03

79 37 11
                                    

Seorang wanita paruh baya memakai pakaian khas rumah sakit tengah duduk di taman, dia tertawa lalu tiba-tiba menangis selalu seperti itu. Disana ramai orang-orang seperti itu, Adelrad memandang miris wanita paruh baya itu. Kaki panjangnya melangkah mendekati, tatapan rindu, sedih, kecewa, marah menjadi satu. Dia tidak bisa bagaimana mengungkapkan perasaannya saat ini.
"Bunda?" Panggilnya sarat dengan kerinduan.

Wanita itu menoleh mengahadap Adelrad. "Anak ku." Cowok jangkung itu merengkuh, air matanya jatuh untuk kesekian kalinya dia sangat rindu masa-masa dimana Adelrad kecil selalu mendapat kasih sayang sang bunda.

Dia memang keras jika berhadapan dengan orang lain, tapi jika didepan sang bunda dia benar-benar menjadi Adelrad yang sangat rapuh.

"Bunda udah makan? Bunda cepet sembuh, Ade sangat kesepian di rumah. Bunda? Bunda dengar Ade kan?" Nyatanya wanita itu hanya menatap kosong kearah Adelrad.

"Adelrad?" Panggil Aldo-dokter yang menangani Lili-bunda Adelrad selama beberapa tahun ini.

Adelrad bangkit dari jongkok nya dan menepuk nepuk tangannya pelan agar bersih dari tanah. "Kenapa dok?"

Dokter Aldo tersenyum ramah, "bagaimana kabarmu?"

"Baik."

"Ini tentang ibumu." Tatapan Adelrad Beralih menatap sang bunda.
"Kenapa dengan bunda ku?"

"Dia menunjukkan perubahan."

"Ya benar, dia bisa memanggil aku walau hanya -anak ku- dan berakhir dengan tatapan kosong nya lagi."

Dokter Aldo menepuk nepuk pundak Adelrad. "Semua butuh proses bukan, aku tau dengan seiring nya waktu ibumu akan sembuh total.

"Ya, pasti." Jawabannya yakin, dia akan membuat sang bunda sembuh total, dia berjanji akan membuatnya bahagia.

Drrrrttt

Ponsel di saku jaketnya berbunyi dia merogoh untuk melihat siapa gerangan yang menelpon nya.

Andrea ia calling...

"Sebentar dok." Pamitnya sebelum agak menjauh untuk mengangkat telpon tersebut.

"Halo?"

"Marko dikeroyok."

"Siapa pelakunya?" Ucapnya tajam.

"Anak SMA angkasa, geng roger"

"Gue kesana." Dengan cepat dia memutuskan panggilan tersebut dan berjalan menghampiri dokter Aldo. "Titip bunda saya."

Dokter Aldo tersenyum hangat dan mengangguk.
Adelrad menatap sang bunda membelai lembut pipinya. "Adelrad pergi dulu bunda."

Setelah itu dia bergegas meninggalkan rumah sakit, dia tidak berjalan tapi sudah berlari untuk sampai di parkiran. Dia buru-buru memakai helm full face nya, montor ninja itu melesat membelah jalanan ibukota yang padat pada sore hari.

Sial kenapa masalah slalu menimpa dirinya?

Geng roger mencari mati, Dino-sang ketua akan habis di tangan Adelrad.
Tangannya mengepal erat.

💧💧💧

Dia sampai di markas REGAZA dengan buru-buru berjalan masuk mencari Marko, disana terlihat Marko tengah di obati oleh anggota yang lain. Terlihat sangat babak belur, dia geram sekali dengan ulah geng roger.

"Eh bos udah dateng?" Efan yang menyadari keberadaannya menatap ngeri, Adelrad sang ketua geng tengah diliput amarah.

"Duduk dulu, tenangin pikiran Lo." Usul Ojip, Dari sekian banyak anggota REGAZA hanya Ojip dan Andrea yang berani bersikap tegas kepada Adelrad.

ADELARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang