Nadia bersama teman-temannya menemani Ara di UKS. Syukurlah Ara segera siuman. Nadia memberikan minuman handalan sejuta umat ketika sakit, yaitu teh hangat. Dan untungnya bel istirahat berbunyi, jadi detik itu hukuman mereka selesai.
“Ara kamu belum sarapan ya?” Nadia mengusap rambut Ara. Ara hanya menjawab dengan anggukan.
“Gue mau ke kantin, ada yang nitip gak?” Tanya Affa.
“Beliin roti aja buat gue sama Ara. Berani kan ke kantin sendiri?” Balas Nadia.
“Ya elah berani lah, lagian Ibas, Roni sama Iwan udah di kantin” Sahut Affa sembari mengelus rambutnya. Affa pergi meninggalkan Nadia dan Ara menuju ke kantin.
“Kamu kenapa gak ikut ke kantin?” Tanya Ara kepada Nadia dengan nada yang lirih.
“Ya masa aku tega ninggalin kamu sendiri” Nadia berkata dengan lembut. Ara tersenyum membuat Nadia merasakan getaran aneh di tubuhnya. Nadia merasa sudah seperti bertahun-tahun kenal dengan Ara. Beberapa menit kemudian Affa beserta yang lainnya masuk ke dalam UKS. Menanyakan kondisi Ara apakah sudah baikan atau belum. Ara memakan sepotong roti yang dibelikan Affa.
“Eh, Ra kalau lu mau kasusin senior belagu itu bisa banget loh” Ujar Affa tiba-tiba.
“Bener Ra, kalau ortu kamu kesini terus protes ga terima, pasti si senior blegug itu kena masalah atuh” Iwan menimpali dengan logat khas sundanya.
Sorot mata Ara berubah. Nadia merasakan bahwa senyum Ara berubah menjadi kecut. Nadia mencium bau-bau ada yang tidak beres disini. Sepertinya Ara kurang suka dengan topik tersebut. Nadia mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Eh, bikin grup chat yuk” Ajak Nadia.
“Boleh…” Sahut mereka semua.
“Oke nanti gue invite. Eh balik lagi yuk ke lapangan. Udah mau masuk lagi ini. Ara kalau masih sakit disini aja, nanti kita yang ngomong ke mereka” Bujuk Nadia agar Ara tetap beristirahat.
“Gak, aku udah enakan. Tadi udah makan roti juga. Masih pengen war nih sama senior tadi” Ucap Ara sambal menyengir kuda, sontak semua orang yang ada disana cekikikan.
Nadia tidak terpikirkan bahwa masa orientasi siswa benar-benar melelahkan. Tidak seperti FTV-FTV yang sering dia tonton. Datang, pacaran, makan, hahahihi seperti itulah kegiatan yang dia tonton. Namun hari ini dia senang, mendapatkan teman-teman baru yang dekat. Bahkan sudah memiliki grup chat berenam. Tiba-tiba Nadia kepikiran untuk menelpon Ara, hanya sekedar menanyakan bagaimana kondisi Ara.
“Hallo…” Sapa Ara diseberang sana.
“Hallo ra, anu gimana kabarmu” Ucap Nadia ragu-ragu.
“Hah? Maksudnya?” Tanya Ara keheranan.
“Eh.. Anu maksudnya gimana kondisimu? Udah sehat kan?” Tanya Nadia penuh perhatian. Ara tersenyum, ia mendapatkan teman baru yang sangat perhatian.
“Udah baikan kok Nad, kirain ada apa” Ara tersenyum.
“Eh maaf, aku ganggu ya?” Tanya Nadia kikuk.
“Anu, bukan gitu Nad, aku seneng kok. Akhirnya ada yang perhatian dengan aku. Terimakasih ya, sampai ketemu besok Nad” Jawab Ara penuh kelembutan. Nadia tersenyum, akhirnya dia tau rasanya memiliki sahabat yang lemah lembut. Tidak seperti Affa yang centil ataupun dirinya yang bar-bar.
Nadia membayangkan bagaimana rasanya ya berpacaran dengan kakak kelas yang tampan, mengerjakan tugas bersama-sama, kemudian membayangkan makan bersama di kantin. Rasanya hal itu tidak mungkin. Bagaimana jika ayahnya tau jika ia berpacaran. Ayahnya akan marah besar. Ayahnya begitu kolot sekali tidak seperti orang tua teman-temannya. Lagi-lagi ia hanya bisa mendesah pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love
Ficção AdolescenteKisah tentang persahabatan di SMA. Bertemu karna hukuman, dan berakhir menjadi persahabatan. Nadia merasa dirinya salah karena jatuh cinta pada sahabatnya sendiri yang sesama perempuan. Akankan cinta Nadia terbalas? atau dia memilih lelaki yang meng...