Verloren Part 2

52 6 0
                                    

"Bisakah aku tetap denganmu, aku tidak tau apa yang ada di luar sana, aku rasa kau orang yang baik dan tidak akan melakukan hal buruk kepadaku."

"Apa yang kamu katakan, kau gila ya, aku kan dari dulu selalu bersamamu."

Setelah itu, aku tidak lagi diikat, aku bisa berjalan-jalan di rumah tapi tetap saja kamarnya tidak dibuka. Aku tidak tau apa yang disembunyikannya di kamar itu hingga dia tidak ingin aku tau. Sebaiknya aku tidak mengusik hal itu, mungkin itu mengenai masa lalunya atau mungkin pengalaman buruknya.


"Mami, kenapa mami begini? Mami benci sama Lily, ya?"

"Tidak Lily, mami tidak tau itu kamu. Maafkan mami."

"Tak apa mami. Mami harus janji sama Lily, jangan nyalahin diri sendiri atas apa yang terjadi."


Apa-apaan hal gila ini, kenapa ada seekor beruang di rumah ini. Pasti beruang itu datang dari hutan. Pintunya pun rusak parah. Tapi ada yang aneh dengan beruang itu. Dia hanya diam dan berkeliling di ruangan tengah. Aku harus bagaimana ini. Bagaimana keadaan lelaki itu. Dia pasti dalam bahaya. Aku harus menyelamatkan dia gimanapun caranya. Hanya dia yang kumiliki.

Aku segera berlari ke dapur. Aku ambil pisau dapur dan dengan segera aku tusuk di bagian perut beruang itu. Darah mengucur keluar tapi bukankah ini terlalu mudah untuk membunuh seekor beruang dan kenapa rasanya seperti aku pernah melakukan hal ini juga.

"Sepertinya kamu berhalusinasi lagi, ya?"

"Kau bukannya lelaki itu?"

"Iya ini aku. Kamu berhalusinasi lagi. Rasanya sakit juga ditusuk pisau."

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku kira kau beruang yang menerobos masuk."

"Tidak apa, ini bukan salahmu. Sekarang kamu ambil kunci ini, kunci kamarku. Kamu harus mengetahui kebenaran dari semuanya."

Darah terus mengucur keluar dari tubuhnya. Lelaki itu semakin lemas. Darah yang mengenai tanganku tadinya hangat menjadi lebih dingin. Lelaki itu tidak bergerak lagi. Air mata tidak membanjiri wajahku. Perasaan apa ini, kenapa rasanya seperti deja vu.

Aku membuka pintu itu. Ruangan itu begitu gelap dan sedikit berdebu juga. Aku segera menyalakan lampu dan yang pertama aku lihat adalah sebuah foto yang cukup besar. Foto yang benar-benar mengejutkanku. Foto sebuah keluarga kecil tapi aku dan lelaki itulah yang ada di foto itu. Aku, lelaki itu, dan seorang anak perempuan yang sangat cantik. Aku seperti pernah melihat dia beberapa kali dalam mimpiku.


Ada sebuah meja yang dipenuhi banyak buku dan ada sebuah laptop diatas meja itu. Kubuka laptop itu dan ada sepucuk surat saat kubuka.

________________________________________________________________________________

Daisy, wanita yang paling kucintai

Jika kamu membaca surat ini berarti aku sudah tiada, entah karena ada sebuah kecelakaan atau kamu sendiri yang membunuhku. Di surat ini, aku akan menceritakan semua yang terjadi kepadamu.

Semua dimulai saat kau sering mengeluhkan sakit kepala dan sering melihat orang-orang berjalan mundur. Itu benar-benar kejadian yang aneh. Akhirnya kita membawamu ke dokter. Dokter bilang kalau kau sering berhalusinasi dan melihat hal-hal yang tidak masuk akal. Kita benar-benar shock dengan apa yang terjadi denganmu. Kamu mulai menolak makan dan mulai ketakutan dengan apa yang kau lihat. Kau mulai kehilangan dirimu sendiri. Hanya Lily, putri kecil kita yang tidak mengetahuinya.

Aku sering berpikir untuk menjauhkan Lily darimu, aku takut hal buruk akan terjadi padanya. Pilihanku hanya ada 2, menjauhkan Lily atau menjauhkan dirimu. Lebih mudah menjauhkan dirimu karna Lily masih terlalu kecil. Akhirnya aku memilih untuk membiarkanmu tetap bersama Lily.

Ternyata apa yang aku perkirakan benar terjadi. Kamu membunuh Lily dengan tanganmu sendiri. Aku lihat kau sangat ketakutan saat melihat Lily. Kau menusuknya di bagian perut. Saat itu juga, aku benar-benar hancur. Putriku tercinta tewas di tangan wanita yang paling kucintai.

Sejak saat itu, kamu benar-benar bukan Daisy yang kukenal. Kau sudah seperti orang gila. Setiap hari berteriak-teriak, menangis, dan mencari Lily. Lama kelamaan kau bahkan tidak ingat Lily dan terakhir kau melupakan dirimu sendiri. Kau menghapus keberadaanmu sendiri karna penyesalan atas apa yang sudah kau lakukan.

Tibalah hari dimana kau ketakutan saat melihatku. Kau sudah tidak ingat apa-apa lagi. Kau melarikan diri dari rumah ini. Kau kabur ke hutan. Aku mengejarmu secepat mungkin. Aku terpaksa membuatmu pingsan. Aku memukul kepalamu hingga kau pingsan dan membawamu ke rumah. Aku menguncimu dan memborgol kakimu agar kau tidak kabur lagi. Setelah itu, kau hanya ingat saat aku membawamu, kau mengira aku menculikmu, padahal aku membawamu ke rumah kita sendiri. Tadinya aku berencana membunuhmu, tapi aku tidak bisa.

Karena semua hal yang terjadi tidak dapat diputar kembali, maka kau mulai sekarang harus hidup dengan damai, hidup tanpa ingat penyesalan lagi. Aku dan juga Lily pasti tidak membencimu, Kami mencintaimu apapun yang terjadi, dahulu, sekarang, dan masa yang akan datang. Tetaplah hidup.

                                                                                                                              Dari pria yang selalu ada untukmu


                                                                                                                                                         Leonard

________________________________________________________________________________

Setelah itu kunyalakan laptop itu. Hanya ada satu folder di desktop-nya. Namanya White Lily. Isinya kumpulan video dengan resolusi cukup rendah.


"Mami, lihat bunga yang kutemukan. Indah bukan?"

"Iya nak, ini namanya bunga white lily. Biasanya bunga ini melambangkan kepolosan dan kemurnian, sama sepertimu. Kamu tau apa arti white lily di eropa?"

"Tidak Mami."

"White Lily artinya kematian bagi orang dengan hati bersih dan polos."


"Selamat ulang tahun Lily, semoga semua yang kamu inginkan terwujud dan kamu tumbuh menjadi orang yang bisa berguan untuk orang lain."

"Makasi, Mami. Lily sayang Mami."

"Ko mami aja, gasayang Papi ni?"

"Makasi juga Papi, Lily sayang Papi."

"Sudah-sudah. Lily, Leonard, ayo kita makan kuenya abis itu kita main ke taman bunga, ya."


"Mami, liat apa yang Lily gambar."

"Bagus sekali gambar kamu Lily, tapi kamu harus mencoba menggambar yang lain selain itu."

"Engga ah, Lily cuma suka bunga, selain itu kita kan lagi di taman bunga jadi harus gambar bunga yang banyak."

"Yasudah kamu lanjut gambar dulu saja, mami mau kencan sama papi kamu."


Air mata kembali mengucur dari mataku, tapi kali ini rasanya sangat sakit. Seperti ada yang hilang. Luka lama yang hilang telah kembali dan mungkin saja lebih parah. Ingatan yang sudah dihapus perlahan-lahan kembali. Penyesalan pun datang kembali.


VerlorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang