I.1

11 1 0
                                    

[Annecy, 17.00 waktu Perancis]

"Bonjour" seorang gadis menyapa pegawai toko roti yang tengah mengatur rapi roti-roti buatannya

"Bonjour, ada yang bisa saya bantu?" jawab si pegawai itu dengan ramah dan tersenyum

"Saya ingin mengambil pesanan cake ulang tahun kemarin, ini kertas pesanannya" ucap gadis tersebut sembari memberikan kertas kecil kepada si pegawai

"Baik, tunggu sebentar, saya akan ambilkan" pegawai itu bergegas masuk ke sebuah ruangan dan kembali dengan membawa cake pesanan si gadis

Setelah mengucapkan terimakasih, gadis tersebut segera meninggalkan toko dan berjalan pulang sebelum malam

Hari ini adalah hari istimewa untuk gadis ini karena hari ini ayahnya berulang tahun ke-56. Gadis tersebut tahu ayahnya sangat suka roti dari toko tadi, sehingga dari tiga hari yang lalu gadis tersebut sudah memesan roti khusus untuk ayahnya.

"Ayah pasti suka" 

"Yeora ya …" samar-samar terdengar seseorang memanggil nama gadis tersebut, tapi gadis tersebut tetap berjalan, mengabaikan panggilan samar tersebut

" Yeoraaaa...yaa...oy..oy...pierra" kali ini gadis tersebut menghentikan langkahnya dan mencari sumber suara tersebut, oke kali ini memang ada yang memanggilnya 

"Pierra…." panggilan tersebut semakin terdengar nyata untuk Pierra, nama gadis itu.

"Yeun..? " ucapnya ragu

Namun keraguan itu hilang sudah ketika Yeun, orang yang memanggil Pierra tadi berlari kencang kearahnya, memeluk hingga tubuh Pierra hampir saja jatuh

"Dasar kau ini, kupanggil tidak berhenti, kau sudah lupa namamu hah?" ucapnya kesal sembari melepas pelukannya

Pierra masih mematung, dia tidak menyangka gadis itu disini.

"Ini benar-benar kau? " ucapnya tidak percaya

" Tentu saja, kau in-..." belum sempat Yeun menyelesaikan ucapannya, tubuhnya sudah didekap erat oleh Pierra

"Aku rindu sekali, aku tidak percaya kau disini" ucapnya bergetar menahan tangis

"Aku juga merindukanmu" Yeun membalas pelukan Pierra dengan tak kalah erat, kedua gadis tersebut saling berpelukan melepas rindu

" Bodoh sekali kau, harusnya langsung hubungi aku, jadi aku bisa menjemputmu di bandara" Pierra kesal dengan Yeun yang tidak langsung menghubungi nya.

" Aku sengaja tidak memberitahumu, biar surprise" jawabnya sambil tersenyum, kedua gadis tersebut kemudian tertawa

" Ayah pasti terkejut nanti " ucap Pierra 

" Tentu, oh iya hari ini ulang tahun ayah, sudah beli kue kan ? Ini ? " Yeun bertanya sambil menunjuk kotak yang dibawa Pierra

"Mmm.. Ayah suka kue dari toko itu, jadi aku beli ini, ya sudahlah kita pulang dulu, ayah pasti sudah menunggu" Yeun bergegas mengambil kopernya dan berjalan bersama Pierra, sepanjang perjalanan pulang itu mereka saling mengobrol tanpa henti.

~ ~ ~

Pierra POV

"Happy birthdays to you, happy birthdays to you, saranghaneun uri appa, saeng-il chukahamnida" Ayah terlihat menahan kaget sekaligus harunya saat aku masuk sambil membawa kue ulang tahun ini

"Ayah selamat ulang tahun ya" ucapku tulus

"Terimakasih Pierra" ucapnya haru sambil menyentuh lembut kepalaku

"Ayah sebelum tiup lilin jangan lupa make a wish " ingatku padanya, karena tahun lalu ayah lupa membuat make a wish 

Ayahku memejamkan matanya dengan sungguh-sungguh, dahinya berkerut jelas, tanda dia sedang membuat harapan ulang tahun. Setelahnya lilin kue ulang tahun itu telah ditiup padam, menyisakan kue ulang tahun yang tampak lezat.

" Ayah, aku masih ada kejutan " ucapku sambil tersenyum

" Kejutan ? " tanyanya heran

" Silahkan masuk " ucapku sedikit keras supaya Yeun bisa mendengar dari luar

Tak berapa lama, pintu itu terbuka dan menampakkan Yeun di sana. 

"Ayah " panggil Yeun sembari menahan tangis rindu

" Yeun, Yeun-ah…" ayahku segera berjalan ke arah Yeun, Yeun pun begitu. Keduanya berpelukan erat melepas rindu, aku tahu ayahku selalu merindukan Yeun, saudaraku atau kembaranku lebih tepatnya.

"Yeun-ah.." ayahku masih memanggil tak percaya

" Ayah " Yeun pun begitu

Aku senang Yeun datang hari ini.

~ ~ ~

Begitulah aku disini duduk di sebuah cafe sambil melihat jendela. Mengingat lagi kejadian saat Yeun datang ke Perancis, menjadi hadiah surprise untuk ayah, dan membuat ayah menyuruhku untuk datang ke Korea, yap betul korea!

Aku menghela nafas untuk kesekian kalinya, mengutuk Yeun kesal. Menyesali kenapa tidak curiga dengan Yeun karena datang tiba-tiba, ternyata dia berencana untuk tinggal dengan ayah selama 3 bulan, dan gantian aku yang harus tinggal dengan ibu di Korea. 

Ayah juga setuju dengan gadis gila itu.

"Anak itu benar-benar" kesal sekali 

Semakin mengingat bocah itu, semakin kukencangkan juga volume lagu yang sedang ku dengarkan dengan earphone, hingga aku tidak bisa mendengar suara yang lainnya. 

"Biarlah, aku juga tidak kenal siapapun disini"  Aku tidak khawatir jika ada yang memanggilku karena ya di Korea tidak ada yang aku kenal selain Yeun yang pasti ada di Perancis sekarang. Ibuku yang bahkan tidak tahu kapan aku sampai, atau nenek kakekku yang tidak mungkin ada di cafe sekarang.

Tiba-tiba bahuku di sentuh oleh seseorang, yang entah mengapa membuatku tambah bad mood. Kulepaskan earphone ku dan melihat orang yang menyentuh bahuku.

"Kenapa ?" ucapku dingin 

TBC...

Hayo lho siapanih yang uda bikin Pierra tambah bad mood ? Hehehe
Ditunggu ya ---

Tolong beri jejak supaya aku makin semangat bikin. Merci ^^

PierraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang