Suara langkahan semakin cepat, membua sosok bertopeng mengerutkan dahinya. Ia membetulkan posisinya dan mengarahkan pistol kearah pintu.
Tepat pintu terbuka ia pun menembakan pistol itu. Tumbanglah seorang pria bertopeng, perlahan ia mendekati sosok itu dan membuka topengnya. Ia pun berseringai menatap pria itu datar.
"Lancangnya kau!" Ucapnya sinis.
"Y-ya" gugup pria itu lemah.
"Oh... oh..., masi bisa menjawab ternyata,"
"Ya A.H karena saya punya mulut," ucap pria itu lancang.
"Jika mulutmu ku sobek... apa kau masih bisa menjawab?" Tanya A.H. Ia pun mengambil belati yang ada dibalik jaketnya.
"Kau!" Bentak Pria itu.
A.H menghiraukan suara pria itu yang semakin meninggi. Ia malah berseringai sambil memaikan belati yang ia pegang. Goresan demi goresan ia coretkan dibibir pria itu. Suara ringisan menggema di ruangan itu.
"Argg..."
"Hahaha..., bagai mana?"
"Argg... he-hen-tikan,"
A.H berseringai ia menatap pria itu datar dan pergi begitu saja meninggalkan pria itu. Langit malam beserta bintang-bintang yang menghiasi angkasa, senyuman terukir dibibir A.H. Ia terus melangkah menuju mobilnya dan sampai dimobilnya ia langsung mengendarai mobilnya menuju rumah.
🍭🍭🍭🍭
Pagi yang cerang dan seorang gadis tengah tertidur pulas dikasur Qing size. Tak lama pintu terbuka dan tampaklah wanita paruh baya yang langsung membuka gorden jendela, wanita itu pun perlahan membangun kan gadis yang masih tertidur pulas itu.
"Ola bangun nak," ucap Wanita paruh baya itu menetup-nepuk pantan Olan.
"Ngerr...,"
"Sayang ayo bangun," ucap wanita itu lagi.
"Iya mih...," balas Olan setengah sadar.
"Bagus! Mamih tunggu dibawah. Jangan tidur lagi nanti telat," ucap Kiya mami Olan
"Iya" sahut Olan.
Ia pun berjalan menuju kamar mandi dan mulai melaksanakan rutinitas mandinya. Lima belas menit ia mandi, akhirnya ia selesai dan keluar kamar mandi dengan seragam sekolah yang melekat ditubuhnya.
Olan pun berjalan kecermin melihat tampilanya. Ia pun memberi sedikit bedak bayi kewajahnya dan menyisir lambutnya. Setelah merasa rapih ia pergi begitu saja dan berjalan kelantai utama.
"Pagi Mih pih," sapanya mencium satu persatu pipi orang tuanya.
"Pagi juga sayang," balas mereka kompak.
"Mih pih Ola langsung berangkat aja ya, dah telat nih..." ucap Olan, setelah sang bibi beres memakaikannya sepatu.
"Iya sayang hati-hati," saut kiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misterius
ActionMenakutkan? penyelamat? Mereka bingung siapa dia sosok yang ditakuti tapi penyelamat misterius. Tidak ada yang tahu siapa dia, bahkan Detektif hebat tidak bisa membongkar identitas asli sosok misterius itu. Siapa kah dia?