Bab 1

29 3 2
                                    

Sudah sepuluh menit sejak alarm gadis itu berbunyi, namun gadis itu tak kunjung bangun dari ranjangnya. Bukan tanpa sebab dia begitu, semua ini dia lakukan karena rencana gila kedua orang tuanya hari ini.

"Cherry ... kenapa kamu enggak bangun-bangun? Dia sudah datang, lho. Cepat bersiap-siap dan turun menemui mereka." Mamanya berseru dari luar kamar Cherry.

Sebenarnya, Cherry sejak tadi sudah bangun, namun tak kunjung bangkit dari ranjangnya. Bukan karena apa, namun pernahkah kalian berpikir tentang 'perjodohan' di jaman sekarang ini? Ah, bukan perjodohan. Terlalu menjijikkan kata itu. Sebut saja orang tua Cherry sengaja ingin mendekatkan putri semata wayangnya dengan putra sahabat karibnya sejak kecil.

Yang benar saja, bisa gila Cherry lama-lama. Hei, bahkan dia belum terpikirkan dengan yang namanya pacaran. Menghalu lebih bahagia daripada menjalaninya nyata. Mana bisa dia tiba-tiba disuruh dekat dengan pria yang bahkan tidak pernah ditemuinya? Ah, ralat. Sudah pernah ditemuinya. Ya, kemarin ketika Papanya tiba-tiba mengajak dirinya makan malam bersama.

Bukan tipe dia sama sekali. Yang diidamkan Cherry, kan, yang tingginya melebihi Cherry bahkan kalau bisa Cherry hanya setinggi dada pria yang diinginkannya itu. Katakanlah berlebihan karena kebanyakan nonton drama korea, namun ini adalah caranya agar tak mudah tertarik dan jatuh pada laki-laki manapun. Karena setiap dia melirik laki-laki manapun, dia akan selalu ingat prinsipnya tersebut dan lama-lama akan lupa.

Lagipula, bisa malu Cherry kalau berita ini tersebar sampai ke kelima sahabatnya. Ah, jangan sampai!

Pokoknya hari ini, Cherry harus kabur. Ya, dia harus kabur. Tidak mau tahu bagaimana nanti respon kedua orang tuanya serta cowok itu. Biar saja cowok itu menunggu di bawah sampai lumutan, Cherry tidak akan datang. Dia harus mencari cara agar bisa kabur dan pergi sekolah sendiri. Tapi, bagaimana caranya sedangkan kamarnya berada di lantai dua?

Bukan Cherry namanya kalau kehabisan ide. Dia mengendap-endap turun ke bawah dan berusaha sebisa mungkin agar cowok itu tidak melihat. Dia menuju gudang, lalu mengambil tangga lipatnya dan ia hubungkan dengan jendelanya yang sengaja ia buka. Lalu dia naik dan masuk kamarnya lewat jendela, buru-buru mandi dan berganti pakaian serta mengepang rambutnya menjadi dua bagian. Kebetulan rambutnya pendek, jadi tak membutuhkan waktu lama. Dia mengambil tasnya, lalu buru-buru turun lewat jendela menggunakan tangga lipatnya.

Akhirnya, dia sampai di bawah. Dia menghela napas lega. Kembali melipat tangganya dan ingin mengembalikan ke gudang.

"Huh, akhirnya. Rasain tuh cowok, sampai kakek nenek juga gue gak bakal nyamperin dia disana!" Cherry tertawa.

Dia ingin berbalik menuju gudang, namun matanya melebar ketika melihat sesosok yang berada di depannya bersender di motor dilan khas 90-an. Cherry terkesiap, tangga yang dia pegang bahkan hampir jatuh mendarat ke kakinya, sebelum Cherry menjauh dan berteriak kecil.

"Raka," sapa Cherry meringis pasrah.

"Lo mau kabur?" Raka masih diam di tempatnya, dengan jas hitam almamater sekolahnya yang masih tersampir di atas motornya.

Cherry kembali terkesiap. Dia tertawa kencang yang dibuat-buat, "Eng ... enggaklah! Enggak, kok. Beneran. Tadi gue tuh ya cuma ngetes tangganya karena kemarin sempat rusak nah jadinya tadi gue coba eh bisa dong hahaha lucu banget gak sih," Cherry menyerocos tanpa jeda. Tidak tahu harus bereaksi bagaimana.

Raka tersenyum tipis. Tidak tahu saja Cherry, jika waktu dia mengendap-endap di tangga tadi Raka pura-pura tidak melihatnya. Raka sudah menduga sejak tadi.

Cherry berdehem dua kali. Dia melupakan satu fakta bahwa Raka adalah seniornya di sekolah. Bisa mati dia jika warga Blue Moon High School hingga tahu kabar ini. Blue Moon High School adalah SMA swasta modern di daerah ini.

Crush PreciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang