"Tae, jangan lupa cuci bajumu dua kali seminggu. Jangan membuatnya menumpuk. Jangan sia-siakan mesin cuci yang kita beli tahun kemarin. Dia harus bekerja keras. Jangan karena aku pindah ke Ulsan dia jadi malas-malasan melakukan tugasnya. Jeongguk juga bisa menggunakannya—tentu saja Jeongguk harus menggunakannya. Dia bilang dia tidak gunakan jasa binatu. Ya Tuhan, mulai sekarang aku harus pakai jasa binatu. Tidak ada mesin cuci di apartemenku yang baru!"
Taehyung mendengus, gunting ujung lakban dan rapatkan sisanya yang masih menggantung di sisi kotak kardus. Besok Jimin resmi pindah. Ruang tengah mereka penuh sesak dengan barang-barang Jimin yang selesai dikemas. Kamar Jimin sudah bersih dari properti miliknya. Kosong melompong, dengan kertas koran di lantai yang belum mereka bersihkah sehabis temboknya mereka cat ulang.
Truk pengangkut barang dijadwalkan datang pagi sekali. Karena masih akhir pekan, Taehyung berencana ikut mengantar Jimin pindahan. Setelah ini, Taehyung tak dapat bertemu dengan Jimin lagi entah sampai kapan. Jadi, dia akan lakukan apapun untuk menghabiskan banyak waktu dengan Jimin selagi sempat.
"Bodoh. Kita masih bisa berkomunikasi lewat ponsel."
"Tapi, kau tahu, rasanya berbeda. Aku sudah pernah mengalaminya; dengan Namjoon, dengan semua keluargaku di rumah Kakek." Taehyung berargumen, setelah membeli tiket kereta yang akan mengantarkannya kembali ke Seoul hari itu juga. Besok Senin, dia dan Jimin sama-sama harus masuk kerja. Taehyung tidak dapat menginap atau sekedar berjalan-jalan di Ulsan lebih lama. Jimin juga harus merapikan barang-barangnya.
Mereka berpamitan saat kedatangan kereta Taehyung hampir tiba.
"Hubungi aku saat kau sampai di rumah," pinta Jimin, sembari lepaskan pelukan mereka yang eratnya seperti genggaman gurita. Taehyung angguk, masukkan tangannya ke saku jaketnya. Jimin acak jejumput rambut di puncak kepala Taehyung.
"Kau akan baik-baik saja."
Dengar ungkapan Jimin, Taehyung putar mata. "Tentu saja aku akan baik-baik saja."
Taehyung tidak tahu apakah ia benar-benar baik-baik saja seperti yang dia katakan pada Jimin. Sesampainya di flat yang sudah dia dan Jimin tinggali bertahun-tahun, dingin adalah yang pertama dirasa ketika melihat kondisi flat-nya yang lebih lengang. Belum ada sehari, Taehyung sudah merindukan kawannya. Dia tidak dapat tidur nyenyak malam itu.
⿻⿻⿻
Jimin seketika mengeluh, saat Taehyung hubungi dia satu minggu kemudian. Barang-barangnya belum semua dia bongkar karena energinya selalu terkuras oleh tumpukan berkas yang harus dia tangani sesampainya dia di kantor yang baru. Kenaikan jabatan tidak mengurangi jumlah pekerjaannya, alih-alih semakin bertambah. Jimin rindukan kopi buatan Taehyung. Hampir tiap hari dia makan malam dengan menu takeaway. Dia belum sepenuhnya beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Setelah selesai mengeluh, Jimin tanyakan Jeongguk. Bagaimana tinggal satu atap dengannya?
Belum ada satu minggu; Jeongguk baru pindah empat hari yang lalu. Di hari Jeongguk pindahan, Taehyung tidak dapat membantu. Dia terjebak dengan jam kantor. Untung saja Jeongguk sudah hafal kode flat mereka, dan tahu bagian-bagian mana saja yang menjadi area miliknya.
Pulang dari kantor, Taehyung dapati ruang-ruang yang sebelumnya diisi oleh properti milik Jimin digantikan dengan kepunyaan Jeongguk. Barangnya kontras dengan Jimin dan miliknya. Variasinya juga sedikit. Tidak banyak pernak-pernik kurang berguna seperti yang suka Jimin dan Taehyung koleksi. Tumpukan bukunya tinggi. Jeongguk sedang rakit rak untuk simpan buku-bukunya ketika Taehyung sampai.
Taehyung tawarkan diri untuk membantu, tapi Jeongguk menolaknya dengan halus. Tidak banyak yang bisa dikerjakan lagi. Dia hampir selesai berbenah.
Jeongguk sampaikan niatnya untuk mentraktir Taehyung makan malam setelah dia selesaikan rak bukunya. Tapi dia belum familiar dengan restoran-restoran di sekitar flat mereka. Delivery saja, kalau bisa. Katanya dia tak sanggup lagi naik turun tangga setelah bolak-balik angkut barang-barangnya. Jeongguk kurang beruntung. Hari pindahannya bertepatan dengan pemeliharaan lift gedung tempat tinggal mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
niche (kookv)
Fanfictiontaehyung bisa saja salahkan jimin karena dia membuatnya berbagi tempat tinggal dengan orang asing. jatuh cinta pada jeongguk si orang asing bukan satu dari rencananya selama enam bulan ke depan. +kookv +housemate au +slowburn