-2

12 2 0
                                    

Semua siswa sudah memasuki kelas,menunggu guru yang mengajar memasuki kelas,ada yang jamkos,wajar karna ini hari pertama sekolah kan.

Aqila yang kelasnya sedang jamkos sekarang hanya duduk bersama teman nya Zahra dan Shaina,mereka habis mengambil beberapa boomerang dan selfie. Gabut.

Saat sedang duduk duduk di depan pintu kelas mereka di kejutkan dengan datangnya biak kerok sekolah,orang yang tadi habis di permalukan di depan lapangan.

Ya Ilham dan partner setia nya Yudha. Mereka berhenti di depan kelas Aqila,melihat sekeliling sampai akhirnya mereka kocar kacir lari lagi,ternyata sedang di kejar oleh pak Yasir. Guru paskibraka,hm aneh sekali,kenapa pak Yasir mengejar mereka?

Mereka lari menuju ketiga gadis itu berdiri di sebelahnya membuat ketiganya terkejut.

"Diem anggap aja kita temen lo" ujar Ilham pada ketiga gadis itu. Mereka meng iyakan karna takut pada kedua gangster sekolah ini.

Pak Yasir yang tahu mereka sedang berpura pura menyamar itu segera menarik kedua anak laki laki tersebut.

"Kalian harus ikut paskib untuk upacara 17 an bapak tidak mau tahu harus ikut titik"

Oh ternyata pak Yasir sedang memaksa kedua lelaki itu ikut paskib. Pantas saja mereka menolak tidak mungkin gangster ikut paskib? Yang benar saja.

Akhirnya dengan nada pasrah mereka meng iyakan ajakan pak Yasir untuk ikut latihan paskib bersama yang lainnya di lapangan. Di sana ada Resysha,hm dia terpilih mengikuti paskib,ya tidak bisa di sangkal dia mempunyai badan yang sangat tinggi dan bagus,wajar jika terpilih.

Aqila yang sedang gabut itu pun memilih memperhatikan para calon peserta paskib itu.

"Bang Yudha kalo di liat liat ganteng juga ya haha" ujar Zahra sambil tersenyum senyum.

"Ya terus?" balas Shaina.

"Ya cocoklah kan kalo gue jadiin crush hahaha" kata Zahra lagi yang kini sedang tertawa geli sendiri.

"Ya kali anjir preman begitu mana mau sama lo" ujar Shaina membalas.

"Masalah itu mah aman bisa di atur haha" katanya,sembari tertawa geli. Lagi.

Aqila dari tadi hanya diam. Memandangi seseorang yang tengah latihan baris berbaris di lapangan. Ilham. Ia tak menyangka jika Ilham bisa serius. Hm bagaimana tidak,dia preman sekolah semua tahu. Tapi ternyata jika di tuntut menjadi serius,ia bisa seserius itu. Melangkah kan kaki nya bergantian,mengatur jalan nya agar bisa mengikuti yang lain,entah lah Aqila hanya 'sedikit' kagum.

"Woi Qil lo napadah diem diem bae anjir" kata Shaina yang kini menyadarkan Aqila dari lamunannya.

"Gapapa" jawab nya singkat.

Tapi Shaina yang 'peka' itu tahu. Aqila sedang melihat Ilham. Lelaki acak acak an,dan tidak jelas itu.

"Lo ngeliatin Bang Ilham ya?" tanya nya mengintrogasi.

"Plis jangan bilang lo suka dia juga anjir" ucapnya memohon,ia akan sangat pusing jika kedua teman nya menyukai kedua preman sekolah itu.

"Misi,mau lewat nutupin jalan bae lo pada" belum sempat Aqila menjawab perkataan Shaina,seorang anak laki laki,bermata sipit,agak tinggi,dan berkulit putih itu memotong pembicaraan mereka.

Aqila mengenalnya. Itu Rivaldo,dulu anak kelas 10 ips 3,tapi ia tidak begitu dekat,karna tidak pernah berbicara.

"Ye bacot masih bisa lewat kali" ucap Zahra yang kesal karna gara gara nya ia jadi tidak fokus memandangi Yudha nya itu. Hm.

Ia hanya tersenyum. Anak laki laki yang sangat jahil,tidak jahil sehari bisa meninggal.

"Eh btw nama lo sapa dah" ucap Rivaldo sembari menunjuk Aqila yang masih memandangi Ilham yang sedang latihan.

He change my lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang