Lembar Terakhir

6 0 0
                                    

8 April 2018,

"Sudah berangkat ke kantor ya?"

Pagi ini kuputuskan untuk menuliskan cerita keseharianku pada kertas kosong, aku menceritakan semua yang tertuang di isi kepalaku, dan apa yang sedang aku rasakan.

Suster datang ke kamarku untuk memberiku sarapan, sebenarnya aku sedang tidak ada keinginan untuk makan, ya seperti yang kebanyakan orang tau makanan apapun yang orang sakit makan maka rasanya akan cenderung pahit, namun aku sadar bahwa aku harus makan demi kesehatan ku sendiri dan juga masih banyak tugas kuliah yang perlu aku kerjakan. 

Siang itu Ella datang untuk menjengukku tanpa sepengetahuanku 

"Lho ko kesini siang ?"

"Iya, habis jam kosong sampe ntar pulang sekolah"

"Eh la kamu lapar nggak ?"

"Lumayan sih... kenapa ?"

"E.. nitip dong beli makan di kantin bawah, itu nasi gorengnya enak lho"

"Hm.. untung lagi sakit, iya deh iya aku beliin tungguin bntr"

"Iya iya buru jangan kelamaan"

"Dih, ya in"

Bosan menunggu aku melanjutkan untuk menuliskan keseharianku pada kertas kosong, sambil berpikir apabila nanti selesai sudah ceritaku,apa yang harus ku lakukan pada buku ini?haruskah aku buang, atau ku berikan saja pada seseorang ? 

Selama beberapa menit aku memikirkan hal itu, hingga akhirnya pintu kamarku terbuka,

"Ssstt.. malah ngelamun, nih nasi gorengnya sudah jadi, buruan di makan ntar dingin nggak enak"

"Eh.. iya iya makasih"

Tiba-tiba saja kepalaku pusing badanku terasa lemas, dan sulit untuk digerakan pada saat itu juga piring yang kupegang terlepas dari peganganku, dan disaat yang bersamaan pandanganku terlihat kabur.Disaat aku terbangun, Ella, Arka dan Orang tuaku sedang menungguku di dalam kamar dan disaat ku sadar orang tuaku langsung memeluk ku, sambil berkata,

"Gisa kamu harus kuat, mama yakin kamu pasti bisa", 

Hanya dengan ucapan seperti itu tubuhku terasa lemas, entah apa yang dimaksud oleh nya.Lalu aku bertanya kepada ibuku tentang apa yang terjadi, dengan nada lirih dan sedikit menahan nafas seakan-akan sedang menangis, 

"Cek dokter kemarin, Dokter bilang kalau kamu itu positif kanker".

Badanku terasa sangat lemas dan semakin lemas, dan orang-orang yang ada di ruangan itu pun terdiam,

"Semangat Gisa, aku yakin kamu pasti bisa, kamu kuat kok"

"Iya bener kata Arka , kamu pasti bisa kita bakal support kamu kok"

"Makasih ya Arka,Ella"

1 minggu kemudian aku merasa bahwa badanku tidak terlalu lemas,aku merasa bahwa aku sudah bisa untuk melakukan aktivitas ringan, aku meraih HP ku yang ada di samping ranjangku lalu menyuruh Ella untuk kesini,

 20 menit kemudian Ella pun sampai dikamarku,

"Nah sampe juga akhirnya tumben lama, padahal kan deket"

"Dikira rumah ku kesini jalan tol, di luar macet tau"

"Hehe iya iya bercanda, eh tolong ambilin buku dong di laci meja"

"Nih, buku apaan ni, ko aku nggak pernah liat kamu make buku ini?"

"Iya ini buku pribadi, aku bercerita banyak di dalam buku ini, kamu inget kan hari pertama aku nanya-nanya ke kamu tentang Arka dan perasaan yang aku rasakan?"

"E.. iya inget"

"Semua udah aku tulis disini, jadi aku mau kamu kasih buku ini kalo nanti aku udah nggak bisa nulis buku ini lagi ya.."

"Ngomong apaan si ngaco, kasih aja sendiri, ngapain si ngomong gitu segala ngeselin"

Tiba-tiba Arka menimbrung pembicaraan aku dan Ella

"Lagi pada asik ngapain nih ?"

"Eh.. Arka nggak lagi , ngobrol biasa aja sama Gisa"

"Kebetulan kamu kesini .Arka sini dong aku mau ngasih kamu sesuatu"

"Duh ngerepotin apaan nih, buku ?"

"Iya buku ini aku kasih ke kamu tapi kamu janji jangan baca ini buku disini, malu aku ntar"

" Iya santai aja kali, ntar aku baca di rumah kok"

Di saat itu juga kepalaku pusing, badanku lemas, pikiranku sudah entah kemana, hal yang terakhir aku lihat hanyalah Arka dan juga Ella, aku bersyukur bisa mengenal mereka, dan bisa berteman baik dengan mereka. 

Mungkin memang usai disini dari cerita yang sudah lama aku tulis, dan akhirnya aku bisa memutuskan kepada siapa buku ini akan ku berikan. 

Terimakasih kalian semua sudah menemani ku di saat ku sedang membutuhkan.

Dan inilah akhir dari cerita ini.

Selamat tinggal dunia.

Terlambat by: BagaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang