A three shoot!!

2.2K 124 71
                                    

WARNING!!!

warning apa Albas?

Iya, gatau, cuma mau ngetik warning aja..

Maapkeun, mungkin ada beberapa Yang akan ternistakan di bawah sini.
.

.

.

Angin malam mendesir,menembus sisi jendela dan memicu tirai tipis di kamar Athanasia mengibas ringan.
Apa yang gadis itu pikirkan? Ia bahkan tak pernah merasakan ini sebelumnya selain ketika Izekiel menyilakkan ujung rambutnya ke belakang telinga.

Mungkin yang selama ini ia tau, Lucas hanya memberikan Athanasia apa yang ia butuhkan sebagai seorang putri dan teman.

Ia tak tau ini, tapi rasanya tadi itu menggerakkan sedikit dari perasaannya, benar juga.
Kalau demam mengerikan ini sudah reda, ia akan pergi meminta penjelasan.

Siur angin bergeming, menyisir serat selimut tebal Athanasia di ranjangnya.
Gadis itu menggigil kedinginan, apa malam memang sedingin itu? Ini bukan musim dingin.

Sebelum pergi, Lily sempat memberinya susu hangat dan meminta Athanasia untuk meminumnya, sekilas ia mengingat itu, Athanasia mengetuk jidatnya lupa.

Dia belum meminumnya, semoga saja masih hangat.

Langkah kaki Athanasia menapak lantai dengan karpet motif di bawah ranjangnya, mata sayu nya menatap gelapnya kamar ketika Lily sudah pergi seperti biasanya.
Ini tak jauh berbeda, ketika ia sendiri menjauh dari kerajaan.

Hanya karena haus dan badannya yang menggigil Athanasia harus kuat untuk melangkah mendekat ke meja tempat susu dan obatnya diletakkan, ini hanya berjarak kurang lebih 5 kaki dari ranjangnya.

"Akh!"

Tentu saja, bagaimanapun juga, orang sakit tetaplah sakit, iris kristal nya merasa kan guncangan keras di urat kepalanya sejenak setelah bangkit dari ranjang,

Athanasia hampir roboh, tangannya berpegang pada ranjang tebal disampingnya, berusaha tak jatuh lebih buruk lagi, mungkin dari sini ia bisa tau rasa sakit Claude tiap malam ketika ia dan Diana datang ke mimpinya.

Tapi ini mungkin lebih buruk lagi!

*Kok berasa kaya drama ini*osiar..🙁

Salah satu tangan nya yang menggenggam erat ranjangnya meremas kuat apa yang di genggamnya, ini mungkin memang lebih sulit dari yang di pikirkannya.

"Kupikir kau tak butuh bantuan."

Suara angin menusuk telinga, tepat setelah suara, udara nya benar-benar terasa seperti tombak di kulit terbukanya karena baju tidur yang tanpa lengan.

Jendela terbuka tanpa suara, menyisakan bayang bayang tinggi di balik gorden putih yang berkibar ringan.

Oh, ini bukan saat yang tepat ketika ia muncul di tengah pose Athanasia yang terlihat seperti perempuan tua sakit encok.
Sorot mata merahnya menembus di balik warna putih terawang menyibakkan celah diantara dua potong kain besar yang menghalangi jalannya mendekat ke putri.

"Apa yang kau lakukan? Kau tak pernah kemari sejak kembali dari pohon dunia."

Mata kristal itu mendadak menyipitkan rasa kesal karena kedatangan nya yang tak tepat, pusing dan berat kepalanya tak lagi terasa ketika kesal menghampiri nya.

Lucas mengangkat bahu, pria dengan Surai panjang itu mendekat.

"Berkunjung, seperti dulu, kau tak senang?"

Athanasia menegakkan kakinya berusaha duduk kembali di ranjang, sedang rona merah menyulam di sisi merah wajahnya, ia teringat kejadian siang tadi.
Astaga apa yang ia pikirkan?! Lucas bahkan terlihat seolah tak pernah terjadi apa-apa tadi!!

WMMAP -one shoot- [ UNLOCK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang