Adi Januarta! jangan bikin sange gue dong!

78.9K 799 5
                                    

"Mer, mandi yok hehee" ucap adi sambil nyengir. Sementara merli hanya mendengus. Yatuhan,semoga aja gue bisa nahan batin merli.

"Merliiiii.. katanya kita sahabat. Ayo Mer, kan dari dulu kita suka mandi bareng"
Tak tahan dengan rengekan dan tarikan adi pada celananya membuat Merli akhirnya mengiyakan ajakan Adi untuk mandi bersama.

Merli pun membuka baju dan celananya hingga tersisa bra dan celana dalam saja. Meskipun mereka mandi bersama, tapi merli belum pernah menampakkan kewanitannya kepada Adi. Malu dongg.

Adi dengan antusias mengisi bath up dengan air hangat dan segera mengambil sabun cair untuk dituang di bath up.

Saking asik nya menuang sabun hingga Adi tak menyadari jika sabun tersebut tumpah sebagian di lantai. Yang mengakibatkan Adi hampir terjungkal jika tidak berpegangan pada sesuatu yang kenyal dan empuk. Eh? Seketika Adi mendongak dan menatap Merli yang wajahnya berubah menjadi aneh. Tanpa melepaskan pegangannya, adi tetap memandang Merli dengan tatapan polosnya.

"Merli? Kok dada kamu tambah besar? Empuk lagih"
Bukannya melepaskan, adi justru meremas pelan hingga membuat bagian tubuh bawah Merli gatal dan berkedut ingin disentuh.

"Ii.. ituu karna gue cewe. Wajar dada gue tambah besar dong"
Fyuhh,, untung masih bisa diajak kompromi nih mulut. Hela merli lega

"Oh iya yah, pantes aja papah suka banget pegang dadanya mamah. Hehee empuk banget mer kaya squisy"

"Iya, tapi jangan buat mainan. Ntar gue sange gimana coba."

"Sange itu apa Mer?" Ucap Adi sambil menatap Merli dengan tatapan polosnya.

"Sange itu, pengen di ewe"

"Oo.. yang bikin om Edo sama Tante Sari suka jerit jerit kalo aku nginep dirumah kamu itu?"

"Lll.. llo tau dari mana?" Waduh, kok Adi bisa tau? Batin merli

"Om Edo yang bilang, katanya ewe itu enak Mer, Masukin burung kita ke sangkar yang ada di titit perempuan. Kaya punya kamu. Liat dong Mer"

"Enak aja, ga ga ga! Dah Yo mandi. Sinih gue cukurin bulu nya. Udah ga cukur berapa bulan coba Lo, sampe panjang banget kaya gini."

Merli mengambil alat pencukur bulu kelamin, dan mulai mencukur bulu milik Adi. Karna Merli kurang teliti, tangannya tidak sengaja menyentuh ujung penis milik Adi.

"Shhh. Mer, geli tau."

"Hehee maaf maaf, mau yang enak enak ga nih? Gue kasih tau. Mumpung kita udah 17tahun." Merli menyeringai

"Mauuuu" ucap Adi sambil memonyongkan bibirnya yang merah penuh.

"Tapi, ada peraturannya."

"Yah, kok gitu?"

"Mau ga? Kalo gamau yaudah!"

"Yaudah iya, tapi beneran enak ya! Awas kalo boongin aku lagi" Adi menjawab sambil cemberut.

"Peraturan pertama, Lo ga boleh cerita ke siapapun okeh?"

"Iyah"

"Peraturan kedua, sebelum mulai ke yang enak, Lo harus pegang memek gue, habis itu elus elus."

Adi hanya memandang Merli dengan tatapan bingung dan mengangguk polos. Padahal Adi gatau memek itu apa.

"Peraturan ketiga, setelah Lo puas Lo harus muasin gue"

"Yaudah deh iya. Aku setuju"

"Tapi udah deh lupain aja. Gue belum siap."

My Boy PolosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang