Aku dan Dia

7 0 0
                                    

Aku dan dia. Terjerat dalam indahnya balada cinta. Entahlah, dengan percaya diri kukatakan demikian, walau kenyataannya dia hanyalah seorang teman. Ku katakan hanya apa yang aku rasakan, tidak peduli bagaimana dia memikirkan. Dia yang ku kagumi, sejak awal pertemuan suatu hari. Entah apa yang membuatku kagum, dia bukan seorang presiden apalagi albert einstein. Hingga kujalani kehidupan normalku, tanpa kutahu ternyata dia suka aku. Kukatakan sebuah rahasia disini. "Aku menyukai kamu, jauh sebelum kamu menyukaiku". Tak pernah berani ku katakan itu sebelumnya, bahkan pada bayanganku sendiri. Merasa sombong, memang iya. Kusembunyikan perasaan itu. Sangat malu aku mengakuinya, dan lebih malu lagi karena harus mengaku pada selembar kertas.

Sebagai teman, kujalani hari-hari indah layaknya dilan dan milea, diatas motor berdua, menyusuri jalan bersamanya. Indah memang, hingga sampai saat ini ingin ku ulang lagi pertemuan dengannya. Dan kutegaskan sekali lagi, dia adalah seorang teman. Jika kalian bertanya-tanya mengapa tidak ada kejelasan ? Sampai saat ini pun aku masih belum mendapat jawaban. Yang kutahu hanyalah bersyukur pada Tuhan. Seperti ini saja sudah cukup menyenangkan, mungkin selanjutnya langsung ke jenjang pernikahan. Tidak perlu ada peresmian, yang penting ada perayaan. Mungkin terlalu fanatik jika ku katakan aku cinta dia, jadi kuputuskan untuk mengatakan aku mengaguminya. Sebagai seorang teman, sifatku sungguh keterlaluan. Keegoisanku untuk memiliki dia tidak bisa terelakkan. Memang sifat dasar manusia seperti itu, jadi jangan menyalahkanku. Selalu ku ikuti jejak langkahnya, selalu ku pantau sosial medianya, bahkan seringkali ku jadikan berbagai alasan untuk jalan bersamanya.

Ketika aku mulai mengaguminya, aku sudah siap menerima semua konsekuensinya, menerima segala kesibukannya, tapi tidak pernah terpikir untuk menerima perpisahannya, sifat dasar manusia, ya kan. Namun pemikiran itu tidak segampang nyatanya. Sudah pasti, penolakan menjadi bumbu-bumbu halus perjuangan. Jika berbicara mengenai sifat dasar wanita, penolakan adalah hal yang sangat haram untuk diterima. Tidak bisa kupungkiri, seringkali aku merasa kecewa sendiri. Tapi, itu bukan penghalang untuk aku berhenti, sampai disini. Jadi kuteruskan lagi berlari, mengejar dia yang sibuk sendiri.

Bodoh, memang aku terlalu bodoh. Menganggap itu cinta ? tidak. Sudah ku katakan dari awal, aku putuskan untuk mengaguminya. Masalah dia mengagumiku atau tidak, itu urusannya. Yang terpenting disini, berjuang saja dulu. Jika suatu saat aku sudah mulai lelah, aku juga akan berhenti dengan sendirinya. Berpikir untuk menyesal ? tidak. Memang waktuku terbuang untuk singgah pada suatu tempat. Namun jika tempat itu sangat indah, apakah kau akan berpikir untuk menyesal ?. berkunjung ke berbagai tempat seharusnya menjadi hal yang positif bukan ? (haha maaf yang ini bercanda). Dan satu lagi, aku juga mendapatkan bentuk kebahagiaan dengan cara mengagumi dirinya.

Kukatakan aku rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang