Ucapan Irene tidaklah main-main. Setelah tiga tahun lamanya Irene berjuang, sekarang memang saatnya untuk berhenti. Irene tidak mau menjadi pihak yang egois dengan memperjuangkan perasaanya tanpa pernah memikirkan perasaan Dio. Mungkin benar, Dio selama bersamanya tersiksa.
Apa kalian penasaran bagaimana bisa seorang Irene begitu jatuh pada sosok Dio? Then let's do some flashback
Kala itu Irene masih berusia 10 tahun mengikuti kegiatan bisnis sang ayah, atau lebih tepatnya party event yang diselenggarakan salah satu kolega perusahaan ayahnya.
Irene bisa dikatakan memiliki bentuk tubuh yang gemuk, dan hal itu menjadi alasan baginya sering mendapatkan body shaming. Irene hanya bisa diam, dia tidak pernah sekali pun menunjukan rasa sakit yang dia rasakan akibat hinaan teman-temannya pada orangtuanya. Irene tidak mau menyusahkan orangtuanya.
Irene dengan polosnya meminta izin sang ayah untuk pergi mengambil cupcake yang berada di 3 meja dari tempatnya berdiri. Sang ayah mengizinkan Irene dengan catatan Irene segera kembali.
Irene dengan semangat berjalan menuju meja tersebut dan tanpa sadar menabrak perempuan di depannya. Perempuan itu marah kepada Irene, karena gaun yang ia pakai harus menjadi korban cairan vodka di tangannya.
"Maaf tante Irene ga sengaja, Irene cuma mau ambil cupcake yang ada di meja sana." Maaf Irene dengan rasa takut
"Cih pantas badan kamu seperti ini, ternyata yang ada di pikiranmu hanya makanan!" Jawab perempuan itu lantang yang mengundang perhatian.
"Tante ga sepatutnya bilang begitu sama anak kecil. Dan apa maksud tante dengan badannya? Tidak ada yang salah dari badannya, yang salah itu anda yang dengan jahat menghina orang lain!"
Irene terpaku, untuk pertama kalinya ada orang lain yang membela Irene atas hinaan yang ia dapat.
Sejak saat itu Irene tersadar bahwa ia telah terjatuh sejatuh-jatuhnya pada Dio.
##
Satu kata yang mampu mendeskripsikan seorang Dio adalah "kacau". Semuanya kacau. Apapun yang dilakukan oleh Dio berakhir dengan kacau. Pikirannya kacau, hatinya kacau, hidupnya kacau. Tidak pernah terpikirkan oleh Dio bahwa Irene mempengaruhi hidupnya sedemikian rupa.
Seharusnya aku senang penantianku selama ini terwujud. Aku bebas. Itu yang awalnya Dio pikirkan. Tapi, setelah satu bulan hidupnya tanpa Irene, Dio menyadari satu hal. Irene adalah hidupnya.
"Ma lihat deh kak Irene tambah cantik ya? Bahkan post instagram terbarunya menunjukan kak Irene sangat bahagia." Ucap Yeri dengan penekanan pada beberapa kata. Dio, Mama, dan Papanya sadar bahwa ucapan Yeri semata-mata hanya ingin menyindir Dio.
"Oh iya masa loh Pa, semenjak kak Irene putus sama tunangannya banyak loh yang tiba-tiba nembak Kak Irene. Bahkan aku dengar-dengar kak Irene akan bersama kak Taehyung ketika prom night nanti."
Good, Yeri berhasil kali ini untuk membuat Dio semakin uring-uringan. Dio dengan langkah besarnya keluar meninggalkan rumah.
"Ish kamu tuh dek, jangan buat kakakmu makin uring-uringan kenapa sih, kasihan tuh kakakmu." Ujar sang mama kepada anak bungsunya.
Yeri hanya menjawab dengan tawa kecil. Sebenarnya, Yeri kasihan sama kakaknya yang kelihatan kehilangan semangat hidup akhir-akhir ini. Tapi, kalau Yeri tidak memprovokasi keadaan, mana bisa kakaknya peka. Kan kakaknya itu batu! Keras kepala plus gengsi jadi satu.
##
Hari ini Dio sudah bertekat akan memperbaiki hubungannya dengan Irene. Masa bodoh dengan gengsinya, kalau perlu memohon Dio pun akan rela memohon agar hubungan mereka kembali seperti semula. He admitted that he loved Irene.