Chapter 2

448 68 14
                                    

September 2018

Pukul sembilan malam, Taehyung memasuki rumahnya. Keheningan menyelimuti antara dia dan Jungkook yang melangkah melewatinya begitu saja.

Tidak seluruh lampu di rumah dalam keadaan menyala, Taehyung menutup pintu depan dan melihat ruang tamu yang gelap gulita. Ia melihat cahaya dari arah dapur, gemericik air yang di tuang ke dalam gelas menjadi pemecah sunyi. Disusul gemuruh langit yang berteriak heboh.

Rambut dan sekujur tubuh Taehyung basah kuyup. Hujan di luar sana menghancurkan kencannya dengan Jungkook. Adik sekaligus kekasihnya itu kini tengah menyandar pada pintu kulkas. Meneguk segelas air mineral dengan tenang.

"Hyung, ingin sesuatu?" tanya Jungkook, memandang Taehyung dari balik gelas kacanya.

"Apa kau lapar?" ujar Taehyung , mendorong bahu Jungkook agar sedikit menjauh dari kulkas. "Karena aku lapar."

Taehyung, melihat berbagai jenis bahan makanan di dalam kulkas mereka. Diambilnya tiga ratus gram daging dari dalam freezer, juga dua butir telur. "Mau tidak mau, malam ini kita makan ramen," ucap Taehyung, menyalakan kompor dan meletakan panci berisikan air di atas api dengan panas tinggi.

"Sebaiknya kau mandi Jungkook-ah,"

"Aku akan menunggu," kata Jungkook, duduk di atas meja dapur, di samping Taehyung yang tengah memotong sayuran. "Kita bisa berbagi kamar mandi, nanti."

"Kita selalu berbagi kamar mandi."

"Tapi belum pernah mandi bersama," kata Jungkook , mengedikan bahu ringan. Tidak peduli pada tatapan Taehyung yang melotot tajam.

"Jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mama menyuruhku untuk mengurusmu, jatah makan dan uang sakumu ada di tanganku." Taehyung meniriskan mie yang sudah lunak, dipindahkannya ke dalam mangkuk. Dan ia mulai merebus air lagi untuk kuah ramen nanti.

"Papa menyuruhku untuk melindungimu. Jadi, keselamatanmu ada di tanganku, hyung." Jungkook menoleh ke arah Taehyung dan mengulurkan tangan menyentuh dagu kakaknya. "Hyung, ingin aku bermain lembut atau kasar?" tanya Jungkook dengan jarak bibir yang hampir menyentuh telinga Taehyung . Tapi kakaknya tidak mau menjawab pertanyaan itu.

Jungkook tertawa lebar melihat sikap Taehyung yang menepis tangannya. Pemuda manis itu berbalik memunggunginya, memasukan bumbu ramen setelah ia memanggang daging dan merebus telur.

Jungkook beringsut turun mendekati Taehyung, kini kedua tangannya memeluk pinggang Taehyung dari arah belakang. Taehyung mengeluh saat Jungkook mengecup bibirnya.

"Aku sedang masak, Jungkook." Taehyung merengek halus dan mendorong dada Jungkook. "Tunggu di meja makan dan jangan mengganggu," ucap Taehyung.

Jungkook menghela, lalu mengulum senyum. Mengecup singkat pipi kakaknya, kemudian berlari ke meja makan dan duduk tenang di sana. Mengabaikan Taehyung yang berteriak protes.

Jungkook yang ini, Jungkook yang itu, kenapa harus mencintai Jungkook yang sangat menyebalkan.

Celotehan lucu yang membuat Jungkook tertawa senang.

Aroma gurih kuah ramen menusuk indra penciuman Jungkook. Asap yang mengepul di permukaan berasal dari kuah ramen yang disuguhkan secara hangat. Toping daging dan telur semakin mempercantik ramen dalam lingkar mangkuk. Menggugah selera makan Jungkook.

Taehyung memang pandai memasak, tidak heran jika saat pemuda manis itu mengulurkan semangkuk ramen dan Jungkook langsung meraih sumpit, lalu memakan ramennya dengan suara berisik. Disusul hembusan napas panjang, menandakan bagaimana Jungkook begitu menikmati masakan Taehyung.

Apple of My Eyes (DISCONTINUED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang