Januari, 1980.
Tak dapat kupungkiri rupanya,
Tak dapat kuakhiri pada akhirnya,
Juga tak dapat diri ini awali ternyata,
Juga darimana datangnya perasaan ini;Sejeong-ssi.
Barangkali dirimu dapat jawab segala gundahku kala ini.
Dengan rendah hati selalu kuharap kehadiranmu. Kesediaanmu untuk kembali.Di mana semua ini berawal dan berakhir, telah kuserahkan segala padamu.
Segala telah kuserahkan.
Segala telah kulimpahkan.Temani aku,
Setidaknya, temuiku di salah satu mimpi buruk ini.Aku berang mengakuinya, tetapi tak dapat kutampik bahwa diri ini telah jadi seorang pengecut di hadapmu.
Maafkan. Maafkan.Sejeong-ssi, maafkan aku. Kembalilah. Aku takut sendiri begini. Kembalilah. Kembalilah.
Sejeong-ssi,
Mungkin kau baru tahu,
Selama ini aku tak pernah dapat berhitung dengan benar. Tidakkah benar memalukan?
Namun, kau tahu aku yakini satu perihal, Sejeong-ssi.
Telah beratus purnama kutunggu kau di sini. Bersama dengan ribuan bintang yang berpendar pada tiap malam yang sunyi dan dingin. Aku merasa sepi. Buram.Sejeong-ssi,
Ini sangat senyap.
Ini sangat dingin.Maafkan jika kau anggap aku begitu berani dan percaya diri mengucapkan;
Aku merindukanmu, Sejeong-ssi.
Begitu. Sangat.Lee Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renaissance | Kim Doyoung-Kim Sejeong |
Fanfiction"19 April 1960. Saat itu musim dingin, namun tanganmu yang bertaut denganku ialah kehangatan. Pemandangan kala itu sangat elok, namun matamu yang kutatap ialah keindahan. Hari itu terasa memberatkan, namun sosokmu di hadapku ialah penawar yang merin...