13. Whoops!

139 31 1
                                    

Sore itu Doyoung sengaja bersembunyi di balik loker siswa. Niatnya, kalau mulai terdengar suara langkah kaki mendekat, Doyoung akan menciduknya. Siapa tahu dia anon yang selama ini menempelkan sticky notes, kan?

Dari awal, Doyoung dibuat penasaran dengan pemilik tulisan rapih itu. Tebakannya masih sama, antara Nara atau Sejeong.

Begitu indra pendengarannya samar-samar menangkap suara derap sepatu, Doyoung mengendap-endap dari tempat sembunyinya.

"DOR!" seru Doyoung sembari mengangkat kedua tangan, membuat pose seperti macan yang akan memburu mangsanya. "Nara?"

"Hah?"

"Tuh kan bener, lo pengirim sticky notes itu. Kalau naksir mah bilang-bilang dari dulu aja kenapa?" kekeh Doyoung.

Nara mengerjapkan matanya berkali-kali. "Gue mau ambil tupperware nya Dejun, tuh?"

"Hah?" kini giliran Doyoung yang keheranan. "Terus kenapa sticky notes-nya udah tertempel disini pas lo datang? Perasaan tadi belum ada."

"Mana gue tahu suripto. Nih, tupperwarenya Dejun ketinggalan di loker. Kasihan kalau ntar Dejun di omelin Ibu mertua gue." Nara membuka loker Xiaojun yang kebetulan berada di sebelah loker Doyoung, kemudian mengeluarkan tupperware berwarna hijau itu.

"Terus?"

"Terus, gue mau pergi."

"Kemana?"

"Kencan, masa hari gini ga punya pacar."

"Sekolah yang bener dulu, baru boleh pacaran!"

"Sekolah yang bener, sambil pacaran dong."

"Dih!"

"Udah ya, Abang. Ntar habis kencan sama Dejun, gue main deh ke rumah lo. Biar lo ga kesepian, HAHAHA. Dahh!"

Doyoung mendengus kesal. Bukannya menangkap anon, yang ada dia diledekin sama Nara. Hadeeh, anak spesies Nara tuh ngeselin tapi bikin sayang!

"Eh, kalau bukan Nara ... berarti tinggal satu kemungkinan kan, ya?" gumam Doyoung. "Bagus. Lo pinter banget sih Doyoung."

©cippocip

sticky notes •doyoung[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang