Sekarang sedang jam olahraga, Nadin, Sakura dan Zalfa baru selesai mengganti pakaian mereka. Seperti biasa mereka bertiga yang sering datang telat pas jam olahraga.
"Nadin, Sakura dan Zalfa. Lari keliling lapangan lima kali!" teriak pak Ucup sambil menunjuk ke arah lapangan yang sangat luas.
"Sekarang pak?" tanya Sakura sambil memasang watados. Wajah tanpa dosa.
"Engga. Ntar tahun depan aja," ujar pak Ucup sambil menatap Sakura sinis.
"Ya, udah. Kalo gitu kita bertiga duduk dulu yah pak, ntar tahun depan pas udah kelas dua belas baru kita lari keliling lapangan." ujar Sakura santai. Ia pun menarik Nadin dan Zalfa kemudian mereka bertiga duduk di pinggir lapangan.
Pak Ucup hanya bisa mengelus-elus dadanya sambil menatap ketiga muridnya yang bisa dikatakan luar biyasah sekali.
"Oke anak-anak, jadi di sini kita masuk dengan materi yang baru. Yaitu tentang bola volly."
Pak Ucup pun mulai menjelaskan materi sambil sesekali mempraktekannya.
"Oke. Sekarang kalian praktekan sendiri, saya ada urusan sama kepala sekolah. Jadi mohon bantuannya agar tidak membuat masalah setelah saya pergi, selamat siang anak-anak."
Pak Ucup dengan segera menuju ke ruangan kepala sekolah, sedangkan murid-murid mulai berebutan menggambil bola volly, termasuk Lazadin. Laura Zalfa Nadin.
"Kita di sebelah sana aja," ujar Zalfa, mereka bertiga pun berjalan ke arah taman. Di sana banyak pohon jadi pasti sejuk.
Mereka bertiga mulai mengambil posisi masing masing, Zalfa mulai melempar bola pada Nadin, dengan sigap Nadin mem-pasing bola tersebut kepada Sakura. Mereka saling mengoper bola tersebut.
"Kura, pasing yang tinggi yeh, gue mau smash." ujar Zalfa sambil mempasing bola ke arah Sakura.
Sakura pun mengikuti instruksi Zalfa, dia mempasing bola lumayan tinggi. Zalfa mulai meloncat, dia mengganyunkan tangan dan ...
'Plaakk!'
"Anying!"
Zalfa tersentak kaget saat tangannya tidak mengenai bola malah mengenai wajah seorang cowok.
"Eh maap maap, gue ga sengaja." Zalfa memegang bahu cowok tersebut. Tapi malah ditepis dengan kasar oleh cowok tersebut.
Cowok itu menatap Zalfa tajam. "Kalo pendek, pendek aja. Ga usah sok mau loncat buat ngelakuin smash! Bukan kena bola malah kena muka gue."
Zalfa memincingkan matanya, bukannya tadi dia sudah minta maaf? Tapi kenapa ini cowok malah ngegas?
"Ya maap ... kan tadi udah gue bilang? Gue itu ga sengaja." Zalfa pun mulai ikut tersulut emosi.
"Cih. Makanya kalo ga bisa buat ngelakuin sesuatu itu jangan sok deh!" sentak cowok itu sambil mengusap pipinya yang terkena tamparan dashyat Zalfa.
Napas Zalfa mulai memburu, ia mencoba untuk tetap tenang. Nadin dan Sakura juga mengusap-usap bahu Zalfa.
"Gue kan udah minta maap bego! Lo ga denger hah?! Apa jangan-jangan lo tuli?" ucap Zalfa skartis, dia menatap cowok tersebut remeh.
Zalfa melirik name tag cowok tersebut.
'Kevin Saputra.'
Kevin menatap Zalfa tidak suka. Dia maju selangkah mendekati Zalfa, dia sedikit menunduk untuk menyamakan posisinya dengan Zalfa.
"Dasar betina bar-bar!" tekan Kevin, belum sempat Kevin berbalik. Kepalan tangan Zalfa sudah mengenai perut Kevin.
'Bugh!'