PANTAI UTARA

811 17 4
                                    

Perjalanan adalah..

hak semua manusia yang tak pernah berhenti melangkah..

untuk sebuah alasan,

Lahir dan dibesarkan di daerah pesisir pantai utara pulau jawa, membuat Re tumbuh dengan karakter yang kuat. Di tambah konflik keluarga dan kematian orangtua membuka jalan untuk bisa tegas menatap dunia. Tanah ini telah membuat gadis kecil manja menjadi keras. Menjalani hidup dengan penuh percaya diri meski dalam keterbatasan. Jika banyak orang mengeluh karena makan hanya dengan tahu dan tempe, bersyukurlah. Karena Re bahkan pernah makan hanya dengan nasi sisa dan minyak jelanta. Tapi keadaan tidak menyurutkan semangat Re untuk menumbuhkan mimpi dan harapan.

Setiap hari, Re selalu tersenyum menatap langit-langit kamar sambil menyusun rencana demi rencana. Rencana yang kerap kali menjadi bahan tertawaan dan cemoohan. Namun Re hanya menanggapinya dengan balik tertawa. Baginya mimpi adalah hak semua manusia, bahkan kepada yang hidup miskin dan terlantar, hidup catat dan terbuang, mimpi boleh tetap ada untuk siapa saja dan di mana saja tak terkecuali. Jika semua makhluk di muka bumi ini tumbuh dan hidup dalam bingkai rasa pesimis, mungkin tidak akan pernah ada Barrack Obama atau Jack Ma, yang ada mungkin hanya ratu Elisabet dan keturunannya. Sisanya? mati menderita.

Semua orang terlahir bersama dengan sisi optimisnya, hanya saja ada mereka yang memeliharanya dan ada pula yang membunuhnya. Ada yang ingin dan mensupport, adapula yang ingin tapi menjatuhkan. Seperti balon, hanya sepersekian persen orang yang akan turut bahagia dengan kebahagiaan oranglain, sisanya adalah mereka-mereka yang hobi menyimpan jarum untuk meletuskan balon-balon yang telah besar dan terkembang.

"Mau kemana Re?" tanya orang.

"Mau ke pasar, sekarang jaga kios di pasar. Lumayan sambil nunggu kelulusan." Jawab Re.

"Lulus SMK koq kerja di kios pasar, mahal-mahal sekolah buat apa. Makae ora usah ngimpi kuliah mun ora ndue duit mending kerja sing adoh mbeh olih akeh duit" balas orang itu dengan sinis.

Ucapan yang pada mulanya mengganggu tidur Re, bahkan sempat membuatnya berfikir untuk berhenti bermimpi dan menyerah begitu saja pada keadaan. Tapi terik matahari pagi selalu memberi Re semangat baru, Re percaya Tuhan selalu ada untuknya, selalu mendengar doa-doanya. Re menolak dengan tegas jika harus menyerah pada ocehan manusia, kita hidup bukan untuk memenuhi setiap keinginan netizen.

Setiap hari Re lalui dengan semangat yang menggebu, mengayuh sepeda berangkat pagi pulang sore demi rupiah. Duapuluhribu setiap hari hasil keringatnya sendiri membuat Re selalu belajar untuk bersyukur pada setiap keadaan. Tidak hanya itu, Re juga pernah menjadi buruh petasan. Mengisi petasan pada plastik-plastik yang kemudian akan berakhir di tangan anak-anak setiap kali Ramadhan. Semuanya dijalani dengan ceria tanpa rasa malu. Bahkan Re sempat menjadi ART di rumah seorang pemilik hotel yang ada di kota mangga. Pemiliknya sempat bingung melihat Re "Kamu kan punya ijazah SMK kenapa gak kerja di tempat lain?" Re hanya menjawab dengan senyum seadanya.

Di tengah kelelahan malam hari, Re mendapat kabar bahwa dirinya diterima disebuah PTN di Jawa Barat. Dengan mengucap rasa syukur Re membagi kabar bahagia kepada keluarga. Namun jawaban keluarga membuat Re berkecil hati,

"Yu, aku diterima kuliah?" ucap Re pelan.

"Kuliah? Kuliah ning ndi Re? Sapa sing garep mayar kuliahmu?" jawab kakak Re dengan nada tinggi.

"Aku loh oleh beasiswa yu, ra kudu mayar." jawab Re meyakinkan.

"Gratis iku biaya kuliae, la kamu urip nang kotae wong kudu ngekos kudu mangan duite sing ndi." Jawab kakak Re dengan ketus.

BATASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang