chapter;3

9 2 0
                                    

Hari pertama sekolah lumayan mengasikkan bagi biianca, bukan hanya pelajaran nya yang menurut nya lumayan gampang, namun juga biianca cepat akrab dengan orang baru. Sekarang waktunya pulang sekolah, biianca berjalan ke arah parkiran guna mengambil phuphu motor milik nya.

"Ee-hh.... " Biianca terkejut saat ada orang yang menarik tangan nya tiba tiba.
"Lo masih ada urusan sama gue " Bara menarik tangan biianca hingga sang empu memekik kesakitan.
"Kamu ngapain bawa aku kesini " Tanya biianca heran karena bara behenti di tempat sepi. Taman belakang sekolah
"Cuci mobil gue " Titah bara menunjuk mobil sport kuning di depan nya.

Bii membulat kan  mata nya heran. Apa maksud nya coba.

"Whattt?..... Gak lahk ngapain " Pekik bii setengah berteriak.
"Karena lo udah nabrak guee"
Bii mendengus kesal.apa gak kebalik ada juga dia yang menabrak dirinya  umpat nya  dalam hati.
Biianca menarik napas nya dalam dalam kemudian membuangnya.
"Okee" Akhir nya bii menyerah tersenyum pasrah kepada bara. Biianca mulai menyalakan selang air yang ada di taman kemudian membasuhkan nya pada mobil mewah milik bara.
Dugaan bara salah. bara menduga biianca akan mencak -mencak dirinya! Tapi dengan senang hati dia membersihkan mobil nya kadang kadang nyanyi-nyanyi. Dasar aneh.

Tidak perlu berjam -jam biianca membersihkan mobil milik bara, akhir nya dia selesai, biianca menghampiri bara yang sedang duduk di kursi panjang yang ada di taman.
"Kenapa lo senyam senyum? Seneng gue suruh cuci mobil? " Tanya bara datar setelah bii memberikan kunci mobil milik nya.
"Gak lahk " Semprot biianca cepat"ya gak papalah biar jadi pahala "
Dasar cewe aneh. Umpat bara
"Gue pulang dulu byeee" Biianca melambaikan tangan nya kearah bara kemudian pergi meninggalkan bara.

                                         *****
"Kak bii" Tiba tiba cici memeluk tubuh biianca yang sedang menjalankan motor nya untuk pulang.
"Cici kenapa "tanya bii memastikan
" Kak bii punya uang gak"tanya cici hati-hati.
"Emang nya kenapa cii"
Cici cengengesan "pengen es krim "
Biianca tersenyum, memang selera adik nya dan dirinya sama. Sama sama suka yang manis.
Biianca memarkirkan motor nya di depan mini market yang tidak jauh dari gang rumah nya.
"Kak bii cici mau yang rasa taro" Pinta cici mengacungkan 2 es krim di tangan nya.
"Ambil aja" Berbeda dengan cici yang membeli es krim, biianca membeli bahan-bahan membuat cake. Kalo soal masak memasak biianca sudah ahli dari sejak kls 2 SMP.
Setelah membayar di kasir biianca dan cici memilih pulang karena hari mulai sore.

Jauh dari mereka ada seseorang yang sedang memperhatikan nya, mentap setiap gerak gerik nya.
"Apakah dia anak nya "

                                       *****
Malam  ini biianca sedang menunggu cake buatan nya matang. Biianca sangat senang baru saja biianca mempromosikan cake nya di sosmed sudah ada 2 pemesanan masuk.
Meskipun biianca masih sekolah, biianca harus punya kerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup nya, dengan menjual hasil kerja keras nya juga sangat bagus untuk nya dan juga dompet nya. Bagaimana pun juga dia harus mempunyai pengahasilan untuk dirinya dan cici, meskipun tidak seberapa tapi lumayan jika berturut-turut.
"Ciii ayoooo" Teriak biianca setelah membereskan pemesanan dan memasukan ya ke dalam kantung kresek hitam.
"Bentar cici ambil jaket dulu" Cici berlari kecil ke arah kamar nya.
"Inih punya kak bii" Cici menyodorkan cardigan merah milik nya.
"Oh iya lupa" Setelah itu biianca dan cici melesat pergi mengantar kan pesanan pertama mereka. Menembus jalanan kota metropolitan. Aura dingin menelusup
Masuk menembus baju yang mereka kenakan.

Sekitar 15 menit akhir nya biianca sampai di tempat pemesanan. Biianca menekan bell rumah yang lumayan besar ini, tidak lama kemudian seorang perempuan pemilik rumah keluar dan membayar pesanan nya. Tidak lupa bii mengucapkan Terima kasih.
Biianca tersenyum sambil memegang uang 100,000.

Malam semakin larut, udara bertambah dingin, membut biianca bergidik kedinginan apa lagi sekarang dirinya hanya memakai baju tidur setengah paha dan cardigan merah nya.
Setelah sampai di rumah nya biianca tidak langsung pergi tidur, namun berjalan ke arah taman belakang rumah nya.
Di belakang rumah nya ada sebuah taman kecil yang hanya berisi 1 kursi  panjang yang dikelilingi mawar putih kesukaan nya, pohon yang rindang yang ada 2 ayunan di dahan  pohon nya, dan 1 kolam ikan kecil.

Sekarang biianca dan cici sedang duduk di kursi yang di kelilingi bunga mawar putih kesukaan nya.
Biianca menatap cici dalam dalam, kemudian tangan nya bergerak mengusap beberapa helai rambur yang menutupi mata nya.
"Cici gak malu kan kalo kak bii jualan cake " Tanya biianca, takut nya cici malu dengan teman teman nya.
Cici kembali menatap wajah kakak nya dengan sayu, detik selanjut nya mata nya berkaca kaca kemudian menangis terisak isak dan memeluk tubuh biianca.
"Cici kenapa" Bii terkejut dengan cici yang tiba tiba menagis tersedu sedu seperti ini.
Biianca membalas pelukan cici, tidak bertanya lagi biarkan cici tenang dengan sendiri nya dan bercerita sendiri.
Perlahan isakan tangis nya mereda dan melepas kan pelukan di tubuh biianca.
"Kak bii maapin cici ya, cici suka nyusahin kak bii, suka minta di beliin yang cici minta, padahal kan kak bii gak punya uang, jadi kak bii harus cari uang "
Biianca tersenyum mendengar ungkapan anak kecil yang ada di depan nya ini, mata nya sedikit ber air namun sekuat tenaga biianca menahanya.tidak ingin membuat cici menangis kembali.
"Cici gak boleh ngomong gitu ya, gimana pun juga cici itu adik satu satu nya kak bii, jadi cici gak boleh nangis lagi " Biianca membersihka  sisa air mata yang ada di pipi cici"jadi cici harus sekola dan sekola dan belajar yang rajin biar kak bii yang cari uang lebih semangat "
Cici tersenyum penuh haru, kemudian kembali memeluk tubuh biianca lebih erat. Seolah olah biianca akan pergi jauh entah kemana.
"Kak bii janji yah gak boleh tinggalin cici" Cici mengacungkan jari kelingking nya ke arah biianca
"Kak bii janji" Biianca menyatukan jari kelingking nya dengan jari cici. Membuat sebuah perjanjian.
Kemudian keduanya larut dalam pikiran masing masing, namun mata mereka tertuju pada langit yang menampakan sinar bulan dan bintang nya.
"Kak bii inget gak, dulu kita sama papah, mama suka liat bintang di balkon rumah, tapi sekarang enggak lagi, papa udah gak ada mamah ngusir kita, kenapa sih mama jahat banget sama kita, keluarga kita gak kaya temen cici," Cici bersuara lagi namun tatapan nya masih ke arah bintang bintang.

Biianca mengusap mata nya yang tiba tiba mengeluarkan kan cairan bening, rasanya sesak menyakit kan ketika cici mengatakan semua itu
Tiba tiba saja cici menarik tangan biianca dan meletakan nya di dada cici.
"Ada rindu yang terasa begitu menyakitkan "
Hati biianca teriris, begitu sesak ketika cici mengungkapkan isi hati nya, air mata nya sudah tidak bisa di tahan lagi, hati nya tak kuasa mendengar ucapan  penuh pilu yang keluar dari mulut manis adik nya.
Bii merangkul tubuh berisi cici, biianca bisa merasakan apa yang anak ini rasakan.
"We certaily can"

                                        *****
Kalo ada kritik dan saran jangan sungkan  sungkan  buat komen yah temen temen 🤗

Jangan lupa vote and komen 😙

Monmaap kalo banyak typo🙏

Salam sayang

                                
                                                                    Ndescute02

my sweet boyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang