CHAPTER TWO

11 0 0
                                    

Seperti pagi-pagi sebelumnya, Baekhyun akan bangun yang paling awal. Sekitar jam lima dia sudah membersihkan diri lalu keluar dari kamarnya dengan langkah mengendap. Setelah di pastikan Mirae masih lagi terlena dalam tidurnya, Baekhyun segera keluar dari rumah tersebut.

Bukan hanya satu kali Baekhyun melakukan perkara ini tetapi berkali. Dia memang akan keluar waktu subuh dan pulang ke rumah jam sebelas kerana waktu itu adalah waktu terjaga Byun Mirae. Bisa mati dihajar jika Mirae tahu Baekhyun keluar dari rumah tanpa sepengetahuannya. Bukan tanpa sebab Baekhyun keluar. Baekhyun yang memang dasarnya suka membantu warga desa akan pergi ke kebun demi kebun untuk membantu warga desa bercucuk tanam.

"Baekhyunnie hyung!" Baekhyun menoleh ke sumber suara. Itu Jungwoo yang memanggil. Anak kecil itu berlari dengan tidak elit masuk ke dalam dekapan Baekhyun membuatkan keduanya baring ke tanah secara bersamaan.

"Kau membuat pakaian hyung kotor, Jungwoonnie." Baekhyun pura-pura merajuk. Jungwoo yang melihat itu hanya terkekeh. Hyung-nya selalu menggemaskan ketika merajuk.

"Ayo ke kebun! Eomma dan appa pasti senang saat hyung ke sana!" Melupakan kekesalannya tadi, Baekhyun segera berdiri diikuti bocah lelaki tersebut.

"Hyung, Miou disana!" Baekhyun melihat ke arah telunjuk Jungwoo. Di sana, ada seekor kelinci kesayangan Jungwoo. Anak itu memang pencinta haiwan jadi tidak heran saat di kebun tersebut terdapat banyak sekali hewan. Anak itu juga bisa menghafal nama-nama aneh yang di beri untuk haiwan-haiwan tersebut.

"Ayo bermain dengan Miou, hyung!"

"Tidak. Kita ke sini untuk membantu eomma dan appa Jungwoonnie, bukan?" Anak itu tampak berfikir seterusnya mengangguk pasrah. Niatnya hendak bermain dengan hyung kesayangan terpaksa dibatalkan.

Baekhyun tersenyum lalu berjalan mendahului. Meninggalkan Jungwoo yang masih diam di tempat sambil memandangi Miou dari kejauhan tapi matanya meleset ke arah semak yang tidak jauh dari tempat Miou. Di sana - ada seorang pria asing yang sedang menodong anak panah ke arah kelinci miliknya! Tanpa berpikir panjang anak itu berlari menyelamatkan Miou dan berteriak histeris saat anak panah tersebut menembus lengannya.

"JUNGWOO!"

•CHANBAEK•

Di sinilah Chanyeol. Di sebuah rumah yang kelihatan sedikit usang bersama pria manis yang masih menangis sesenggukan pasca tusukan anak panah yang Chanyeol halakan sebentar tadi. Sungguh, Chanyeol tidak melihat anak kecil itu berlari menyelamatkan kelinci tersebut. Dia juga tidak tahu yang tindakannya akan mengakibatkan seseorang yang lain terluka. Dia menyesal, tentu saja.

"Permisi-" Chanyeol menyentuh bahu yang lebih muda membuatkan tubuh Baekhyun beringsut mundur. Tatapan keduanya bertemu membuatkan Chanyeol terpana. Lihatlah pipi anak itu yang memerah pasca menangis sementara bibir merah muda itu tidak berhenti mengerucut lucu.

"Kau telah menyakiti Jungwoonnie-ku!" Yang lebih muda menahan kesal. Diusapnya lembut rambut bocah yang masih terbaring tidak sedarkan diri tersebut dengan perban yang masih melilit di lengan anak itu.

Yang lebih muda-Baekhyun terus bergumam kata "sedarlah" kepada Jungwoo yang masih tenang menutup mata. Chanyeol memandang iba keduanya. Dia berpikir mungkin Baekhyun kakaknya jadi wajar saja jika pemuda mungil itu meratapi ketidak sedaran sang adik.

"Aku mahu meminta maaf. Aku tidak sengaja, sungguh."

Suara bass itu membuatkan Baekhyun berbalik menghadapnya. Dengan sedikit percaya diri Baekhyun mendongak menatap Chanyeol kerana demi apapun Chanyeol sangat tinggi. Baekhyun bercekak pinggang lalu mengelap air matanya yang tidak berenti meleleh. Mukanya dia buat segalak mungkin untuk memarahi pria di hadapannya ini.

"Kau bilang tidak sengaja? Jelas-jelas kau mahu membunuh Miou tadi! Jadi tindakan Jungwoonnie wajar hendak menyelamatkan Miou! Kau ini tidak berperikemanusiaan sekali sih! Kenapa bisa setega itu mahu membunuh hewan! Kau-"

Chanyeol langsung tidak terusik dengan teriakan Baekhyun. Dirinya malah terpana dengan sosok cantik di hadapannya ini. Entah kenapa melihat Baekhyun dengan jarak sedekat ini membuatkan kewarasannya hilang. Jantungnya berdetak aneh.

Dia melihatnya- bagaimana bibir tipis itu terus berceloteh atau lebih tepatnya mengomel tidak jelas. Dan lebih menarik perhatiannya bagaimana poni panjang anak itu sedikit tidak teratur menambahkan lagi kesan imut.

"Aku Park Chanyeol."

Baekhyun melotot. Hey, dia sedari tadi berbicara soal kesalahan pria asing di hadapannya ini malah pria itu mengenalkan dirinya sebagai Park Chanyeol. Rasanya Baekhyun ingin memaki saja.

"Siapa juga yang tanya namamu!"

"Ugh.." Suara Jungwoo memberhentikan perdebatan sepihak Baekhyun. Dia segera berbalik ke arah Jungwoo yang sedang meringis kesakitan di atas kasur.

"Jungwoonnie, kau baik?"

"Hyung-air.." Baekhyun segera mengambil air kosong yang sudah di sediakan. Perlahan-lahan menyuruh Jungwoo menghirup sedikit demi sedikit kerana Baekhyun tidak mahu bocah itu banyak bergerak. Luka panahan di lengannya belum lagi kering.

"Hyung, kau tidak pulang? Matahari sudah naik."

Seakan tersedar Baekhyun segera menjenguk ke luar jendela. Benar! Mirae pasti mengamuk jika tidak mendapati dirinya di sana. Bibirnya bergetar memikirkan amukan Mirae nantinya. Dia sungguh terlupa akan hal itu kerana sibuk pikirkan keadaan Jungwoo.

"J-jungwoo.. Hyung pulang dulu, ya?"

"Jika hyung mahu hyung bisa tinggal di sini saja. Kami senang hati akan merawat hyung. Tidak usah kembali lagi ke tempat nenek sihir itu lagi, hyung." Sebenarnya sudah banyak kali Jungwoo menawarkan Baekhyun tumpangan tetapi sebanyak itu juga Baekhyun selalu menolak keras dengan alasan jika Mirae pasti akan menemukannya dan berakhir memukul Baekhyun sehingga babak belur.

"Tidak usah. Hyung pamit dulu. Mungkin besok kita tidak bisa bermain." -kerana Mirae pasti akan menghajar tubuhku sepulangnya diriku nanti.

Baekhyun berlalu keluar rumah itu tanpa pamit dengan seseorang lainnya. Semua itu terakam jelas di penglihatan Chanyeol. Tentang bagaimana Baekhyun yang kelihatan sangat ketakutan jika matahari sudah naik dan bagaimana bocah itu sedikit memaksa agar Baekhyun keluar dari rumahnya sendiri.

Semua ini aneh menurutnya.

"Kau sudah baikan?" Jungwoo mengangguk. Dia mengalihkan tatapannya dari Chanyeol. Ingat ya dia masih kesal dengan pria tinggi yang seenaknya mahu membunuh Miou kesayangannya.

"Aku minta maaf. Kalau kau mahu tahu aku adalah seorang pemburu jadi memang wajar jika aku membunuh hewan."

"Jahat sekali." Anak itu bergumam lirih tetapi dapat ditangkap oleh Chanyeol. Dia mengambil tempat duduk di sebelah bocah itu lalu perlahan mengelus surai lembut itu seperti yang dilakukan pemuda manis itu sebentar tadi.

"Boleh aku tahu nama hyung-mu tadi?"

"Namanya Byun Baekhyun. Namanya sangat manis seperti orangnya- YAK! Kenapa aku malah memberitahu nama Baekhyun hyung ke pria kejam sepertimu!" Chanyeol terkekeh. Sungguh keduanya memilih sifat yang sama- suka berteriak tidak jelas.

"Kau juga boleh memanggilku Hyung. Chanyeol hyung."

"Kenapa harus?"

"Kerana aku lebih tua." Jungwoo tampak berpikir sebelum mengangguk.

"Boleh aku bertanya kenapa Baekhyun harus pulang kerana matahari sudah naik?"

Anak itu hanya diam. Chanyeol paham- dia sudah melanggar privasi Baekhyun dengan menanya kepada bocah polos tentang Baekhyun.

"-Baekhyun hyung dikurung. Ibu angkatnya akan menghajarnya habis-habisan jika dia tahu Baekhyun hyung tidak ada di dalam kamar Rapunzelnya."

Dan Chanyeol benar-benar terdiam setelahnya.

• To Be Continued •

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ROMEO SAVE ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang