Bab 2

189 2 0
                                    

Keesokan harinya Ariana ikut dengan Santi untuk bekerja di rumah majikan Santi. Ketika sampai di rumah mewah itu membuat Ariana terkagum-kagum akan kemewahan rumah mewah itu.

"Teteh bekerja di sini?" Tanya Ariana pada Santi, dia masih menganggumi rumah tersebut.

Santi hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Kamu akan betah kerja di sini Ri, karena Nyonya teteh sangat baik mereka keluarga yang tidak memandang orang seperti kita ini sebelah mata" jelas Santi membuat Ariana memandang Santi begitu kagum.

Karena Santi bisa menemukan keluarga yang begitu baik pada orang kecil seperti mereka ini.
"Ayo kita masuk ke dalam, karena semua pelayan di sini sudah bekerja tinggal kita saja yang belum bekerja" ajak Santi, Ariana sedikit bingung atas ucapan dari Santi tadi.

"Kenapa begitu teh, apa mereka tinggal di sini iya?" Tanya Ariana.

Santi menganggukkan kepalanya dan menjawab ucapan dari Ariana. "Iya Ri, dulu teteh di tawari untuk tinggal di sini dan teteh terima tapi beberapa hari teteh tidak menyukai tinggal di sini karena ada yang tidak suka dengan teteh jadi teteh pulang pergi datang untuk bekerja ke rumah mewah ini" jelas Santi.

Ariana melihat raut wajah Santi begitu sedih. "Maaf teh, sudah kita harus cepat masuk dan membantu yang lain bekerja" kedua gadis itu masuk dengan semangat lewat belakang rumah mewah itu.

Ketika mereka sudah sampai di dalam rumah, Santi memperkenalkan Ariana pada pelayan yang lainnya di salah satu pelayan di sana tidak menyukai Ariana tapi Ariana masa bodoh dengan tatapan tidak suka itu.

Saat waktu sarapan tiba seluruh keluarga tempat dia dan Santi bekerja sudah menikmati sarapannya dengan khidmat.

Ariana berdiri tidak jauh dari meja makan itu terpesona dengan seorang lelaki yang begitu tampan, dan lelaki yang di pandangi Ariana mengangkat kepalanya menatap Ariana dengan senyuman.

Ariana salah tingkah dengan tatapan tuan mudanya itu. Gadis itu melihat kearah lain untuk menghindari tatapan Tuan mudanya itu.

"Ma, Damian sudah selesai sarapan dan Damian pamit ke kantor duluan iya Pa" lelaki itu berdiri dari duduknya dan berpamitan dengan kedua orang tuanya.

Sang Mama membalas dengan senyuman sedangkan sang Papa hanya acuh, Ariana melihat raut wajah lelaki itu ikut sedih juga entah apa yang terjadi pada tuan mudanya dengan sang Papa.

Lelaki itu berjalan dengan tegas, meskipun wajahnya terlihat sedih akan sikap Papanya tadi.

***

Pekerjaan Ariana dan Santi selesai mereka berpamitan untuk kembali ke kontrakan mereka. Benar kata Santi bahwa keluarga Hartawan adalah keluarga yang baik, ketika dia di perkenalkan dan izin untuk bekerja di rumah mewah ini dia di terima dengan baik oleh Nyonya Hartawan.

"Benar kata teteh keluarga Pak Hartawan sangat baik" ucap Ariana.

"Iya Ri, tapi keluarga Pak Hartawan hancur ketika putra keduanya pergi dari rumah karena putra pertamanya Tuan muda Damian" Ariana menolehkan kepalanya untuk bisa menatap Santi, dia cukup terkejut dengan ucapan Santi tadi.

"Maksud teteh apa?" Tanya Ariana.

"Karena kesalahpahaman yang tidak pernah di lakukan oleh Tuan muda Damian membuat Tuan besar marah dengan Tuan muda Damian sehingga membuat Tuan muda Christ memilih pergi dari rumah ini, itu yang bisa teteh sampaikan soalnya teteh tidak tahu kesalahanpahaman apa yang di buat oleh Tuan muda Damian" Ariana hanya bisa mengangguk kepalanya tanda dia tidak begitu tertarik dengan cerita itu.

Dia ke kota bukan untuk mengurusi orang kaya ataupun orang lain tapi dia ke kota untuk mengubah nasib ia dan keluarga di desa. Setelah Santi menjelaskan semua pekerjaan apa yang harus di kerjakan oleh Ariana di rumah mewah ini.

Ariana bekerja tanpa mengeluh dan dia selalu tersenyum di setiap pekerjaannya, tapi gadis itu tidak menyadari ada mata yang beberapa jam yang lalu mengenalnya terus melihatnya tanpa berkedip sedikit pun pada tubuh mungil itu.

"Apa aku jatuh cinta pada pandangan pertama padanya?" Tanya orang itu sambil tersenyum atas pertanyaannya sendiri.
"Kalau memang aku akan membuatnya jatuh cinta juga pada ku" orang itu meninggalkan Ariana menuju ke kamarnya.

Iya, yang memandang Ariana tadi adalah Damian. Lelaki itu telah jatuh cinta dengan Ariana, dan lelaki itu tidak bekerja di perusahaan ayahnya karena sang ayah tidak mengizinkan dia untuk mengelola perusahaannya, sang ayah hanya ingin anak keduanya untuk mengelola dan membangun perusahaan itu lebih maju lagi.

Lelaki itu tidak marah akan keputusan sang ayah karena dia tahu semua kekayaan ini hanya milik sang adik dan dia hanya bisa apa, lelaki cacat dalam segala hal mungkin semua pelayan di sini mengenal dia sosok yang sempurna tapi dia hanyalah lelaki yang aneh dan seperti anak kecil apabila orang mengenalnya.

***

Seorang lelaki sedang memeriksa beberapa berkas yang di berikan oleh sekertarisnya.

"Daniel Om ingin kamu kembali ke perusahaannya dan ke rumah" ucap seorang perempuan dengan pakaian seksinya.

"Aku tidak akan kembali sebelum orang aneh itu pergi dari Rumah, karena dia orang yang ku cintaiku mati" serunya sedikit emosi membuat perempuan yang duduk di sofa itu hanya bisa mengelah nafas.

"Daniel ini sudah 5 tahun kamu bersikap kekanakan, Maria sudah tenang di surga sana dan Kak Caesar pun tidak tahu apa yang di lakukan di masa lalu" ucap perempuan itu.

"Dengar Rosalinda Agatha, aku tidak bisa memaafkan pembunuh seperti bajingan itu. Dia melakukan hal hina dan membunuhnya tapi dia mengatakan bukan dia lalu siapa" serunya marah.

Perempuan itu tersenyum misterius. "Tapi Dan..." ucapan perempuan itu terhenti ketika lelaki itu berdiri dan meninggalkan perempuan yang bernama Rosalinda Agatha itu sendiri di ruang kerjanya. Perempuan itu memandang punggung lelaki itu sambil tersenyum licik.

***

tbc tunggu kelanjutannya iya setiap hari jumat hehehehe

oh iya jangn lupa beli E-book My Wedding dan versi cetaknya iya.

oh iya jangn lupa beli E-book My Wedding dan versi cetaknya iya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Hanya Gadis Desa (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang