15

496 106 12
                                    

———

Kalau kalian belum tahu gryphon itu apa, mereka adalah makhluk setengah singa setengah elang. Setahuku mereka juga disebut griffin. Terserah mau sebut yang mana, mereka sama saja buasnya.

Griffin menyukai benda berkilauan seperti yang dijelaskan dalam buku-buku mitologi atau film kartun. Tapi, yang  ada di atap kereta ini sepertinya menggemari daging manusia juga. Sedari tadi kaki mereka menghentak-hentak seolah ingin masuk dan membawa terbang para penumpang lalu menyantapnya.

"Apa yang akan kita lakukan?" tanyaku.

Aku tidak tahu pasti sudah berapa lama aku tertidur. Namun, melihat Kai dan Yuna yang sama-sama seperti baru bangun tidur, sepertinya aku baru tidur sebentar.

"Tidak tahu," jawab Beomgyu. "Kalau mereka berhasil membobol gerbong ini, gawat sekali."

Aku menoleh ke kursi Yeonjun. Dia tampaknya sudah lebih baik sekarang. "Apa yang akan kita lakukan?" tanyaku padanya.

Pemuda itu menggeleng lemah. "Tidak tahu. Kita hanya bisa melawan mereka kalau naik ke atas atau turun dari kereta."

"Kita tidak mungkin membiarkan mereka membobol gerbong ini." Yeji memandang ke atas dengan ngeri. "Mereka bisa melukai siapa saja yang ada di dalam sini."

Suara hentakan-hentakan kaki mereka kian keras. Sepertinya ada empat atau enam ekor griffin yang sedang lompat-lompat kegirangan di atas sana.

"Sepertinya kita harus membiarkan mereka masuk," ujar Taehyun.

"Astaga!" Chaeryoung menutup mulutnya tak percaya. "Apa kau sudah gila?"

Taehyun mendengus pelan. "Ya, mungkin. Tapi, memangnya kita bisa apa? Tidak mungkin kita turun di stasiun berikutnya, kan?"

"Benar." Kai sepakat. "Aku sih tidak mau jadi gelandangan disini."

"Bagaimana dengan orang-orang? Lalu apa yang akan kita katakan kalau mereka menemukan gerbong kereta ini tak punya atap?" tanya Soobin.

"Semoga kabut bekerja dengan baik." Chaeryoung menoleh ke arahku. "Bagaimana menurutmu, Ryujin?"

"E-eh, aku?" Aku menunjuk diriku sendiri.

"Tentu saja." Beomgyu menyeringai jahil kepadaku. "Siapa lagi yang punya nama Ryujin selain kau."

"Aku tidak keberatan kalau memang tidak ada pilihan lain," jawabku.

"Ayo kita bersiap-siap." Yeonjun duduk tegak dan memandangi kami satu-satu. "Yuiko dan Sandra, tolong jaga penumpang lain. Taehyun dan Chaeryoung, tembakan kalian akan sangat dibutuhkan. Kalau bisa tembak mereka hingga lumpuh. Sisanya, kita akan menyerang digaris depan."

Aku mengagumi kesiapan semua orang disituasi seperti ini. Siapa sangka kami akan kembali bertarung setelah sebelumnya mati-matian bertahan agar tidak digigit zombie? Ugh, rasanya keren sekali berada ditengah-tengah mereka.

Para griffin makin agresif. Chaeryoung sudah melakukan aksi jentikan jarinya untuk memanipulasi penglihatan penumpang lain. Mereka digiring oleh Sandra dan Yuiko jauh ke ujung gerbong.

Kami berdiri dengan siaga. Semua senjata diacungkan ke atas. Taehyun bahkan sudah membidik.

"Kira-kira berapa jumlah mereka?" tanyaku pada diri sendiri.

Julia yang berdiri di sebelahku melenguh seperti baru bangun dari tidurnya. "Pasti banyak. Mari berdoa semoga mereka tidak sampai selusin."

Aku terbengong-bengong untuk beberapa saat karena tidak menyangka Julia mendengar ucapan ku. Gadis itu agak membuatku waswas meski sebenarnya tidak ada yang bisa dicurigai darinya.

The Magical Island [TXT & ITZY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang