Bagian 5 : Semakin Mengenal

448 21 0
                                    

Aku menghirup udara pagi dikota yang sekarang kutinggali ini, masih cukup terasa sejuk walaupun dimana-mana kemacetan selalu ada, apalagi di hari kerja untung saja sekolah ku cukup dekat, hari ini aku tidak diantar dengan Papa melainkan aku menggunakan motor, karena aku sudah cukup hafal dengan jalan ke sekolah baruku ini.

Lima menit kemudian, aku sampai di sekolah, jam masih menunjukkan pukul 06.30 yang menurutku masih terlalu pagi, dan masih tak terlalu banyak terlihat beberapa siswa yang lalu lalang masuk ke gerbang sekolah. Setelah memarkirkan motor, aku pun segera ke kelas.

Sudah hampir satu tahun aku sekolah disini, baru terasa semakin lama semakin aku mengenal teman-temanku, dan semakin tak banyak semangat aku belajar dikelas ini, ya aku tidak suka dengan teman sekelasku ini walaupun tidak seluruhnya aku tak suka untung saja masih ada mereka berdua Arfina dan Malifajria yang cukup sama sifatnya seperti diriku.

Aku sudah cukup terbiasa dengan mereka, Arfi dan Mali sapaan akrab ku dengan mereka, Mali mempunyai ciri khas yang ceplas-ceplos dan sering terpancing emosi walaupun yang bisa mengendalikannya dan suka menjadi penengah, dan Arfi yang mempunyai suara yang lembut dan suka menasehati orang serta ramah dengan orang-orang.

Kami bertiga sering bersama, namun kami normal kok. Meski terkadang abstrak, dulu awal masuk disini, semua seakan baik saja. Bahkan sangat ramah,kadang belajar bersama, bercanda,ngobrol, dan lainnya. Tetapi, lama kelamaan, aku merasa ada trasa yang dimanfaatkan dan mulai ada persaingan bahkan tidak sehat.

Mereka mencotek, walaupun aku masih toleransi menyotek PR tapi terkadang juga saat ulangan mereka juga iya, bahkan membuat catatan kecil, ini yang aku tidak suka dan tidak toleransi lagi.

Maka dari itu, perlahan-lahan aku menjauhi mereka. Aku teringat dengan kata-kata Arfina yang harus terbiasa dengan keadaan kelas, akhirnya aku memutuskan untuk tak terlalu mengambil pusing tentang masalah yang ada dikelas ini.

"Eh, guys kita jadi mau belajar bareng? seminggu lagi ujian kenaikan kelas lo" Tanya ulang Arfina
" jadi dong, kali ini dirumah gue aja ya" ucapku.
"oke deh"

Aku memang sudah cukup terbiasa dengan pengucapan kata lo,gue. Apalagi dengan mereka berdua, sangat tidak canggung lagi.

KISAH SEKOLAH DAN PERSAHABATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang