15 tahun temenan
3 tahun pacaran
Totalnya ada 18 tahun bersama, dan berakhir tragis karena ego masing-masing.
***
Sebelum tragedi saling menyakiti..
"Eza, nanti kalau Risa lulus terus baiknya gimana? Kerja atau kuliah?" pertanyaan itu lolos dari bibir ranum milik Risa Nandahayu.
"ya ikut hati kamu aja." jawab Reza dan mengusap rambut Risa pelan.
"emm gitu ya?" Reza mengangguk meskipun Risa tidak melihatnya.
Risa terlihat enggan beranjak dari sandarannya meskipun hari menjelang petang. Dada bidang Reza adalah tempat ternyaman untuknya bersandar.
"kita pulang yuk, udah mau malem nih." bujuk Reza entah yang kesekian kalinya yang sama sekali tidak direspon oleh Risa. Tapi kali ini Risa mengangguk dan berdiri.
.
.
."besok?!" Reza terkejut bukan main. "kenapa baru bilang sekarang huh?!" lanjutnya. Namun Risa hanya menunduk. Ia benar-benar tidak bermaksud menyakiti Reza.
"jawab Sa!" bentakan Reza membuat Risa menegang. Selama 18 tahun baru kali ini ia melihat sisi buruk Reza. Itu berarti Reza sudah marah besar.
"ng-nggak gitu hiks aku-"
"apa? Kamu apa huh? Aku tuh pacar kamu bukan sih?" suara Reza memelan. Sarat akan kekecewaan.
Bukan maksud Risa menutupi kepergiannya. Hanya saja tak pernah ada waktu untuk menyampaikannya. Sejak 1 minggu ia berusaha menyampaikannya tapi seolah memang belum saatnya.
Tangan Risa mengepal kuat, bukan salahnya kalau ia baru bisa memberitahu Reza bukan? Toh Reza yang selalu sibuk dan tak pernah ada waktu untuknya.
"apa? Kamu pacarku Za, tapi apa kamu anggep aku pacar huh?" sudah cukup. Risa tidak mau mengalah untuk hal ini.
"tentu saja aku menganggapmu! Kenapa kamu mengalihkan pembicaraan?"
"benarkah? Masih ingat aku sebagai pacarmu? Aku sudah mau bilang sejak minggu lalu Za, tapi setiap aku mau bicara selalu ada yang ganggu! Kamu ada meeting, kamu ngurus ini, kamu ngurus itu, dan bla bla bla. Aku ngertiin dan mungkin memang belum waktunya. Dan saat kamu ada waktu itu baru sekarang Za, kamu pikir ini salahku begitu?" nafas Risa ngos-ngosan. Ia benar-benar muak untuk segala hal.
Reza terhenyak tapi rahangnya kembali mengeras. "kamu bisa lewat pesan atau apa Sa! Tapi emang kamu gak niat mau ngasih tau aku kan?"
Risa tak habis pikir. Jika Risa benar-benar melakukannya apa Reza akan merespon pesan singkatnya? Jangankan pesan singkat, telpon darinya saja selalu dirijek.
"terserah kamu Za. Aku capek, besok mau berangkat. Aku pulang." Risa benar-benar lelah. Mengurus ini itu untuk besok ia berangkat mengejar cita-citanya. Ya, Risa diterima disalah satu Universitas Negeri di Jakarta. Dan ia akan kembali kesini lagi setelah pekerjaan ayahnya selesai di Jakarta. Ayahnya dipindah tugaskan, jadi ibu juga dirinya ikut pergi. Kebetulan Risa juga kuliah disana.
Jadi mau tak mau ia harus berjauhan dengan kampung halamannya.
"setidaknya lebih baik lepasin aku Sa, kalau emang kamu udah gak peduli!"
Deg
Langkah Risa terhenti, nafasnya tercekat. Lepas? Maksud Reza putus begitu?
Setelah bertahun-tahun mereka mengukir cerita dan harus diakhiri karena hal konyol seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
CLBK
Randomsatu part end.. Semua ada masanya, dimana kita harus berpisah dan dimana kita akan bertemu. Cinta kita belum kelar dan tidak akan pernah berakhir..