"Awwww!!"
Suara lengkingan seorang cewek mengalihkan pandangan semua mata yang semula tertuju di lapangan basket."Ya ampun, siapa sih yang udah ngelempar bola ke arah ku?"
Adelrad menatap datar seorang cewek yang tengah misuh-misuh karna ulahnya.
"Wah bos minta maaf sana Lo." Ojip atau yang biasa di panggil Ji menepuk pundak sang bosnya.
"Bener tuh bos, kasian tauk! Pasti sakit tu." Andrea yang biasa di panggil Andre menatap ngilu kearah cewek itu.
"Bringsik Lo pada."
Cewek tadi berjalan menghampiri lapangan basket untuk menanyakan siapa orang yang telah melamparkan bola.
Dia Neptunus atau biasa di panggil Nepi berkacak pinggang dan menatap tajam.
"Heh siapa diantara kalian yang udah melempar bola?" Tanya nya kesal.
Semua hanya diam tidak berani bicara atau memberi tahu bahwa itu adalah ulah ketua geng REGAZA.
"Oh kalian nggak mau ngaku ya?"Ojip dan Andrea menyenggol lengan Adelrad untuk mengaku saja.
Kasian juga itu cewek sudah misuh-misuh sedari tadi.
Adelrad hanya memutar mata malas terlalu lebay Menurut nya."Gue!" Jawabnya datar.
Matanya melolot mendengar jawaban seorang cowok yang mengaku bahwa dia tersangka nya, tapi tidak menampikan raut bersalah sedikit pun.
Dia maju dan menjewer telinga si cowok.
"Anak bandel! Seharusnya kamu minta maaf. Ini tu sakit tau!"Semua mata melolot termasuk Adelrad sendiri, dia tidak menyangka bahwa ada perempuan selain ibunya yang berani menjewer telinga nya.
"Auu lepas!"
"Nggak akan. Di samping kepala ku banyak banget tadi burung terbang. Itu tandanya sakit banget!"
Mawar sudah gemetaran sedari tadi berhadapan dengan ketua geng REGAZA, dan sekarang Neptunus malah menjewer telinga nya.
"Nep lepasin aja." Bisik mawar.
"Apa lepas..." Balas Nepi melolot pada Mawar, "enak aja dia udah nimpuk bola di kepala ku."
Adelrad menyentak tangan Nepi hingga terlepas.
"Apa-apaan Lo!""Kamu bilang apa-apaan? Heh kamu udah nimpuk kepala ku pake bola?"
Nepi berkacak pinggang, seperti sedang memarahi anaknya."Gue nggak sengaja."
"Minta maaf!"
"Ogah."
Ojip mendengus malas, dasar si keras kepala.
"Udah lah bos minta maap aja biar cepet selesai."Andrea mengangguk-angguk tanda setuju.
"Buruan bos, panas nih." Andrea mengibaskan tangan untuk mengipasi wajahnya yang terasa terbakar.Adelrad memutar tubuh nya meninggalkan si gadis cerewet itu, Tiba-tiba pusing melanda kepalanya.
"Heh mau kemana kamu? Dasar tidak bertanggung jawab! Pengecut."
Mendengar kata pengecut Adelrad berhenti, tangan nya mengepal hingga memutih. Ojip dan Andrea yang melihat itu langsung panik seketika.
"Duh bisa perang kedua nih". Ojip berkata takut.
Andrea mencegah Adelrad untuk tidak bertindak kasar kepada perempuan.
"Udah nggak usah di dengerin, yok kantin aja.""Kali ini Lo gue ampuni, awas aja Lo!" Adelrad menunjuk tepat wajah Neptunus.
"Gue nggak takut." Padahal jelas ketara sekali bahwa dia sudah gemetaran.
Adelrad di tarik Ojip dan Andrea untuk pergi dari lapangan basket.
💧💧💧
"tawuran lagi?" Suara dingin itu memecah keheningan malam.
Adelrad berhenti dan menoleh kesofa ruang tamu, di sana berdiri ayah dan ibu tirinya.
Adfred berjalan mendekati Adelrad dan menatap dingin. Tangannya menangkap dagu Adelrad terdapat lebam kebiruan di beberapa bagian wajahnya.Lea-ibu tiri Adelrad berjalan mendekati, "apakah ini sakit sayang?"
Adelrad memalingkan wajahnya agar tidak di sentuh oleh wanita ular itu.
"Stop! Jangan pernah sentuh aku.""Yang sopan kamu De, papa tidak pernah mengajarkan kamu bersikap seperti ini kepada mama mu."
Adelrad menatap wanita itu dengan jijik, "cuih, dia bukan mama ku!"
"Mas udah." Usapan lembut Lea berikan untuk Adferd.
"Dan satu lagi, saya tidak pernah merasa dididik oleh anda! Saya di besarkan dan dididik oleh mbok asih." Mata Adelrad memerah sial! Dia hampir menangis di depan orang brengsek ini.
Kaki panjangnya melangkah lebar-lebar menaiki tangga.
"Mas jangan di kejar, biarkan dia istirahat." Lea menatap nanar anak tiri sekaligus keponakan nya itu.
Di persimpangan tangga Adelrad bersisian dengan saudara tirinya,
"Baru pulang De?"
"Bacot!"
Nafi hanya bisa mengelus dada dan menatap punggung Adelrad yang semakin menjauh, hingga tertelan pintu kamar.
Semenjak dia menginjakkan kaki di rumah ini 5 tahun lalu Adelrad tidak pernah bersikap manis kepadanya.
Bahkan kepada mama nya pun dia sangat kasar.Suatu saat kamu pasti berubah Adelrad.
Fiuhhh😪😪
Please jangan jadi silent siders tinggalkan jejak kalian, autor butuh asupan semangat😁😁TBC....
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELARD
Teen Fictionwajib follow sebelum membaca, silent siders dilarang mendekat.