prolog

3K 541 216
                                    


Genre : horror comedy romance
Rate : 18+
published : 29052020


Rin mengerjapkan matanya, bulu lentik ditambah dengan ekspresi polos bangun tidur, ia menguap,

piyama dengan motif pisang terlihat sangat cocok dengan dirinya

Gadis berusia 7tahun itu turun dari kasur, melihat perdebatan kecil kedua orangtuanya yang tengah berkumpul sarapan di ruang makan

"Ikan hasil mancing papa kemarin masih ada tuh, nanti aja buat besok ya"- ucap mama sambil mengangkat wajan nasi goreng lalu di tuangkan ke empat piring yang ada di meja

Papa hanya mengangguk sambil meregangkan otot, terlihat sangat kelelahan

"papa keliatan capek"-

Lelaki itu hanya mengangguk sambil memijit lehernya yang pegal, bukan hanya leher nya tapi seluruh tubuh, seakan dia tidak tidur tapi berlari sepanjang malam

"Masa ya, papa mimpi di datangin cowok, dia bilang, jangan masak ikan itu, kalau enggak papa bakal meninggal"-

mama hanya mengerenyit, "serem banget mimpi nya, jangan jangan itu ikan peliharaan setan loh pa"

"mana ada" papa membantah

Gadis itu meminum susu nya, menatap sang papa dengan lugu "meninggal itu apa pah?"

"Meninggal itu, artinya pergi--ketempat lain"

Rin membulatkan matanya, menggeleng dengan cepat menarik lengan papa nya dengan manja "gaboleh pergi.."

"papa jangan pergi, inget Barbie yang papa janjiin? harus dibeliin dulu"-

Lelaki itu hanya tertawa mendengar celotehan anaknya, mengelus rambut bergelombang yang menjuntai indah, "enggak lah, itu kan cuma mimpi--"

"tapi pa, kalo beneran?"

"udah, kamu mending mandi sana"-















Mungkin bagi orang dewasa, mimpi adalah sebuah bunga tidur yang memang hadir di malam seseorang, bisa dijelaskan secara harfiah dan yang pastinya-- mereka mana bisa percaya dengan hal hal mistis semacam itu

Tapi berbeda dengan gadis kecil dengan jepitan putih di pinggir rambutnya, terus terngiang ngiang dengan kejadian tadi pagi

'di mimpi, katanya ikan itu gak boleh di masak, atau papa bakal meninggal'



jantung nya berdetak cepat, gadis itu memeluk guling nya dengan resah, perkataan papa benar benar membuat nya tak bisa tidur

sungguh, bahkan biasanya Rin tak pernah tidur lebih dari jam 8 malam, tapi ini sudah hampir pukul satu pagi

gelisah bukan main, dia menyibak selimutnya, duduk di ranjang, melihat ke sekitar kamar nya yang cukup luas, gelap karna hanya diterangi cahaya lampu tidur

Rin merasa malam ini lebih dingin dari sebelumnya, tapi itu tak membuat bocah 7 tahun ini kehilangan niat nya--- niat yang cukup bodoh

dengan raut polos memakai sandal nya, keluar dari kamar diam diam karna pasti seluruh anggota keluarga nya tertidur pulas

padahal keadaan cukup gelap, tapi itu tak membuat keberaniannya luntur--atau lebih tepatnya, Rin masih tak mengerti apa itu makhluk halus, apa itu seram, atau apa itu jin dan setan

Mama dan Papa nya tidak pernah mengajarinya, hanya saja, mereka selalu menasehati Rin agar terus berani

mengendap endap ke dapur, melihat seekor ikan yang berada di dalam toples kaca yang cukup besar, seluruh tubuh nya hitam, termasuk sirip dan ekor , hanya saja matanya terlihat lebih cerah

Rin tersenyum manis begitu kaki kecil membawa dirinya berada tepat di depan ikan itu, melambai dengan polos "Hai Ikan, aku mau lepasin kamu, tapi kamu janji jangan makan umpan papa aku lagi ya"


"Papa aku orangnya susah dikasih tau..."-

Memeluk toples kaca itu dengan hati hati, kini Rin berjalan menuju pintu keluar, rumah nya cukup besar, rin sedikit kesulitan untuk membuka pintu nya, tapi untung saja bisa terbuka juga

Dengan senyum yang tak pernah luntur, Rin berjalan dengan riang di kegelapan malam, menuju ke danau dekat rumah nya, tempat sang ayah biasa memancing, tidak peduli dengan mbak mbak berbaju putih yang berdiri di pinggir jalan, karna ia pikir mungkin itu orang, atau suara suara tawa karna pikiran Rin selalu positive thinking 

"kok malem malem gini banyak ketawa, ada pasar malem ya?" gumam nya, padahal keadaan di sekelilingnya sepi 

Rin berkeringat masih membawa toples kaca itu, 


"sebentar lagi sampai ke rumah kamu loh"-

tersenyum setengah berlari kecil ke pinggir danau, tidak peduli dengan angin yang berhembus semakin kencang, pepohonan rindang dan makhluk di sekitarnya--

atau beberapa suara suara aneh yang tak ia gubris sama sekali, bahkan ia menganggap itu adalah suara dari air danau yang harusnya-- tenang, gadis kecil itu malah tertawa kecil "kok rame banget ya kayaknya?, kayak pada meng pawal kamu ikan" 

"aku mengsedih sebenernya tapi gak meng apa-apa, tadinya pengen rawat ikan di museum bareng ikan nemo" 

"yang kotak terus ada bumbu karang nya" Rin bercerita dengan kalimat belepotan, cadel pula, "kegedean sih badan kamu nya ikan, jadi gak muat" 

mulai terduduk di pinggir danau, tanpa tahu entah ada berapa tangan pucat yang mulai menampakkan diri di permukaan air, siap menarik kaki kecilnya ke dalam


"Angin nya makin kenceng, makin dingin juga, pasti air nya dingin banget, kamu yakin mau pulang sekarang?"- tanya gadis itu dengan polos, nada nya kelewat menggemaskan walaupun ia tahu ikan itu tak dapat berbicara

dia selalu menonton film tentang ikan yang ditolong tuan putri, ikan itu bisa berubah jadi pangeran tampan yang baik hati--- Rin berpikir sejenak, "kamu bisa berubah kayak pangeran kodok enggak?" 

dengan pemikiran bocah nya dia mengambil ikan itu lalu mencium ujung mulut ikan, hanya menempel, "IHHH BAU JIGONGGG" katanya jengkel, tapi kemudian tersenyum tipis, matanya natap ikan itu berbinar, berubah engga berubah engga berubah engga 

tapi tampak nya, ikan ini benar benar tak bisa bicara atau berubah jadi pangeran tampan, Rin mendesah kecewa

"Aku kira kamu bisa berubah jadi pangeran tampan, tapi kayaknya enggak, yaudah aku lepas sekarang deh..."-

"...aku mau nyari kodok aja buat dicium" katanya kesal, padahal kemarin dia udah berusaha cium kucing, kadal, terus iguana peliharaan papa nya, gada satupun yang berubah, pernah dia mau nyoba cium anjing tetangga nya tapi malah di gong gong terus di kejar, kecewa kecewa kecewa 

Ikan itu masuk ke air, Rin hanya memandangi nya sendu, walau begitu, ia tetap tersenyum manis sambil tangan nya melambai "ga papa, yang penting kamu pulang, dadaaahh"

Kini dia sendirian, hawa dingin menusuk kulit nya, membuat gadis itu memeluk dirinya sendiri, masih memandangi danau sebelum akhirnya dia beranjak pulang

Tanpa tahu di dalam air itu, keluar sebuah kepala yang menyembul, rambut basah yang menutup sebagian wajahnya, smirk menyeramkan disertai tatapan elang pada gadis kecil yang memiliki senyum termanis yang pernah ia lihat

"hm-- menarik"








####

MANEQUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang