ニ番

148 18 7
                                    


“Pih, jam segini Daichan udah bobo belum ya?”

Kei melirik jam dinding. Panahnya sudah menunjuk di angka 2 tapi mata Kei belum terlelap juga sampai sekarang.

“Bobo deh mih, Daichan juga pasti dah tidur.”

Kota membalikkan tubuh istrinya dan mendekap lembut, tangannya ia tepuk-tepukan di kepala Kei.

“Tapi Daichan bobo nya nyenyak gak ya? baru kali ini dia jauh ama kita."

“Percaya ama anak kita, Daichan pasti baik-baik aja.”

Kei sedikit tenang meski hatinya masih khawatir.

∴Pretender∴

“Gawat! jam berapa ini?!"

Daiki terperanjat dan meraih hp, jam pertama kuliah dimulai setengah jam lagi.

“Arggh kenapa hari ini malah kesiangan! mana ada kuis lagi, biasa dibangunin mamih sih!" Ia bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap.

Jarak kost menuju kampus sebenarnya terbilang cukup dekat, tapi karena ia sudah kesiangan makanya memilih menaiki bis.

Daiki terus berlari menuju halte dan langsung naik karena bertepatan dengan tibanya bis. Saat akan membayar, lagi-lagi uangnya tak ada.

‘Jangan nambah masalah deh! aku udah kesiangan!'

“Ini untuk 2 orang ya pak.”

Bapak bis mengangguk, Daiki melongo. Ia dikejutkan lagi dengan suara laki-laki di belakangnya. Yuya dengan santai membayar lalu duduk di kursi kosong.

“Kenapa kakak---”

“Lu mau diusir pak supir dan gak jadi ngampus? jangan banyak bacot deh."

Yuya mengeluarkan headset dan memasangnya, tak menghiraukan rasa terkejutnya Daiki.

“Duduk, jangan bengong.” lanjut Yuya.

Daiki menurut, ia menunduk dan tak berani menatap Yuya. “Maaf ya kak ngerepotin lagi, ntar aku ganti deh, janji.”

Yuya tak menjawab, entah memang tak terdengar atau sengaja mengabaikan. Daiki juga mencari kesibukan dengan membaca-baca bukunya sembari menunggu bis tiba di kampus.

∴Pretender∴

“Kenapa aku sebego ini, mana belum makan apa-apa dan gak bawa dompet. Tubuh dah lemes tapi dipaksa jalan kaki, kalo mamih tau pasti dia bakal khawatir banget.”

Daiki memilih langsung pulang saat pembelajaran selesai, ajakan temannya untuk pergi makan-makan dulu pun ditolak. Toh gimana kan, dia gak bawa uang sama sekali.

“Besok-besok jangan ceroboh lagi! harus tepatin janji ke mamih, harus mandiri, jan nyusahin mulu! jangan bego Daiki!" rutuknya sembari mengetuk-ngetuk telunjuk ke dahinya.

“Iya jan bego, lu tuh jauh dari ortu, ubah sifatnya.”

“KAK YUYA!” Pekik Daiki

Entah yang keberapa kali dirinya kembali dikagetkan, lagi-lagi Yuya ada dibelakang Daiki.

“Kakak ini setan atau apasih?! kok tiba-tiba ada mulu?!”

“Eish~ itu cakap dijaga neng, seganteng ini disebut setan?"

“Habis kakak selalu tiba-tiba ada!”

“Kebetulan gue baru pulang kerja trus liatin lu jalan dan ngomong sendiri kek orang gila."

“Aku gak gila!" Daiki cemberut.

Yuya tak menghiraukan lalu keduanya jalan bersama, Yuya menarik tangan Daiki agar berbelok saat akan menyebrang. Ia mengajaknya ke suatu tempat.

“Nggak usah banyak tanya, kita mampir dulu kesana buat makan. Gue yang bayarin.”

‘I-iya tapi tangan aku nya loh kak.'

Yuya memilih tempat yang agak pojok, ia tidak suka memilih tempat yang banyak dilalui orang-orang.

“Gue tau lu kelaperan, gak bawa duit mana belum sarapan kan?"

“Kakak tau dari mana?"

“Muka lu lah, kek orang susah yang gak nemu makan seminggu. Udah pilih aja, gue yang bayar.”

Yuya sibuk membulak-balikkan menu sedangkan Daiki hanya diam dan menunduk.

“Gausah jaim gitu, cepet pilih.”

Daiki menghela nafas panjang. “Yaudah ntar aku ganti uangnya, kali ini kakak harus nerima!”

Daiki ikut membulak-balik menu, ia juga memilih makanan yang akan dipesan.

“Daiki.”

“Hmm?” Daiki berdehem tanpa melihat Yuya.

“Daichan.”

“Apa---” kini Daiki menatap Yuya.

Chup!

“Lu gausah ganti uangnya, lu udah bayar barusan.” Yuya kembali duduk setelah mendaratkan bibirnya pada bibir Daiki.

Yuya kembali bersikap biasa saja sedangkan Daiki mematung. Barusan, barusan Yuya melakukan apa?!

‘First kissku?’

Bersambung...

∴Pretender∴

Aku apdetnya random aja lah ya, biar surprise wkwk

2020年6月6日

PretenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang