Bagian 01

62 16 2
                                    


Selamat membaca✨

"Jadi gimana Nisa keputusanmu?"

Suara berat milik Papa nya membuyarkan lamunan nya. Beberapa hari yang lalu Annisa mendengar pertanyaan, oh tidak lebih tepat nya pernyataan yang harus ia turuti.

'Kenapa Papa ingat si?' batin nya

"Papa sama Mama sudah sepakat akan menjodohkan kamu dengan anak sahabat papa. Abangmu juga sangat setuju dengan hal ini"

'hei apa apaan ini, aku masih kelas dua belas masa iya mau nikah' batin nya lagi

"Nisa gak bisa pa. Nisa mau belajar dulu yang pinter biar bisa nyenengin Papa sama Mama. Abang aja yang nikah duluan, aku ntar aja ya? ya?" mohon Annisa dengan memelas berharap papanya akan berbelas kasih, namun nyatanya takdir sedang tidak berpihak dengannya

"Nyenengin bagaimana yang kamu maksud? yang sering keluar masuk ruang bk gitu iya? Lagi pula abangmu lagi kuliah diSurabaya dan dia bisa mencari sendiri pasangan hidupnya"

Memang bukan hal asing lagi bagi Annisa keluar masuk bk, dia memang terkenal murid yang bandel dan sering bertengkar dengan teman seangkatan, tak jarang juga dengan adik kelas nya. Meskipun dia perempuan, tapi tidak ada jiwa perempuan dalam dirinya. Dia sangat tomboy dan angkuh ketika disekolah

Oh iya Tentang kakak laki-lakinya Annisa hampir melupakannya, karna sudah 6 bulan kakaknya tinggal disurabaya untuk menempuh pendidikan kuliah. Disana kakak nya tinggal bersama kakek neneknya, jika di ingat ingat ia sedikit rindu dengan kakaknya yang nyebelin itu. Ingat ya cuma sedikit, gak banyak. Oke, lupakan dulu tentang itu

Sekarang Annisa tidak habis pikir dengan kedua orang tua nya, sebenernya apa yang ada dipikiran mereka sampai harus repot repot menikahkan dirinya secepat ini. Ia juga tidak mengenal siapa pria yang akan menikah dengannya, apakah dia tampan? atau dia pria tua? Membayangkan nya saja Annisa bergidik ngeri

"Nisa gak mau pa, Nisa masih pengen bebas dan Nisa gak mau hidup terkekang karna punya suami. Ah udah lah Nisa berangkat aja"
Annisa berdiri sambil cemberut
Lalu menghampiri kedua orang tuanya untuk mencium tangan dan pipi mereka

"Waalaikumsalam" teriak papa mengingatkan anaknya untuk salam saat ia tepat diambang pintu

"Iya iya, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

----------•••-----------

2 hari yang lalu

Annisa menundukkan kepala saat Papa memarahinya
"Surat apa ini Nisa?! Kenapa kamu bikin masalah lagi!" tanya papa nya dengan tegas

"Nisa khilaf pa, temen Nisa tuh yang mulai duluan"

"Kamu udah kelas dua belas nak, seharusnya kamu lebih rajin belajar bukan malah makin bandel seperti ini"
Mama nya selalu seperti ini, lemah lembut dan jarang sekali memarahi anaknya  bahkan tidak pernah.

"Maaf Ma" lirih Annisa

"Kalau kamu begini terus, Papa akan menikahkan kamu!! Mungkin dengan begini kamu bisa berubah"

Annisa melotot kaget mendengar ucapan papa nya
"Papa apa apaan si, kok ngancem nya pake nikah gini"

"Ini bukan sekedar ancaman, keputusan Papa sudah bulat"

"Bulatan mana sama tahu bulat pa?"

"Annisaaa!"

"Iya Pa iya" pasrah annisa

-----------•••------------

"Apa Papa sudah pikirkan dengan baik tentang pernikahan ini? Aku takut suami Annisa nantinya akan menyerah untuk membimbing Annisa" Tanya Anya

"Percaya sama papa ma, ini memang yang terbaik. Aku hanya ingin anak kita lebih dalam mengenal agama nya dan aku yakin calon suami annisa ini memang tepat untuk membimbing Annisa"
Tomo berusaha meyakinkan istrinya, karna Tomo sudah mengenal baik calon suami anak nya itu dan alhamdulillah dia setuju untuk menikahi anaknya

"Baiklah kalau memang itu keputusan papa, mama ikut aja jika itu buat kebaikan Annisa"

^•^

Bissmillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum teman teman
Selamat datang dalam cerita pertama ku
Maaf jika mungkin ceritanya membuat kalian bingung atau kata katanya kurang baik dan benar
Jika kalian memiliki saran / kritikan  dengan senang hati saya akan menerima
Jangan lupa beri vote juga ya untuk cerita ini
Terimakasih❤

Meraih Cinta AnnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang