one shoot?

3.3K 145 23
                                    

"izekiel, aku.."

Knock, knock..

Athy tersentak tepat ketika suara ketukan pintu dan langkah kaki berderap mendekati nya dan Izekiel, barusan ia ingin mengatakan sesuatu yang mungkin bisa menyelesaikan semua perasaan yang Izekiel miliki terhadapnya, mendadak ada orang yang datang ke tengah kecanggungan ini.

"Putri, aku datang sesuai waktu yang kita janjikan."

Izekiel mengerenyit, apa apaan ini? Pria itu,

Belum sempat ia bertanya apa yang pria saingan itu lakukan dengan mendatangi putri di tengah acara ngobrol ini, Athanasia sudah mendahului,

"Janji? Oh, benar juga, Lucas."

Sorakan keselamatan berdering di hati Athanasia, ia cepat cepat bangkit dari kursi meski tak yakin kalau ia benar-benar memiliki janji dengan Lucas,

"Tunggu, saya akan mengantar anda!"

Buru-buru Izekiel menyusul keduanya, Lucas menghentikan langkah, memicing tajam ke dalam retina emas Izekiel,
Membuat tubuh Izekiel tertahan seketika, apa apaan dia itu?!

"Tak masalah,"

Ucap Lucas menggantungkan kalimatnya, iris merahnya menyorot tajam ke lawan bicaranya,

"Sudah ada aku, kau pergi saja."

.

.

.

Astaga, barusan itu Lucas memberikan tekanan yang kuat pada suasana ruangan bersama Izekiel, Athanasia sendiri hanya bisa duduk kaku dengan secangkir teh di kamarnya.

Lucas memang didepannya, tapi ia hanya memangku tangan sambil membaca buku sihir.

Tadi itu, kalau Athanasia tidak menarik Lucas menjauhi Izekiel, ia tak bisa menjamin kejadian beberapa tahun lalu ketika di perpustakaan tak berulang lagi,

Atau mungkin lebih buruk.

Harusnya juga Lucas tak datang sekarang, ia tak pernah merasa memiliki janji dengannya.

Sekarang, ia malah terlibat acara teh tak jelas bersama Lucas.

Ia pikir Hanna juga sedikit kecewa ketika Izekiel pulang dan Lucas datang, maid satu itu benar-benar terlihat senang ketika ia bersama Izekiel, mungkin kalau Athanasia menikah dengan Izekiel ia sudah restu.

Malah bahagia.

Athy terkekeh kecil membayangkan halusinasinya, astaga, barusan ia berpikir apa?

"Kenapa tertawa?"

Tanya Lucas dengan nada sarkastik, mengundang tatapan geli dari athy yang kembali menyeruput tehnya,

"Salah?"

"Aku tak pernah meminta pertanyaan balik dari mu,"

Mincing Lucas menjentikkan jari, membuat buku yang barusan ia baca menghilang seketika.

"Aku memberimu, Lucas. Bukan kau yang minta."

Athy menutup mulutnya geli, barusan itu tatapan ingin tau yang kuat dari Lucas.
Ia mulai menyukainya, mungkin saja akan lebih menarik kalau ia makin menjahilinya.

Pria Surai kelam itu mulai menurunkan tangannya ke arah meja, lebih tepatnya meraih teh yang hampir dingin, ia harus pergi karena keperluannya menemui Athy hanya menyingkirkan hama putih yang mengganggu pengelihatan nya saja,

Tadi itu, benar-benar keberuntungan, ia hanya ingin tau apa yang tengah Athy lakukan meski akhirnya ia mendapati ada hama yang ia benci bersama nya.

WMMAP -one shoot- [ UNLOCK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang