Bagian 1: Siraman Rohani

2.3K 312 149
                                    

Islamic Boarding School (IBS) Series
Judul: FANA (Ketika Dunia Menjadi Tipu Daya)
Penulis: Wahyudi Pratama yudiiipratama
Genre: Spiritual
Ditulis: Sulawesi Selatan, 7 Juni 2020

PERHATIAN!!!Sebelumnya jangan lupa follow dan tag @shohibul_qolbi dan @yudiiipratama di instagram jika kalian share apa pun tentang cerita ini🙏🏻❤️•••[Cerita ini dilindungi undang-undang akhirat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PERHATIAN!!!
Sebelumnya jangan lupa follow dan tag @shohibul_qolbi dan @yudiiipratama di instagram jika kalian share apa pun tentang cerita ini🙏🏻❤️



[Cerita ini dilindungi undang-undang akhirat. Jika melakukan plagiat, akan dicatat oleh malaikat]

"Alqur'an tercipta sebagai sumber ilmu pengetahuan, sebagai pedoman bagi seluruh umat islam. Oleh karena itu cintailah al-qur'an, maka niscaya Allah tak hanya memberimu pengetahuan, tapi juga segala kunci kehidupan."
🍃🍃🍃

Ratusan santri Darul Akhyar berbondong-bondong menuju lapangan upacara pagi itu lengkap berseragam sekolah dengan peci juga buku saku. Serta ada beberapa santri yang membawa buku pedoman bersampul kuning bertuliskan Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat buah karya Martin Van Bruinessen oleh kata pengantarnya langsung dari Kyai Haji Abdurrahman Wahid—tokoh agama juga mantan presiden keempat Indonesia. Tak semua santri memiliki buku tersebut lantaran harga buku tergolong mahal, kebanyakan dimiliki oleh anak santri konglomerat dan beberapa meminjamnya di perpustakaan. Namun tetap saja tidak mencukupi untuk jumlah santri baru yang membludak tiap tahunnya.

Di tengah lapang sudah ada Kyai Akhyar Mabruri yang berdiri di atas mimbar, menunggu semua santrinya termasuk santriwati lengkap oleh karena ada pengumuman penting yang akan disampaikan Kyai Akhyar selaku pendiri ponpes Darul Akhyar sejak tahun sembilan puluh silam.

Pesantren yang tidak hanya digandrungi seantero Jawa Tengah ini sudah mencetak berbagai hafidz juga hafidzah yang kini melanjutkan pendidikannya di timur tengah, negeri para nabi. Dengan semangat juang Kyai Akhyar tak kenal menyerah beliau membesarkan pondok dari nol hingga dikenal hampir seluruh pelosok negeri. Jadi tak heran jika berbagai santri berkumpul di sana dengan satu tujuan yang tak lagi asing bagi mereka, yakni menjadi sebaik-baik manusia yang bermanfaat untuk dunia dan akhiratnya, menyiapkan syurga untuk orang-orang terkasihnya; kepada ummu dan abah tercinta yang selalu menunggu kepulangannya di rumah.

Sebelum Kyai Akhyar memulai pidato pentingnya pagi itu, naskah sejumlah lima halaman yang akan dibacanya itu sudah siap terbuka lebar di depannya. Entah penyampaian penting apa yang secara mendadak akan disampaikan oleh Kyai hingga membuat para anggota geng Shohibul Qolbi—Khalik, Bayu, Syahrul, Bara, Arif, Imam—penasaran menatap ke arahnya.

Suasana masih begitu gaduh, ditambah dengan Khalik tak henti-hentinya berteriak dari pojok kanan lapangan memanggil lantang nama Bara yang ada di barisan asatidz. Ia sudah seperti orang yang kurang kerjaan. Bayu yang ada di sebelahnya hanya diam terpaku melihat tingkah tak jelas Khalik itu karena sudah terbiasa.

Sedangkan Syahrul seperti biasanya, ia terus saja berusaha menutup mulut remaja yang selalu membuat heboh sekitar, bahkan kerap kali mencuri perhatian para santriwati yang berjejeran di sebelah kiri lapangan tersebut.

FANA [TERBIT]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang