ACT 3

64 2 0
                                    

Pukul lima sore di kedai kopi Komet Halley, ada Rana yang masih pakai seragam duduk di meja nomor delapan sibuk berkutat dengan dua hal. Pertama, laporan praktikumnya tentang kodok. Kedua, pikirannya soal lelaki asing yang selalu duduk di meja ini.

Pukul lima lewat empat puluh delapan menit, Rana memutuskan untuk membereskan kertas-kertas laporan, alat tulis, dan buku cetak Biologi dari atas meja nomor delapan. Zara sudah beberapa kali bolak-balik ke meja Rana untuk mengingatkan kalau shift-nya hampir berakhir dan giliran shift Rana dimulai.

Rana sedang menyampirkan tas ranselnya ke pundak saat matanya berjibaku dengan mata coklat muda milik seseorang yang ia kenal.

"Hai!" sapa Rana terlalu bersemangat. Ia yakin seratus persen kalau lelaki yang sedang menatapnya bingung itu pasti menganggapnya freak. Namun, hal yang cukup membuat Rana lega terjadi. Alih-alih bersikap menyebalkan, lelaki itu malah melemparkan senyum ke arah Rana sebelum menempati meja nomor delapan. Spot favoritnya di Komet Halley.

Rana ingin sekali kembali duduk di meja nomor delapan supaya bisa bercengkrama dengan laki-laki misterius yang selalu datang di antara pukul lima sampai pukul enam sore itu lebih lama. Sayang, Zara keburu datang dengan muka jutek dengan seragam Komet Halley yang sudah berganti dengan baju biasa.

"Rana! Buruan!" seru Zara sebelum menghilang begitu saja di balik pintu kedai Komet Halley.

Selama shift-nya, Rana hanya bisa memandang sesekali ke meja nomor delapan, tempat laki-laki itu duduk termenung menikmati pemandangan di balik jendela kaca seperti biasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beautiful StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang