kaos kaki.

Jisung yang baru bangun tidur mengucek matanya pelan. Pemandangan pagi ini benar-benar luar biasa. Mark sudah terkapar di lantai dengan Sera yang duduk di atasnya sambil menarik kaki kiri Mark, berusaha melepas kaos kaki yang dipakainya.

Dia beralih menuju kamar Taeyong, "Abang, adek mau mandi."

Taeyong meletakkan handphonenya, beralih mengangkat tubuh Jisung. "Emang mbak Sera dimana?"

"Lagi berantem bang."

Taeyong mendengus, membawa bocah yang ada di gendongannya itu menuju kamar mandi lalu memandikannya dengan telaten. Hari ini merupakan hari pertama Jisung masuk SD, jadi dia benar-benar bersemangat.

"Nanti abang yang anter aja ya. Kayaknya mbak Sera sama abang Mark bakalan telat."

Jisung hanya mengangguk menurut saja, sedikit tersentak kala Taeyong menyiram air dingin ke kepalanya.

--

"CHENLE! CHENLE!" Jisung berteriak di depan rumah keluarga Donghae. Sesekali dia menguap, di samping kirinya ada Taeyong yang masih menggandeng Jisung.

Iya, hari ini Jisung berniat berangkat bareng sama Chenle karena mereka masuk sekolah yang sama. Umur mereka pun sama. Jadilah kemarin sore sebelum maghrib dia janjian. Tapi setelah menunggu agak lama di depan rumah, Chenle tidak juga datang. Akhirnya Taeyong memutuskan untuk menyusul.

"Iyaa."

Pintu terbuka, menampilkan seorang perempuan dengan seragam lengkap. Dia sedikit terkejut karena ada Taeyongㅡpujaan hatinya.

"E.. Eh kenapa kak?" katanya gugup, sesekali menyelipkan rambut panjangnya ke belakang telinga.

"Chenle nya ada? Kemarin katanya mau berangkat bareng."

"Oh.. Ohhh ada kok, masih sarapan itu. Masuk dulu kak, sambil nunggu."

Taeyong tersenyum, "nggak usah dek, di sini aja. Nanti biar langsung berangkat."

Jinkyung hanya mengangguk canggung, apalagi saat Taeyong memperhatikannya lekat-lekat lalu mulai mendekat. Rasanya jantung Jinkyung sudah mulai dugem di dalam sana. Jemari Taeyong mendarat di sudut bibir Jinkyung, mengusapnya pelan lalu tersenyum.

"Ada saos." ucapnya pelan.

Mati aja dah gue. - Jinkyung

"Mau sekalian bareng nggak nanti berangkatnya?"

"Boㅡ"

"Jinkyung bareng gue bang." Sera memotong ucapan Jinkyung

Asu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Komplek FrindavanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang