13 •• Rumah sakit

45 9 7
                                    

Sekarang mereka diperjalanan menuju rumah sakit. Dev membawa laju mobil kencang. ditambah jalanan malam sepi, Dev lebih bisa leluasa menancap gasnya.

Arka menatap sendu kai yang pingsan di bahunya.

"Kayak bayi. Coba lo suka sama gue, gue Gaperlu repot mainin lo"

"Gue terpaksa nerima taruhan itu. Tapi gue yakin gue atau lo gaakan ada rasa lebih" batin arka

Arka mengelus puncak kepala kai pelan "Lo kan macan samaran!" Cibirnya pelan, disudahi dengan senyum mengembang.

Setelah melalui perjalanan kurang lebih 15 menit mereka sampai di rumah sakit "Jelita jaya".

"Bang! Kalo mau mati jangan ngajak-ngajak! Gue Masi jomblo!" Ucap Adi, nafasnya memburu.

"Gue belom bisa bahagiaiin pak asep! Kalo gue mati gimana!" Dramatis jay pucat.

"Bacot lo!" Gertak dev, mereka langsung membungkam mulutnya

"Sabar ya adek adek" prihatin niko

Dengan cepat dev membawa kai keruangan rawat. Ruang anggrek nomor 115.

Mereka menunggu kabar dari dokter yang masi menangani kai didalam ruangan.

Dev memomdar-mandirkan dirinya didepan pintu ruangan, ia benar benar cemas akan keadaan kai.

"Agrhhh!" Dev membanting tangannya kuat

"Kalo gue ga telat, ini gamungkin kejadian!" Sesalnya.

Mereka hanya menatap dev parau. Jangankan geng vagos. Bahkan, anggota geng vrak pun terkejut dengan sifat dan sikap Dev pada kai. Begitu perduli.

"Gimana dok keadaan nya" Tanya dev cepat saat melihat dokter yang menangani kai keluar dari dalam ruangan.

"Keadaan pasien baik baik saja, kemungkinan besok sudah boleh pulang" kelas dokter

Dev membuang nafas lega "makasi dok" ucapnya kemudian langsung masuk cepat menghampiri kai.

"Gaboleh dok. Saru" ucap Jay

"Kalo mau sten up nanti aja!" Ujar adi

"Goblog!" Umpat arka

"Diem!" Sinis dev

Dev memasuki ruangan kai. Langkahnya terhenti, pandangan memburam, berkaca-kaca.

Dev memandang kai parau dari depan pintu. Perlahan Dev melangkahkan kakinya lemah.

Sekarang semakin jelas bibir pink kai berubah pucat, luka di dahinya di tutupi kapas yang sudah diberi obat anti bakteri, kapas itu dibalut perban yang melingkar di kepalanya.

Dev mengelus kepala kai lembut. Kai yang sakit, tapi rasanya seperti badan Dev yang ter-iris.

"Bang dev suka smaa kai?" Tanya arka tiba tiba.

"Gak. dia nganggep kai adek sendiri" jelas Jefri. Arka mengangguk paham.

**

Suara jam berdentang memenuhi kesunyian pagi ini.

Kai membuka perlahan matanya.

Kai meringkis memegangi kepalanya yang berat.

Kai melihat infusan ditangannya "gue dirumah sakit?"batinnya.

Kai berusaha mengingat kejadian malam itu. Malam yang bener benar mencengkam dan mengerikan bagi kai.

Kai menyapu bersih isi ruangan itu. Sudut bibirnya terangkat melihat geng vagos dan vrak yang tertidur polos disembarang tempat.

ARKAISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang