Done Is Better Than Perfect

8 2 0
                                    

***

Aku takut tulisanku gak bagus.
Aku takut tulisanku gak ada yang baca.
Gak ada yang suka.
Aku gak ada bakat buat nulis.

Aku takut...
Aku takut...
Daannn ketakutan yang lainnya.

Hmmm...
Kalau kesempurnaan menjadi tolak ukur aku untuk berkarya, sepertinya karya itu tidak akan pernah selesai untuk aku buat. Kita tau bahwa dalam berkarya pasti akan merasakan fase-fase itu, fase dimana kita masih diliputi semangat yang menggebu untuk menciptakan sebuah karya, kemudian mulai berkurang semangat berkarya, mulai terbesit bahwa karya yang diciptakan kurang memuaskan dan sampai pada fase dimana kita sangat tidak percaya diri atas karya yang kita ciptakan sendiri.

Dalam sebuah kelas tentang bagaimana meramu karya, seseorang bilang bahwa "Done is better than perfect".
Yang sempurna itu gak akan pernah selesai.

Nyatanya, aku selalu membanding-bandingkan karyaku dengan orang lain. Alhasil muncul opini dalam diri bahwa, karya aku gak bagus, punya dia lebih bagus dari aku. Sampai akhirnya aku malu untuk menunjukkan karyaku pada orang lain, merasa tidak pantas untuk dilihat orang lain, yang tak bisa dipungkiri bahwa sejatinya aku menginginkan sebuah pengakuan.

Tapi, mau seperti apapun bentuknya, seperti apapun respon yang didapat, kita harus tetap berkarya bukan?
Setidakbagus apapun karya kita hari ini, setidaknya kita bisa memperbaikinya di hari esok.
Belajar dari masa lalu, kalo kata sekarang.

Katanya lagi, "gak ada alasan buat kita gak berkarya, selama kita mau ngasih bentuk syukur kita sama Alla".
Dengan membuat tulisan ini misalnya.

Kita keren dengan cara kita 🙃
.
.

Semoga dengan adanya tulisan ini, dapat mendekatkan kita :)

Mimpi Diatas AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang