Akhirnya gue memberanikan diri membuka pintu. Sepertinya gue akan berteriak histeris setelah membuka pintu ini.
"SUDAH CUKUP!!! GUE GAK BUTUH TEROR INI LAGI!!! TOLONG PERGI SIAPAPUN YANG MENEROR GUE!!! KALIAN SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KALIAN INGIN KAN!!! KALIAN JUGA SUDAH PUAS KAN MENGHANCURKAN HIDUP GUE!!!"
Disaat itu juga gue nangis menunduk di lantai karena gue kira yang datang adalah teror itu lagi
"Teror? Boneka? Maksudnya apa Ra..."
Gue kaget banget ternyata yang datang itu Varo.
"Varo?!"
"Kamu kenapa nangis gitu sayang... Apa yang sedang menimpa kamu... Ayo bangun... Jangan duduk dilantai..."
Varo merangkul gue dan membawa gue kedalam rumah untuk duduk, dia berusaha menenangkan gue.
Setelah 15 menit, gue tenang dan berhenti nangis. Gue mulai bicara ke Varo.
"Aku nggak akan maksa kamu buat ceritain masalah kamu sekarang, aku tau kamu lagi tertekan banget, tapi aku akan nemenin kamu membaik.
"Var..."
"Hmm kenapa sayang... Kamu mau ngomong apa..."
Jujur gue deg-degan banget sih mau ceritain semuanya ke Var, tapi gakpapa gue siap kok kalau harus kehilangan dia setelah ini.
"Aku boleh jujur nggak ke kamu..."
"Boleh dong sayang... Ayo ngomong aja..."
Gue nggak tau hharus dari mana jelasin ke Varo, akhirnya gue tunjukkin aja chat gue dengan laki-laki suruhan itu dan ibu tiri gue.
"Kamu baca semuanya ya..."
"Jadi ini maksudnya..."
"Iyaa Var akun udah gak tuh lagi... Aku tau kok setelah ini pasti kau jijik sama aku... Aku udah ditidurin sama laki-laki lain, aku udah kotor. Kamu gakpapa ninggalin aku, karena aku tau selama ini tipe wanita idaman kamu adalah wanita yang bukan hanya suci hatinya tapi juga suci tubuhnya. Aku gak ppantes buat kamu
"Sssstttt..."
Varo menutup mulut gue dengan telapak tangan
Tiba-tiba Varo bercucuran air matta dan dia langsung memeluk gue erat.
"Maafin aku ra... Maafin aku..."
"Maaf untuk apa var? Harusnya aku yang minta maaf sama kamu..."
"Ini semua salahku, aku nggak bisa jagain kamu, padahal aku udah janji akan selalu lindungin kamu...maafin aku..."
"Ini semua gak ada hubungannya sama kamu jadi ini bukan salah kamu, aku aja yang gak bisa jaga diri baik-baik..."
"Kamu tenang aja ya, aku bakal urus ini ke pengadilan... Laki-laki bejat itu dan ibu tiri mu akan mendapat hukumannya, kamu jangan sedih lagi ya, aku nggak akan ninggalin kamu kok, ini adalah musibah, ini bukan salah kamu, kamu hanya korban. Kamu nggak usah merasa bersalah lagi ya"
"Kamu kenapa baik banget sih var... Padahal aku gak pantes buat kamu..."
"Siapa bilang kamu gak pantes buat aku, mau gimanapun kamu aku nggak akan pernah ninggalin kamu sayang..."
Tiba-tiba handphone gue berdering, gue gak kenal nomornya tapi gue coba angkat aja.
"Hallo selamat sore..." Kata si penelepon
"Selamat sore..."
"Benar ini dengan keluarga pak Hendy Mulyono..."
"Iyaa benar, saya anaknya. Ada apa ya Bu?"
"Saya perawat dari rs ..... mau memberi tau bahwa pak Hendy Mulyono sudah meninggal dunia..."
Pikiran gue yang tadinya udah tenang sekarang down lagi, denger kabar bahwa papa udah meninggal. Gue langsung buru-buru ke rumah sakit sama Varo.
Ini memang awal tahun yang sangat-sangat buruk bagi gue. Gue dapat musibah bertubi-tubi dan gue udah kehilangan semuanya. Bener-bener sekarang yang gue punya hanyalah Varo😭
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Ok guys sampai sini aja dulu ya jangan lupa Vote dan Follow aku ya :)
Ig:AmdptN_
Thanks For Reading Guys!
See you next Reading.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesucianku Hilang Di Malam Tahun Baru
Teen FictionHallo kenalin gue Laura Claudya. Dari kecil gue gak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua, karna mama gue meninggal saat melahirkan gue, dan papa gue memilih untuk menikah lagi dan memiliki keluarga baru. Sedangkan gue dibesarkan oleh nenek...