01 •• P R O L O G

184 30 16
                                    

Keluarga?
Mungkin itu hanya seseorang yang kebetulan hidup bersama kita
-Kaisa aylensa

**

Kacau, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan dirinya sekarang, semua itu berawal dari adiknya yang terdiagnosa mengidap penyakit kanker otak membuat keuangan di keluarga nya tiba tiba menurun.

Ibu kai yang hanya bekerja sebagai pekerja kantoran, uang yang dihasilkannya pun Masi membuat nya keteteran untuk membayar rumah sakit, belum lagi keperluan lainya. Sedangkan ayahnya hanya seorang pelukis, banyak karyanya yang sudah terjual, namun akhir-akhir ini semuanya menurun.

"Saya kerja tiap hari, pagi malam banting tulang, kamu malahan mabuk mabukan diluar sana!" Teriak dewi, mama kaisa

"Emang kamu fikir saya nyantai dirumah aja?! Saya juga kerja! " Ucap pras tak kalah keras, papa kaisa

"Penghasilan dari lukisan kamu?! Bahkan itu gacukup untuk memenuhi kehidupan sehari hari! Belum biaya rumah sakit dewa, ditambah lagi kamu selalu berfoya foya dengan mabuk mabukan! Seharusnya kamu mikir bahkan kamu tidak menghasilkan apapun sekarang"

Kaisa hanya bisa menutup telinga rapat rapat dengan guling, untungnya keadaan keluarganya tidak memengaruhi kehidupan nya, Kaisa tetap menjalani hidupnya seceria mungkin.

Kaisa menatap foto yang terpajang jelas di nakas kamarnya, kaisa menatap dalam foto itu, foto keluarga dimana semuanya tersenyum dan penuh kebahagiaan 'apa ini keluarga? Aku rindu kalian'

Kaisa memiliki satu kakak perempuan, namun kakaknya pergi setiap hari ke club malam, untuk menghindarkan keributan Dewi dan Pras, bahkan adiknya yang sekarang terbaring lemah dirumah sakit pun berandalan dan nakal. Terkadang kaisa selalu berfikir 'lo Masi kecil, tapi udah harus nonton semua kekacauan ini'

Kaisa ingin sekali meninggalkan keluarga nya, namun apa yang bisa dia lakukan? Dia Masi masuk SMA sekarang, pergi dari rumah? Itu merupakan hal yang tidak mungkin. Mengikuti kakaknya selalu pulang pagi dari sebuah club malam? Bahkan mendengar musik kuat seperti itupun bukan seleranya lagi. Atau ikut terbaring sakit bersama adiknya? Itu lebih tidak mungkin, hanya akan menambah beban keluarga, dimasalah keuangan.

"Kapan kalian berhenti, kalian seakan akan anak kecil yang merengek meminta es" gumannya yang masi sibuk mengetik,

Kaira suka mengetik, melontarkan semua fikiranya kedalam sebuah tulisan, hal itu membuatnya sedikit tenang.

Brakk

Suara benda jatuh terdengar, sudah tidak asing, pasti papahnya membanting barang ditengah keributan.

"Kali ini biarin gue nyelesaiin ketikan gue dong!" Gerutu kaisa sambil menatap ketikanya yang belum selesai.

Baru menulis beberapa kata, suara benda keras terdengar lagi. Ia Tidak tau apa yang dibanting ayahnya, kamarnya sudah di atas tetapi suara itu Masi saja terdengar keras di telinganya.

Kaisa berdecak "Kapan gue nyelesaiin cerita gue?!"

Sekali lagi terdengar pintu yang ditutup dengan keras.

"Saya akan cari uang yang banyak biar kamu puas!" Teriak pras

kemudian bisa terdengar suara mobil yang melaju, mengikuti kepergian pria itu.

Ada yang mau disampein sama kaisa? Kalo kalian diposisi dia gimana? Apa kalian bakalan kuat atau tidak?

Baru Prolog ya, tunggu chapter selanjutnya, semoga kalian suka.

Jangan lupa tinggalin jejak vote, dan coment nya.

See u

ARKAISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang