1

7.9K 445 199
                                    

Todoroki POV

Aku mulai merasa bahwa aku sering memperhatikan bom berjalan di kelas kami. Entah kenapa, tapi aku merasa ada yang menarik dari dirinya, padahal ia kasar dan selalu berteriak. Seperti saat ini, ia sedang berteriak pada teman teman bakusquadnya.

"Ayolah Bakubro, kau menyukainya bukan?"
Aku mendengar apa yang barusan Kirishima katakan, Bakugou menyukai seseorang? Tidak mungkin. Apa aku harus menerima bahwa Bakugou membenciku? Meski itu sudah jelas bahwa ia membenciku sejak festival olahraga.

"Heeee, Bakubaby ku menyukai seseorang?" ucap Ashido. Bakubaby, lucu sekali, cocok untuknya.

"Ayolah kacchan, jangan malu pada kami" kali ini Kaminari yang bersuara, dan apa aku tidak salah dengar, ia memanggil Bakugou dengan sebutan kacchan? Bukankah hanya Midoriya yang memanggilnya kacchan?

"Apa kau ingin kami yang memberitahunya, Kat?" Sero memanggilnya Kat? Oh tidak, mengapa mereka semua sangat beruntung bisa memanggil Bakugou dengan nama nama lucu itu?

"Berisik sekali kalian, jangan menggangguku dan mati saja sana" timpalnya dengan muka semerah tomat dengan bibir mengerucut yang hanya dibalas tawa oleh teman temannya. Ya Tuhan, mengapa ia sangat menggemaskan. Ingin sekali kucium bibir itu.

Akhirnya waktu pulang sekolah pun tiba. Aku membereskan semua barang barangku dan bersiap meninggalkan kelas. Aku menjadi orang terkahir yang meninggalkan kelas karena harus menyalin catatan Momo untuk beberapa bagian pelajaran tadi. Aku berjalan melalui koridor dan saat melewati toilet pria, aku mendengar seseorang berbicara.

"Akhirnya aku mendapatkanmu untukku sendiri, Bakugou" ucap seorang pria yang suaranya tak asing, tapi aku tak bisa mengingat pemilik suara itu. Bakugou? Apa ia bersama Bakugou di dalam? Tapi aku tak mendengar balasan apapun dari Bakugou. Apa yang mereka lakukan?

Karena penasaran, akupun mengintip karena pintu toilet sedikit terbuka. Aku melihat Bakugou bersandar pada dinding di sebelah watafel dengan seorang pria lebih tinggi yang membelakangiku yang sedang mengukungnya. Aku tau pria itu, itu Shinso.

"Kau tau Bakugou, sejak festival olahraga, aku selalu memikirkanmu. Sadarkah kau bahwa kau sangat manis? Tiap malam aku selalu membayangkan bagaimana rasanya bibirmu itu, bagaimana raut wajahmu jika kau berada dalam kukunganku?" ucapnya sambil memeluk pinggang ramping Bakugou dengan tangan kirinya, tangan kanannya menahan kedua tangan Bakugou di atas kepalanya, dan salah satu kakinya berada di sela sela kaki Bakugou. Dia menggunakan quirk nya pada Bakugou, licik sekali. Tak lama, Bakugou dilepaskan dari quirk Shinso, namun posisinya tak berubah.

"Apa apaan ini?! Lepaskan aku brengsek, apa yang kau lakukan? Apa kau ingin mati, ha?!" teriak Bakugou sambil berusaha melepaskan diri, tapi nihil. Aneh.

"Tenang sayang, tak perlu berteriak, tak kan ada seorangpun yang mendengarmu, hanya ada kita berdua disini. Dan jangan banyak bergerak, percuma, kau tak akan mampu melepaskan diri, kau masih dalam pengaruh obat yang kuberikan saat kau dalam pengaruh quirk ku, bukankah tubuhmu terasa lemas, berdiripun sulit bukan? Apa yang kulakukan? Tentu aku ingin melakukan ini" balasnya. Sungguh licik sekali, menggunakan obat dan menggunakan quirk nya untuk menjebak Bakugou.

Yang terjadi selanjutnya sungguh membuatku marah, darahku terasa mendidih. Ia mencium bibir Bakugou dengan rakus.
"Mmhhh, sto-ngh-stop. Eungh. Kumohon, hentikan" mohon Bakugou.
"Lenguhanmu semakin membuatku turn on Bakugou"
"Kumohon Shinso, hentikan"
Aku melihat Bakugou menangis, hatiku hancur melihat seorang Bakugou menangis memohon agar Shinso menghentikan kegiatannya.
"Benarkah? Kau ingin ini berhenti?" balasnya sambil menggesekkan kaki yang berada di sela sela kaki Bakugou dan kembali menciumnya dengan rakus dengan tangan kanan yang tadinya ia gunakan untuk menahan kedua tangan Bakugou sekarang sedang membuka kancing seragam Bakugou satu persatu.

Todobaku oneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang